IV Unpredicted

342 13 0
                                    

Hana POV

Astaga, apa yang kulakukan? Bodoh sekali aku. Mengapa aku begini? Hana yang biasanya tidak akan diam dan melongo melihatnya, tak akan tertarik setampan apapun atasannya. Kontras sekali dengan Hana kali ini. Ia begitu bodoh, tak professional, dan errgh,, hilang kendali. Entahlah. Aku merasa aku telah mengenalnya dengan baik sebelumnya. Tapi kapan? Aku tak tahu. Kacau jika aku seperti ini terus-menerus. Jantungku... jantungku berdetak tak karuan. Tidak. Tidak. Aku tak boleh panic. Tak boleh teralihkan hanya karena ketampanannya. Bukan. Bukan ketampanannya yang membuatku linglung seperti ini, sesuatu yang lain. Sesuatu yang membuatku seolah terikat dengannya.

***

Author POV

Telepon di mejanya berdering namun tak diangkat oleh penghuninya. Satu deringan. Dua deringan. Hingga deringan ketiga Hana sadar segera mengangkatnya, "Ya, sekretaris CEO Stark Enterprises disini. Ada yang bisa saya bantu?" "........." "Ya sir. Saya akan segera keruangan anda. Baiklah. Iya" Rupanya yang menelepon tadi adalah Mr. Stark yang tak lain adalah atasan Hana sekaligus pemilik perusahaan ini.

Tak lama setelah meletakkan gagang telepon di mejanya, Hana bergegas menuju ruangan Mr. Stark dan mengetuknya. Setelah dipersilakan masuk oleh atasannya, dengan sopan dan tanpa basa-basi ia menanyakan maksud dipanggil dirinya ke dalam ruangan ini, "Selamat pagi sir, apa ada yang anda butuhkan dari saya?"

Mr. Stark Nampak sedikit berpikir sebelum menjawabnya, "ah ya, apa kau telah mengatur jadwalku hari ini? Apa saja yang haru kulakukan hari ini?"

yang ditanya Nampak sedikit terkejut tentu saja, karena ia baru saja tiba dan sibuk melamun hingga lupa membawa catatan, namun dengan sigap ia menjawab, "Ya sir, saya telah menyiapkannya. Jadwal anda hari ini bertemu dengan perwakilan dari Burton Inc. untuk membahas pembangunan cabang di afrika dan menghadiri rapat bulanan mengenai statistik perusahaan, menurun, meningkat dan sebagainya. Selebihnya anda hanya perlu stand-by disini."

Stark menyatukan jemarinya selagi mendengarkan penjelasan Hana, sekretaris barunya dengan penuh perhatian namun masih dapat menjaga kewibawaannya. Setelah penjelasan Hana selesai, ia tampak mengerti dan menyanderkan badan, "ah, baiklah. Jadi aku bisa pulang cepat hari ini? Kau bisa kembali ke mejamu." "Ah ya, tolong umumkan bahwa mulai hari ini aku akan bekerja setiap hari. Jadi jangan ada yang berani membolos ataupun menurunkan kualitas kerjanya. Mengerti?"

Hana melongo. Sejenak ia bergeming, hingga atasannya, Stark, mengagetkannya.

"Hana, hei, kau masih bersamaku? segeralah kembali ke mejamu".

Hana tampak tersentak kemudian menganggukkan kepala dan pergi.

***

Hana POV

Astaga. Apa yang terjadi padaku? Aku mengedip-kedipkan mataku dan menepuk pipiku, seakan hal itu bisa menyadarkanku akan hal nyata. Sepertinya wajah itu tak asing. Stark. Astaga, astaga, astaga. Lelaki itu, lelaki itu yang beberapa hari lalu mengklaim bahwa aku akan mengenalnya dengan baik. Ternyata dia bos ku? Sial. Aku tak tahu, laki-laki itu sempat hadir dalam mimpiku beberapa hari ini dan sekarang ia menjelma menjadi bosku? Bos yang selama ini hanya berkunjung sebulan sekali? Ini mengagetkanku. 

