Stark POV
Aku mendapatkannya. Tentu saja, karena aku mencintainya. Ini sungguh... sungguh menakjubkan. Ini bukan yang pertama kalinya aku melakukan hubungan intim, tapi ini adalah pertama kalinya aku merasakan bercinta dengan orang yang aku cintai. Aku memandang wajahnya dan kuelus rambut Hana yang lembut. Paras cantik nan menggoda yang sedang tertidur damai ini membuatku tenang. Entah sampai kapan ketenangan ini akan berlangsung.
Aku tak tahu sampai kapan hubungan ini akan berjalan. Aku... berbeda dengannya. berbeda dengan kebanyakan makhluk. Aku vampire. Apa yang akan terjadi pada hubunganku dengannya ketika ia tahu yang sebenarnya tentang diriku? Apakah ia akan tetap berada disisiku? Apakah ia meninggalkanku? Apakah aku akan baik-baik saja ketika ia meninggalkanku? Aku bahkan tak dapat membayangkan hidupku tanpanya. Ratusan tahun aku menantinya dan kini aku akan berpisah dengannya? tidak. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia milikku. Cukup. Untuk saat ini, aku hanya ingin menikmati waktuku dengannya sebelum kami menjalankan tugas masing-masing-tugasku sebagai reader yang sekaligus calon pemimpin vampire dan Hana sebagai healer-dan sebelum aku mengungkapkan siapa sebenarnya aku.
Merasa takut, aku memeluknya, mengarahkan kepalanya pada dadaku dan mengusap pundaknya. Oh, aku hanya ingin seperti ini. Seandainya takdirku tak serumit ini... kupejamkan mataku dan terlelap bersamanya. Vampire juga butuh istirahat, meskipun tak sesering yang manusia butuhkan.
Hana POV
Kurasakan sinar matahari menusuk mataku. Oh, pukul berapa ini? Kucoba meregangkan ototku setelah tertidur nyenyak, namun tak bisa. Kusadari aku tertidur dipelukan seseorang. Tanpa sehelai kainpun. Oh tidak. Apa yang terjadi?
Kupejamkan mataku sejenak, mencerna semua yang terjadi. Stark. Makan malam. Hutan. Danau. Apartemen. Kamar. Percintaan dahsyat. Oh tidak. Itu... aku telah melakukannya, dengan makhluk sempurna yang sekarang sedang memelukku erat. Aku tersipu mengingat malam pertamaku di apartemen ini. Bersamanya. Orang yang kucintai. Stark. Aku memandangnya dengan senyumanku. Dia... luar biasa. Aku takkan menyesal melepaskan hal itu padanya, karena aku mencintainya. Kuharap aku akan bersamanya selamanya. Sejak bertemu dengannya, semua berubah menjadi lebih berwarna, walaupun kami baru bertemu kurang dari seminggu. Ah, aku tak tahu. Sebelumnya aku tak pernah merasakan hal yang seperti ini. Apakah ini yang namanya cinta? Kuputuskan untuk kembali tidur sejenak sembari memeluk tubuhnya.
***
Author POV
Stark menggeliat. Tubuhnya pulih, namun belum sempurna. Ia vampire, dan yang ia butuhkan adalah darah. Stark hendak beranjak turun dari tempat tidur ketika Hana menggeliat dan membuka matanya.
"Selamat pagi" Stark memberikan senyum-seribu-megawatt-miliknya.
"Pagi" jawab Hana. Ia mengerutkan kening dan bertanya, "Pukul berapa ini, Stark?"
"Pukul sepuluh" Stark menjawab, masih setia memberikan senyum-seribu-megawattnya pada Hana
"Oh, astaga. Ini sudah siang. Bagaimana aku bisa terlelap selama ini?"
"Ssstt... tenanglah, sayang. Itu wajar mengingat apa yang kita lakukan tadi malam" senyum-seribu-megawattnya berubah menjadi senyuman menggoda.
Hana memerah. Ia bangkit dan duduk di tengah-tengah ranjang, dengan selimut yang menutupi tubuh telanjangnya.
"Kau yang terbaik, sayang. Terimakasih" Stark memeluk Hana dari belakang, menyusupkan lengannya kedalam selimut yang dikenakan Hana untuk memeluk tubuhnya.
"Stark... a, aku, aku akan mandi" ujar Hana gugup.
"Baiklah, tuan putri. Mandilah. Aku akan keluar sebentar" Stark mencium pipi kiri Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
VampireMy first story seorang gadis yang akan merubah takdir calon pemimpin vampir. dua dunia. 18+ dewasa ya, dewasa