"Tuan Cho.."
Kyuhyun mengalihkan perhatiannya dari majalah yang dibacanya sejak tadi, dan tertegun. Ia duduk tenang di ruang tunggu sebuah butik yang merangkap salon untuk membawa gadisnya bersiap-siap pergi ke sebuah acara yang diadakan oleh relasi bisnisnya. Meski gadis itu menolak mentah-menath pada awalnya, namun akhirnya ia bersedia mengikuti kemauan Kyuhyun. Tentu dengan sebuah ancaman, yang sangat menakutkan menurut gadis itu: diantar jemput Kyuhyun ke kampus selama sebulan. Terdengar biasa saja, bahkan romantis, tapi tidak untuk gadis itu. Ia lebih suka pergi sendiri, melakukan apapun sesuka hatinya tanpa diganggu oleh Kyuhyun. Karena jika pria itu menjemputnya setiap hari, bisa dipastikan ia tidak akan mendapat kebebasannya selama itu, dan itu akan membuatnya uring-uringan dan bosan setengah mati.
Kyuhyun masih memandang gadis itu yang kini tengah menatapnya bingung.
"Kau kenapa? Apa aku terlihat aneh?" tanya gadisnya melihat pantulan tubuhnya di cermin yang menggantung di dinding butik. "Kau yang memilih gaun dan sepatunya. Jadi sekarang apa lagi? Jangan menatapku seperti itu.."
Kyuhyun mengulum senyum, melangkah perlahan mendekati gadis itu.
"Kau cantik sekali. Luar biasa cantik.." katanya sambil membelai pipi gadisnya yang merona merah. Gadis itu tersenyum, membuat bibir mungilnya yang merekah, menggoda iman Kyuhyun untuk segera merasakan rasanya.
"Selera anda sangat bagus, Tuan. Nona Park terlihat sangat cantik memakai gaun ini.." puji pegawai butik tersebut sambil tersenyum.
"Terimakasih atas kerja kerasmu, Christine. Tapi masih ada yang kurang..." kata Kyuhyun mengetuk-ngetuk dagunya sambil memicingkan mata.
Gadis itu membulatkan matanya, "apa lagi!?" tanyanya geram.
Kyuhyun meraih sebuah blazer putih di gantungan baju kemudian memakaikannya pada gadis itu. Senyumnya mengembang, "nah! Sudah!" katanya sambil menatap puas gadis itu.
"Sertakan bill untuk blazernya, Christine."
Pegawai butik itu tersenyum, "tentu. Terimakasih, Tuan Cho. Semoga tidak mengecewakan anda. Saya permisi.." katanya sambil berlalu.
"Blazer?" tanya gadis itu menatap Kyuhyun yang masih tersenyum.
"Ternyata gaun yang kupilihkan terlalu terbuka. Bahumu terlihat dan aku tidak ingin pria-pria hidung belang itu melihatnya. Biar hanya aku saja. Jadi, jangan lepas blazernya."
"Ck! Kau sendiri yang memilih gaun tanpa lengan, wajar saja bahuku terlihat!" gadis itu merengut menatap Kyuhyun.
"Ayo. Kita sudah terlambat."
Kyuhyun meraih tangan gadisnya kemudian menuntunnya keluar butik.
***
"Kau siap?"
Kyuhyun menatap gadisnya yang kini tengah berdiri disisinya sambil menggandeng lengannya.
"Apa menurutmu aku punya pilihan lain?" tanya gadis itu menyeringai membuat Kyuhyun tersenyum miring. "Lagi pula aku memang harus terbiasa dengan hal-hal seperti ini nantinya.""Yup! Kalau begitu, ayo masuk. Tetaplah didekatku. Jangan berjalan sendiri, jangan jauh-jauh dariku. Kalau kau mulai bosan dan ingin pergi, katakan padaku. Aku tidak akan memaksamu untuk tetap tinggal," kata Kyuhyun sambil tersenyum lembut menatap gadisnya.
Gadis itu tersenyum, "aku tahu. Ayo.."
Mereka memasuki lobi hotel tempat diadakannya acara puncak ulang tahun perusahaan milik kolega bisnis Kyuhyun.
"Selamat datang, Kyuhyun-ssi.." sapa seorang pria paruh baya, pemilik pesta, ditemani istrinya.
Kyuhyun menjabat tangan pria itu sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd
Fanfiction"Aku mencintaimu..." "Aku tahu..." "Katakan kalau kau juga mencintaiku..." "..." "Sayang...." "Hm?" "Baby..." "You know I love you too..." "Menikahlah denganku..." "No!" ============================================== was published on my private blog...