You throw me around like a ragdoll, and throw me away like your cigarettes, then pick up the pieces of whatever's left of me
(5 Seconds of Summer - Lost In Reality)
×××
Kamis, 7 September 2808
"Gue duluan ya, Fer," pamit Fian ketika mereka--Fera dan Fian--telah sampai disebuah tikungan yang akan memisahkan mereka. Fera ke kiri, Fian ke kanan. Hell, yeah, nasib beda angkatan.
Hm, boleh gak sih untuk hari ini aja Fera egois? Rasanya gak tau kenapa Fera pengen banget--untuk satu hari ini aja--bisa terus berduaan ama Fian.
Tapi buru-buru Fera tepis semua pemikirian itu, lalu memaksakan senyum tipis. "Jangan kangen lo ama gue," canda Fera yang dibalas Fian dengan cengiran.
Tangan Fian tergerak untuk mengacak-acak rambut Fera--yang sukses membuat Fera mengerucutkan bibirnya. "Gue duluan, bye," pamit Fian lalu berbalik meninggalkan Fera.
Baru saja Fera hendak melangkahkan kakinya, sebuah tangan memaksa Fera untuk mengurungkan niatnya. Fera memutar tubuhnya, dan dengan spontan berkata, "Kenapa lagi Fi--"
"--an," sambung Fera pelan ketika melihat sosok yang tadi memegang tangannya.
Sosok itu tersenyum sinis. "Lo harus tahu kalo gue paling benci sama cewek yang suka ngambil milik orang."
×××
Mata Vani menyipit ketika melihat adegan memuakkan yang ada dihadapannya saat ini. "Ck, dasar attention seeker."
Melihat sang cowok telah berbalik meninggalkan si cewek, Vani buru-buru melangkah mendekat kearah sang cewek.
Jarinya spontan menarik tangan sang cewek ketika melihat sang cewek mulai melangkah menjauh.
"Kenapa lagi Fi--" Mata sang cewek melotot ketika melihat keberadaan Vani. "--an," sambung sang cewek itu.
Vani tersenyum sinis. "Lo harus tahu kalo gue paling benci sama cewek yang suka ngambil milik orang."
Fera terpaku ketika mendengar perkataan Vani. Yep, cewek yang sedari tadi Vani anggap attention seeker itu Fera. Alexandra Ferandyl, si pendek yang terus membuat Vani muak.
Menyadari Fera tak dapat berkata apa-apa lagi, senyum sinis Vani kembali tersungging. "Fian itu punya adek gue, bitch," desis Vani kaku.
Vani berdecih ketika melihat wajah sok innocent Fera, lalu berjalan meninggalkan Fera yang masih terdiam di tempatnya.
Vani jahat? Kalian harus tahu kalo nyatanya Fera lebih jahat.
×××
"Fiaan, nyalain hotspot dong!" Rengek Tina saat Bu Meni--guru IPA nya berkata bahwa soal latihan hari ini boleh dicari diinternet.
Fian mendelik kearah Tina. "Peng."
Oke, bukannya Fian pelit, tapi... di dunia ini gak ada yang gratis, right?
Melihat reaksi Fian, tangan Tina spontan langsung menarik-narik lengan Fian sambil merengek.
"Fiaan, plisss."
"Ish, paket gue ntar abis, Gus."
"FIAANNN."
"Minta yang lain aja, kek."
"Ih." Tina terdiam sejenak. "Tugas lo gue yang ngerjain deh!" Tawar Tina.
KAMU SEDANG MEMBACA
150 CM
Teen Fiction140 cm. Iya, gue tahu gue enggak tinggi dan gue selalu sadar akan hal itu. Tetapi gue selalu bersyukur kok. Gue selalu berterima kasih sama Tuhan, walaupun gue enggak dilahirin setinggi Taylor Swift. Terus apalagi yang salah? Yang salah adalah saat...