Lebih mengagetkan lagi, bahwa ia mengatakan bahwa mulai hari ini ia akan setiap hari mengunjungi perusahaan ini. Bekerja. SETIAP. HARI. Astaga. Mungkin bukan aku saja yang sangat terkejut, namun seisi kantor juga pasti akan terkejut. Yah, setidaknya aku tak akan banyak menganggur disini. Aku akan mengatur jadwal dan sebagainya untuk bosku. Setiap hari. Ahh... sebaiknya aku segera bertanya pada Luke kepada siapa aku harus mengumumkan berita ini. Ya...

***

Aku berdiri di depan lift sembari memikirkan hari ini. Pekerjaanku. Bosku—bosku yang tampan—TING. Lift berdenting segera aku masuk dan turun ke lantai tempat Luke berada. Setelah lift terbuka, kulongokkan kepalaku mencari siluetnya. Disana dia. Aku menghampirinya, dan menarik nafas dalam-dalam sebelum aku mengutarakan maksudku kesini

"Luke, aku tampaknya memiliki berita besar hari ini. Bos kita, Mr. Alfred, mengatakan bahwa ia akan mengunjungi kantor kita setiap hari. Mulai hari ini. Dan, karena ia akan disini setiap hari, ia tak mau karyawannya berleha-leha dan melakukan kesalahan sekecil apapun, karena menurutnya sekecil apapun kesalahan itu pasti akan berdampak pada perusahaan kita."

Aku Nampak terkejut oleh perkataanku. Sepertinya Stark tidak mengatakan hal itu, tapi aku tau yang dimaksud olehnya begitu. Astaga. Sebelum aku dapat mencerna perkataanku sendiri, Luke menyela

"Wow, Hana, ini berita yang SANGAT menggemparkan. Aku tak pernah menyangka, bos kita akan melakukan hal seperti ini. Aku akan mengumumkan pada karyawan lainnya tentang hal ini, sesuai dengan perkataanmu." Luke menampakkan ekspresi terkejut, kemudian merubahnya cepat menjadi bingung.

"Ergh, Hana? Apa kau yakin, bos kita mengatakan hal itu, persis seperti yang kau katakan?" ia mengatakan hal itu sembari mengerutkan alisnya menyatu.

"ya, ah, kurang lebih seperti itu. Ada apa Luke?" aku Nampak sedikit bingung disini.

"ah, tidak. Hanya saja selama ini Mr. Alfred tidak pernah berbicara sebanyak ini. Ini merupakan hal baru." Katanya sambil menyatukan tangannya, menopang dagu pada tangannya.

"ya, mungkin ia sedang merasa senang hari ini sehingga ia melakukan hal yang tidak biasa." Jawabku sekenanya. Aku tak terlalu peduli akan hal ini, yang aku pedulikan adalah aku ingin segera pergi dan duduk di tempatku, mengerjakan tugasku dan memikirkan Stark. APA? Aku sudah gila sepertinya.

"Tidak, Hana. Kau tak mengenalnya. Ia selalu bersikap dingin, tegas, dan berbicara seperlunya. Tak pernah sekalipun ia bersikap seperti ini. Ia seperti.... Ah, lupakan. Kau harus segera kembali atau kau akan mendapatkan sisa harimu buruk.sampai nanti." Luke menurunkan tangannya, sembari mulai mengetik sesuatu pada komputernya.

"ya, baiklah, Luke. Aku akan pergi. Terima kasih kau membantuku menyebarkan berita ini. Sampai nanti" aku berbalik dan berjalan menuju lift, namun kemudian langkahku terhenti karena Luke memanggilku.

"Hana, jika kau tak sibuk, kami ingin kau bergabung untuk makan siang. Sepertinya kau belum mengenal staff perusahaan ini dengan baik"

"Ya, baiklah Luke. Dengan senang hati aku akan bergabung. Terimakasih ajakannya" kami saling melempar senyum sopan kemudian aku masuk ke lift.

***


Makasih banyak buat yang mau baca, aku seneng banget. sebisa mungkin aku bakal cepet update terus.

kritik dan saran aku tunggu ya...

see yaaaaaa :* :*


PS


yang di mulmed itu adalah Luke. hihihii keren kan?

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang