I. First Meeting

385 23 1
                                    

Hana menunggu di depan mobil di pelataran parkir mall itu sendiri karena adiknya, Jake, meninggalkan sepatu yang baru dibelinya di stand milkshake tadi. Hana tidak menyadari lelaki yang berjalan mendekat, dan semakin dekat, bahkan berhenti tepat di belakangnya hingga lelaki itu menyebut namanya. "Jennifer Hana Rosette" kata laki-laki misterius itu. Terkejut, Hana menjawab "ah, ya... ya tuan. Apa anda mengenalku?" "kau tak mengenalku. Ah tidak. Kau belum mengenalku, dan akan. Namun aku mengenalmu lebih daripada dirimu sendiri. Aku Stark." Jawab Stark, pria misterius itu. Sebelum sempat bereaksi, Jake menghampirinya, "Kakak. Sudah lama menunggu ya? Maaf aku harus mencari sepatuku lebih lama karena, ergh, aku lupa meletakkannya dimana, jadi aku sedikit terlambat. Ayo pulang" tanpa menghiraukan ocehan adiknya, Hana berseru "Jake! Kau lihat pria itu? Apa kau mengenalnya? Kenapa dia mengenalku? Tak hanya namaku, maksudku, dia bahkan mengetahui segalanya tentang diriku. Tidakkah aneh? Ap....." sambil membungkam mulut kakaknya dengan tangan, Jake menjawab dengan kesal, "hei, sis, kau itu kenapa? Laki-laki apa? Siapa? Kau mengigau, eh? Ah sudah kuduga, kau terlalu banyak memasak hingga meracau tak jelas. Sudahlah, ayo pulang!" tanpa mengatakan apapun, Hana masuk mengikuti Jake ke dalam mobilnya. Tak ada percakapan apapun selama perjalanan mereka pulang. Mereka sibuk dengan pikirannya sendiri.

Hana POV

Siapa dia? Aku yakin seratus persen aku dalam keadaan tidak mengigau ketika dia, ah... siapa namanya? Stark? Ya. Stark muncul dihadapanku. Ku akui dia cukup.... Ergh, tampan, tinggi, six packs, terlalu sempurna untuk ukuran manusia. oh tidak. Aku meracau. Mungkin benar apa yang dikatakan Jake soal aku terlalu banyak memasak. Tetapi apa hubungannya? Oke. Sudah. Cukup. Kembali ke Stark. Aku tidak mengenalnya. Bahkan tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya. Sama sekali. Meski begitu, sepertinya nama itu taka sing bagiku. Tapi dimana? Apa yang terjadi? Lalu bagaimana dia mengenalku? Ah, seandainya saja dia menjelaskan padaku lebih rinci. Tapi dia bilang aku akan mengenalnya bukan? Ah, Bukankah dia laki-laki yang tadi pagi mengusap lenganku dan pergi? Astaga.. tapi aku tak mau memikirkan hal yang tidak-tidak. Lebih baik aku fokus saat ini. Tapi.... Apa yang harus kulakukan? Ah sial.

Stark POV

Aku menemukannya. Sial. Dia lebih menarik dari apa yang aku bayangkan. Kekasihku. Takdirku. Separuh jiwaku. Tadi pagi untuk pertama kalinya aku nekad keluar. Ya, seharusnya aku tak keluar meskipun aku tak akan terbakar oleh sinar matahari dan sebagainya karena, aku salah satu bagian dari mereka. Makhluk immortal. Kekal. Oke, tak kekal karena kami bisa mati kapan saja, ketika pemimpin kami menginginkannya atau karena kami berbuat kesalahan fatal dan pemimpin mereka saat ini adalah ayahku. King Alfred. Beberapa minggu yang lalu aku menemukan buku menarik ketika aku mengunjungi perpustakaan. Sebuah buku tentang takdirku.

Aku tak tahu mengapa aku begitu istimewa sebelumnya sampai aku membaca buku berjudul "THE READER" dengan ukiran apik mengelilingi tulisannya. The Reader adalah pembaca sekaligus pengendali pikiran yang hanya ada satu dari seratus vampire di dunia. Kubaca salah satu halamannya tentang jenis spesial dari The Reader yang tak hanya pembaca dan pengendali pikiran, namun juga ahli pedang yang hanya ada satu dari sepuluh ribu vampire di dunia, dan itu aku. Itulah mengapa setiap orang memandangku special dan memang kuakui keren, sampai aku membaca bagian yang membuatku—pertama kalinya merasa—ngeri. Tentang pasanganku. Buku itu mengatakan bahwa pasanganku akan membuatku terbunuh atau terselamatkan. Dan yang lebih mencengangkan dia bukan makhluk immortal melainkan mortal. Dia.... Manusia.

Itu sebabnya aku keluyuran tadi pagi berharap menemukannya, atau setidaknya petunjuk mengenai hal itu. Buku itu mengatakan bahwa aku hanya perlu mendengarkan isi hatiku dan mengikutinya. Sungguh, aku tak mengerti dan tak tahu bagaimana cara menemukan seorang gadis yang akan memenuhi takdirku diantara ribuan gadis di dunia ini. Aku telah menyusuri banyak jalan yang seperti tak ada habisnya dan belum menemukan apapun terkait kekasihku hingga tiba-tiba jantungku berdetak tak karuan. Rasanya seperti akan copot, janjungku berdetak lebih cepat dan semakin cepat ketika seorang gadis yang tampak menyenangkan berjalan mendekat dan semakin mendekat menyisakan sedikit jarak denganku. Gadis itu diam tak bergerak. Seakan tersihir, bibirku menyunggingkan senyuman ramah dengan tatapan penuh damba yang sebelumnya bahkan tak pernah kusadari. Tubuhku seakan ingin memeluknya namun yang bisa kulakukan hanyalah mengusap lengannya hingga sebelum bisa merespon, kulangkahkan kakiku menjauh dan membiarkannya larut dalam pemikirannya sendiri.

Sial. Efeknya sangat dahsyat. Seolah sedang berlari, aku menghela nafasku terengah-engah dan merasa kelelahan. Aku memegangi dadaku yang detaknya kian lama kian teratur seiring menjauhnya jarak diantara kami. Diluar nalar, aku merasa bahagia, hatiku membuncah seakan dia memang separuh jiwaku. Dia.... Milikku, gadisku, kekasihku, gadis yang selama ini aku nanti. Dia takdirku. Takdir yang akan membawaku pada kematian atau kejayaan. Entah mengapa rasanya ruang kosong nan hampa dalam hatiku seakan terisi penuh setelah aku bertemu dengannya. Saat itulah aku merasa yakin, dia milikku. Satu-satunya dan selamanya. Setelah aku menemukannya, aku harus memikirkan bagaimana caranya agar dia mau menerimaku, menerima takdirnya, yang bahkan tak pernah dia bayangkan akan terjadi. Namun bagaimana caranya? Sepertinya dia bukan wanita yang mudah jatuh cinta hanya dengan paras tampan dari seorang laki-laki. Aku harus menemukan caranya. Segera. Apa mungkin aku harus menyusup masuk kedunianya? Ya, kedengarannya menarik. Aku akan membuatnya jatuh cinta, sekaligus mencari tahu kepribadiannya.


semoga suka ya?

aku membutuhkan banyak kritik dan saran nih.

vote+comment ya?

makasih ^_^


p.s

di mulmed itu Stark, diperankan Alex Pettyfer.

Kece kannnnnn????????

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang