(Still) Hana POV
Ah, hari ini aku saaaaaaaangat gembira. Stark, oh yaampun aku tidak bisa menjabarkannya. Dia begitu.... Sempurna, tanpa cela. Ketika di taman tadi awalnya aku ingin bertanya tentang sesuatu, namun aku tak bisa—lupa—teralihkan oleh sikapnya yang begitu lembut padaku. Orang-orang di kantor pasti memiliki otak terbalik, sehingga mengatakan Stark adalah batu. Ah, Stark begitu baik padaku. Kurasa aku menyukainya....
Aku bergumam dan tersenyum memerah sendirian ketika turun dari audi dan berjalan melangkah memasuki rumah. Ah... besok aku akan berkencan lagi dengannya. pakaian apa yang harus kukenakan? Bodoh. Besok kami bukan berkencan, hanya sekedar mencari apartemen yang cocok untukku. Tapi tetap saja aku harus tampil maksimal di depannya. Aku ingin membuatnya kagum dan terpesona olehku. Sepertinya ini pertama kalinya aku merasakan hal yang benar-benar konyol seperti ini. Ckckck...
"Hoi, kak!! Ngapain sih? Bengong aja daritadi.... Bagi mobil donk. Friday night nih" Suara cempreng—khas remaja—Jake mengagetkanku.
"Jake. Kau ini! Ini kuncinya. Jaga baik-baik. Awas jangan tergores, atau kuhajar kau" semburku cepat.
"Idih, kak. Udah mirip nenek sihir aja. Serem... lagian kakak aneh" Jake menatapku dengan tampang serius, seakan menyelidik.
"Apaan?? Kakak memang mau pindah besok. Mobilnya buat kamu saja, tapi jaga baik-baik. Awas kau!" Aku menyalak galak.
"Emang kakak mau pindah kemana? Kenapa buru-buru?"
"Tak apa. hanya saja aku berpikir sudah seharusnya aku keluar dari rumah ini dan mulai mengatur kehidupanku sendiri, tanpa bocah bertinggi hormone sepertimu. Haha. Lagipula ayah telah menyetujuinya" ucapku menjelaskan dengan singkat. Kurasa aku lelah. "baiklah, adikku sayaaaang, kakakmu ini sedang lelah, bersenang-senanglah. Hush hush"
"Dasar nenek lampir. Kau akan merindukanku bila kau sendirian. Kau pasti akan merindukan remaja berhormon tinggi ini. Hahahaha" Jake berseru sembari ia melangkahkan kakinya menjauh dariku menuju audiku. Ah, audiku. Aku akan sangat merindukanmu. Menyadari kakiku yang sepertinya ingin berendam di air hangat, aku bergegas menaiki tangga menuju kamarku.
***
Aku sedang mengeringkan rambutku ketika dad melongokkan kepalanya mengintipku. Itu adalah momen langka dimana seorang Mr. Rosette sedang mengintip, dan wajahnya, ya ampun, sangat sangat konyol. Tapi aku tak akan memberitahukannya mengenai itu tentunya.
"Dad? Ada apa? Mengapa tak masuk?" kutolehkan kepalaku menghadap dad-ku yang mirip... anak kecil (?)
"Tidak ada apa-apa sayang, hanya merindukan putri dad saja" dad mengatakannya sambil melangkah masuk kamarku.
"Dad, aku akan mencari apartemen besok. Bosku akan membantu mencari, jadi kau tak perlu khawatir" aku menghentikan kegiatanku mengeringkan rambut ketika mengucapkannya.
"Bosmu? Atasanmu? Pemilik Stark Enterprises? Membantumu mencari apartemen?" dad membelalakkan matanya terkejut ketika aku mengatakannya. Ada apa sih? Apa ada yang aneh?
"Ya, dad. Atasanku yang memang pemilik perusahaan tempatku bekerja. Ada apa dad?" aku mengerutkan keningku tanda bingung.
"Tidak, hanya saja... errr..."
Dad-ku tak melanjutkan perkataannya. Hanya menggantung begitu saja. Oh. Aku semakin bingung disini.
"Dad?" aku memanggil ayahku. Tak ada sahutan. Ya ampun.
"Dad??? Are you okay?" sekali lagi aku bertanya. Kali ini disertai lambaian tanganku di depan wajahnya. Baiklah. Aku sedikit kesal sekarang.
"What?" akhirnya dad menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
VampirMy first story seorang gadis yang akan merubah takdir calon pemimpin vampir. dua dunia. 18+ dewasa ya, dewasa