Author POV
Mobil yang membawa Hana dan adiknya tiba di depan kediaman keluarga Rosette. Jake, yang sedari tadi fokus kejalan menoleh ke arah kakaknya yang asyik melamun. "Hai nona cantik, sepertinya kau harus menyudahi lamunanmu dan keluar dari mobilku karena aku akan menjemput kekasihku." Ucap Jake sambil menyenggol bahu kakaknya. Hening sejenak. Merasa tak ditanggapi, Jake turun dari mobilnya menuju pintu depan penumpang dan membukanya. "kak, holaaa, kak Hana, woiiiii!!!" kata Jake kesal sembari melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Hana. Tersadar, Hana segera menepis tangan Jake dari wajahnya sembari berseru, "Hentikan Jake. Kau ini, ada apa denganmu? Oke aku turun. Puas kau?!" Jake yang mulai kehilangan kesabaran mengembuskan nafas kasar. "Kau ini yang kenapa. Kau tak biasanya melamun hingga begitu lamanya. Apa yang sebenarnya terjadi, huh?" Hana beranjak dari kursi penumpang depan dan berjalan melewati adiknya tanpa menjawab pertanyaannya. Merasa diacuhkan, Jake tak ambil pusing dan segera kembali kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan menuju rumah kekasihnya.
Hana membuka pintu rumah dan ingin melangkah langsung menuju kamarnya ketika tiba-tiba ayahnya memanggil, "Hana. Ada yang ingin dad bicarakan padamu. Kemarilah." Hana membalikkan badan menuju sofa tempat ayahnya bersantai. "ada apa, dad?" ucap Hana dengan nada sopan. Mr. Rosette melepas kacamata dan memandang anak gadisnya. "kau akan segera melaksanakan wisuda dan lulus dari kuliah bukan? dad ingin kau magang di kantor, dan sesuai minatmu, kau akan dad tempatkan menjadi sekretaris kepala keuangan di kantor. Apa kau menyetujuinya, nak?" Hana terdiam tempatnya, memikirkan apa yang ayahnya inginkan. Ia sudah memperkirakan hal ini dan sudah memikirkannya matang-matang. Hana tak bisa menerimanya. Dengan hati-hati, ia berkata pada ayahnya lembut, "maaf dad, tapi aku tak bisa menerima permintaanmu. Aku tahu, tawaran yang dad berikan sangat membuatku tertarik, namunaku benar-benar tak bisa menerimanya. Aku ingin mendapat pekerjaan sesuai kemampuan dan usahaku, dad. Aku mohon kau mengerti." Sempat terdiam, ayahnya tersenyum sambil menatap anaknya, "aku tahu kau akan bilang begitu, tapi aku tetap saja khawatir. Aku akan membebaskanmu dalam hal ini, tapi dengan satu syarat." Ujar ayahnya sambil mengangkat jari telunjukknya menunjukkan angka satu. Hana yang lega atas pengertian ayahnya tersenyum sumringah berkata, "baiklah, aku akan menuruti semua syarat dad, tetapi syarat apakah itu, dad?" "kau tahu aku sangat khawatir padamu jika kau bekerja di perusahaan yang terkadang licik, jadi aku akan memastikan kau bekerja di tempat yang aman. Kau hanya harus memastikan dirimu diterima di salah satu perusahaan yang kurekomendasikan padamu. Dad tak akan bilang pada perusahaan-perusahaan milik rekan kerja dad. Apa kau setuju?" ucap ayahnya dengah sungguh-sungguh. Hana mengangguk pasti dengn senyuman yang semakin melebar. Ia memeluk ayahnya sembari berucap, "aku setuju dad, terimakasih. Aku berjanji akan bekerja sepenuh hati dan bersungguh-sungguh. Kau daddy terbaik yang pernah ada."
Hana POV
Aku menghempaskan diriku di kasur. Huffpptt..... hari yang, ah, sebenarnya tidak melelahkan namun cukup menguras pikiran. Walaupun agak sedikit terpaksa, aku menyetujui syarat yang ayah berikan, toh itu untuk kebaikanku juga. Aku tidak keberatan asalkan aku melakukan semuanya sendiri. Aku merasa mampu karena selama ini aku memang bersungguh-sungguh dalam menjalankan sesuatu, terutama bila menyangkut kewajibanku. Clutut. Terdengar bunyi notifikasi email dari handphoneku. Itu pasti nama-nama perusahaan yang ayah rekomendasikan padaku. Nanti sajalah aku menyelesaikannya. Aku ingin berbaring sebentar sebelum mandi dan memikirkan tentang referensi ayah. Entah mengapa, aku tak bisa berbaring tenang. Otakku tiba-tiba saja memikirkan seseorang yang bertemu denganku dua kali hari ini. Mengapa dia sangat menyita perhatianku? Sebelumnya aku bahkan tak pernah memusingkan masalah lelaki, karena, yah, hidupku sudah cukup rumit tanpa harus ditambah dengan persoalan makhluk lawan jenis itu. Persetanlah. Aku ingin mandi. Kuambil handuk yang kugantung dan bergegas menuju kamar mandi. Berendam dengan air hangat di bath up mungkin akan membuatku sedikit rileks.
Selesai berendam, aku melangkah menuju meja rias mengeringkan rambutku sembari membuka dan membaca email dari ayahku. Perusahaan mana yang akan aku pilih? Apa aku harus mengirimkan surat lamaranku pada semua perusahaan? Ah tidak. Mungkin aku akan mengirimkan surat lamaran ke tiga dari sepuluh perusahaan rekomendasi ayah. Tapi yang mana? Perusahaan makanan? Tidak. Minuman? Uhm. No. Ekspedisi pengiriman barang? Mungkin ya. Komunikasi? Sepertinya menarik. Perusahaan perjalanan wisata? Ah, sepertinya aku berharap diterima disini. Ya, setidaknya aku sudah memutuskan perusahaan mana yang akan kukirimi surat lamaran dan tidak peduli perusahaan manapun yang akan menerimaku, aku akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh karena aku Hana. Si gadis pekerja keras. Haha.
semoga kalian sukaaaaaaaa
di mulmed ada si Diana Agron cast-nya Hana pas jalan sam adeknyaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
VampireMy first story seorang gadis yang akan merubah takdir calon pemimpin vampir. dua dunia. 18+ dewasa ya, dewasa