Hai all reader.. ehem..setelah setahun melalang buana di dunia oranje ini akhirnya 1000 folower terkumpul. Sesuai nazar yang saya buat untuk diri sendiri yang akan mengupload salah satu cerita saya, dan foala . enjoy read n don't forget klick little star or coment..
***
Lilianne sudah dipindahkan di ruang rawat yang tidak terlalu besar dalam keadaan tidur karena efek obat bius yang diberikan dokter. Aku duduk disebelahnya menggenggam tangannya,aku menangis karena kondisinya saat ini. Mengenaskan... kakakku menjadi seperti ini hanya karena terlalu percaya dengan laki-laki. Dan terlalu mengagungkan yang namanya cinta. Aku merindukan Lilianne yang dulu,lilianne yang ceria. Dihadapanku hanya ada lilianne dengan lingkaran hitam di bawah matanya,dengan bekas air mata yang mengering dan tubuhnya yang kurus menjadi semakin kurus.
Aku tidak tidur hingga pagi tiba, sebelum aku berangkat sekolah Cherry datang. Wajahnya terlihat kelelahan dan sedikit pucat.
"Kau sehat?"
"Aku tidak apa-apa Emm,kau pergilah sekolah biar aku menjaganya." tepat saat aku membuka pintu lilianne sadar.
Aku menghampirinya memegang tangannya.
"Aku dimana Emm?"
"Kau dirumah sakit,saat di rumah kau berteiak kesakitan lalu cherry membawamu ke sini."
"Apa kata dokter" Aku terdiam dan melirik cherry,kami berbicara lewat pandangan mata.
"Apa yang kalian sembunyikan?"
"Tenanglah... Kau hanya mengalami ee.. kram perut benarkan Cher?"
"i..ii..ya benar" Semoga saja dia percaya.
Lilianne diam dan membalikkan badannya,kemudian kudengar isak tangisnya lagi. Tuhan..apa yang harus aku lakukan agar air mata itu tidak keluar lagi.
"Li...aku berangkat sekolah dulu kau akan dijaga cherry disini,nanti aku akan kemari lagi." tapi dia tidak menjawabnya.
"Tolong,jaga dia untukku." Cherry mengangguk dan tersenyum
Disekolah aku tidak konsentrasi,pikiran hanya tertuju pada Lilianne. Berulang kali aku kena marah oleh para guru tapi aku tidak perduli sedikitpun. Aku pulang kerumah untuk meletakan peralatan sekolah dan berganti baju. Saat di rumah aku menerima paket yang telah kupesan. Dan setelah semuanya selesai aku bisa ke rumah sakit. Aku bertemu dengan cherry di lorong rumah sakit.
"Dimana lilianne?"
"Ada di taman" obrolan kami terhenti saat para suster berlarian kearah taman.
Kami ikut berlari takut ada sesuatu yang buruk dengan lilianne. Sampe disana suster dan dokter sudah mengepung lilianne yang dalam keadaan pingsan. Salah satu dokter menceritakan bahwa lilianne mengamuk dan mengganggu pasien lain yang ada di taman itu. Mereka membawanya ke kamar dan meminta kami untuk menjaga emosi lilianne yang sedang labil. Tak lama dia tersadar,tidak melakukan apapun selain meringkuk dan menangi.
"Kau bohong..kau membohongiku."
"Lilianne ini aku emma."
"Aku pembunuh.. Membunuh anakku.." aku menutup mulutku darimana dia tahu kalau dia mengalami keguguran.
"Anakku..aku ingin anakku kembali."
Dia seperti tidak menyadari keberadaanku,karena dia terus menangis. Dia terus begitu hingga air matanya tidak mengalir lagi. Aku berusaha untuk mengajaknya bicara tapi dia tidak mau bicara,makananpun tidak dia sentuh. Dimataku Lilianne sudah seperti mayat hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cherrys~Book of Emma
RomanceCerita ini di post ulang karena satu dan lain hal. Dilarang menjiplak atau melipat gandakan dalam bentuk apapun tanpa seijin author.. Voment selalu ditunggu.. No Vote n comment no update Hug n kiss Yenny Hartanti