Part 9

403 39 0
                                    

"Chae!"

Gadis itu mengangkat kepalanya, mengalihkan perhatiannya dari buku yang sedang dibacanya dan menatap seorang gadis yang tengah berdiri menatapnya. "Ada apa, Suji-ya?"

"Itu..ada yang mencarimu..." Suji menunjuk keluar ruang perpustakaan diikuti pandangan gadis itu.

"Siapa?"

Suji mengangkat bahu, "aku tidak tahu. Yang jelas bukan pacarmu.."

"Pria atau wanita?"

"Wanita.."

Gadis itu mengerutkan keningnya, "aneh sekali. Aku tidak punya janji dengan siapapun.."

"Dia terlihat sangat angkuh dan menyebalkan. Tipe-tipe putri konglomerat. Temuilah dia! Supaya dia cepat pergi dari sini.."

"Baiklah.." gadis itu beranjak meninggalkan Suji yang masih berdiri ditempatnya.

*

"Oh, kau datang..."

Gadis itu mengerutkan kening melihat Yuri yang tengah berdiri di dekat pintu perpustakaan dan tersenyum menyapanya. "Kau rupanya. Kukira siapa.." Gadis itu tersenyum, "ada apa mencariku?"

"Aku hanya ingin minum kopi denganmu.."

"Aku?"

"Iya. Ada hal yang ingin kukatakan padamu.."

"Tentang apa?"

"Ikut aku.." Yuri berbalik, tersenyum misterius, dan melangkah diikuti gadis itu.

Gadis itu mengikuti Yuri dengan wajah penasaran. Dalam hati ia bertanya-tanya apa gerangan yang akan dilakukan wanita itu padanya.

Mereka duduk di sudut cafetaria kampus. Berhadap-hadapan tanpa ada yang berniat membuka suara. 

"Jadi, apa yang ingin kau katakan padaku? Aku tidak punya banyak waktu..." gadis itu menatap Yuri sambil memicingkan mata, melirik arlojinya sekilas.

Yuri tersenyum mengejek, "apa kalau bersama Kyuhyun kau juga seperti ini?"

Gadis itu mengerutkan kening, "apa maumu sebenarnya, Yuri-ssi? Kalau kau datang hanya untuk berdebat denganku, maaf. Aku sedang tidak berminat berdebat dengan siapapun.."

Yuri tersenyum, "aku harap kau tidak terkejut.."

Gadis itu mengangkat alisnya.

"Tinggalkan Kyuhyun!"

"Siapa kau berani mengaturku?" gadis itu memandang Yuri tidak suka.

"Aku hamil anak Kyuhyun.."

Gadis itu membulatkan matanya, "apa!?"

Yuri tersenyum mengejek, "karena itu, kau harus meninggalkannya. Apa kau ingin seorang anak lahir tanpa ayah?"

"Kau pasti bercanda!"

"Aku serius.."

"Terserah," gadis itu menghela nafas dan tersenyum, berusaha tetap tenang. "Asal kau tahu, Yuri-ssi. Kyuhyun bukan tipe yang seperti itu. Aku percaya padanya. Sebelum dia yang mengatakannya sendiri padaku, aku tidak bisa percaya. Jadi, kalau kau hanya ingin mempengaruhiku, lupakan saja. Aku kenal dia bukan sejak kemarin sore. Bukan hanya sehari dua hari. Jadi, sulit bagiku untuk percaya padamu.."

"Kau.."

"Aku akan percaya jika Kyuhyun yang mengatakannya langsung padaku. Maaf, aku harus pergi sekarang. Masih ada urusan yang lebih penting yang harus kulakukan. Sampai jumpa.." gadis itu tidak menghiraukan Yuri yang menatapnya tajam. Ia segera beranjak dan meninggalkan tempat itu, membuat Yuri berdecak kesal.

*


"Kau kenapa?" Kyuhyun memandangi gadisnya yang sejak tadi berdiam diri tidak memperdulikan keberadaannya. Gadis itu asik menatap horizon yang mulai berubah berwarna oranye tanpa membalas kata-kata Kyuhyun yang sejak tadi mengoceh.

Gadis itu tidak menjawab membuat Kyuhyun mengernyit kebingungan. Ia mengusap pipi gadisnya kemudian menciumnya lembut. "Ada apa, sayang? Katakan padaku..hm?"

Gadis itu masih tidak menjawab, membuat Kyuhyun berdecak. Ia meraih dagu gadisnya dan memaksa gadis itu menatapnya. "Katakan ada apa? Bukankah kita sepakat untuk saling terbuka? Kau terlihat aneh sejak tadi.."

Gadis itu menghela nafas, "bagaimana aku harus mengatakan ini ya?"

Kyuhyun mengangkat sebelah alisnya, "apa itu hal yang serius?"

Gadis itu mengangguk, menundukkan kepala sejenak dan menatap Kyuhyun kembali. "Yuri menemuiku siang tadi..."

Kyuhyun membulatkan matanya, "apa yang dia lakukan? Apa dia mengatakan sesuatu?"

Gadis itu mengangguk.

"Apa yang dia katakan? Apa sesuatu yang serius?"

"Dia memintaku untuk meninggalkan mu..."

"Apa?"

"Dia bilang dia hamil anakmu.."

Kyuhyun lagi-lagi membulatkan matanya, "itu tidak mungkin!"

Gadis itu menghela nafas.

"Dan kau percaya?" Kyuhyun menatap lekat gadisnya. Ia tak habis pikir Yuri akan memfitnahnya seperti itu.

"Haruskah aku mempercayainya?"

"Sayang..."

"Katakan padaku kalau aku tidak harus mempercayainya?"

"Kau percaya dia?"

"Aku ingin tidak percaya, tapi itu mengangguku.."

"Kau tahu aku tidak akan melakukan hal-hal seperti itu.."

"Aku tahu.. karena itu, katakan padaku kalau itu tidak benar. Kalau aku bisa percaya kau tidak melakukannya.." mata gadis itu mulai berkaca-kaca. Ia tidak bisa mengendalikan dirinya lagi.

Kyuhyun merengkuh gadisnya ke dalam pelukannya, "percaya saja padaku.."

"Kau tidak melakukannya, 'kan?"

"Kalau aku ingin melakukannya, pasti aku akan melakukannya denganmu.."

"Bagaimana kalau dia benar-benar hamil?"

"Yang pasti bukan aku penyebabnya.."

"Kalau dia menuntutmu?"

"Atas dasar apa dia melakukannya?"

"Dia licik. Kau yang bilang.."

Kyuhyun melepas pelukannya dan manatap gadis itu, "percaya saja padaku. Jangan dengarkan apa yang dia katakan. Kau yang paling tahu apa yang kulakukan setiap harinya, aku pergi kemana saja dan dengan siapa.."

"Aku tahu. Tapi..mungkin aku tidak bisa percaya 100%. Kau tahu, aku tidak percaya siapapun 100%.."

"Aku tahu."

"Tapi aku lebih percaya padamu dari pada Yuri.."

Kyuhyun tersenyum, "itu sudah cukup. Terimakasih, sayang.."

Gadis itu mengangguk, "hanya, jangan salah gunakan kepercayaanku..."

Kyuhyun mengangguk kemudian kembali memeluk gadisnya. Menciumi wajahnya dengan sayang, kemudian melumat bibirnya sebentar. Mengusap pipinya dan tersenyum.

"Sudah malam. Ayo pulang.." gadis itu menatap Kyuhyun.

"Baiklah. Ayoo..."

***

AbsurdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang