Satu Maret

44 2 0
                                    

"Maukah kamu menjadi segalanya untukku?"

"Segalanya?"

"Jadi temanku, sahabatku, saudaraku, kekasihku."

"Hemm... Jangan bercanda."

"Aku serius. Pandang aku." ,dan dia mengulang kata-kata yang sama, dengan segenap keyakinan pada sorot tajam matanya.

"Bagaimana dengan dia dan dia? Kita masih sama-sama dimiliki orang lain."

"Biar seperti ini dulu. Sudah tidak ada yang bisa diharapkan dariku dan dia. Kamu, selesaikan baik-baik kalau kamu memang mau mengakhirinya."

"Hemm.. Apa kamu yakin? Apa kamu yakin ini bukan euphoria sesaat saja?"

"Tidak. Aku sayang kamu. Jadi, bagaimana?"

CUP!! dia mengecupku samar

"Ya. Aku mau."

"Aku janji, sebisa mungkin aku tidak akan melepaskan kamu. Aku janji."

Kami tersenyum. Kencan pertama kami. Sebuah pantai. Perjalanan panjang. Sebuah ikatan. Sebuah janji.

.......

Seandainya aku dapat mengulang waktu.
Aku tetap akan memilih untuk mengenalmu.
Aku tetap akan memilih untuk jatuh cinta padamu.

Tapi.
Aku akan memilih untuk tidak memiliki kisah pilu ini.
Aku akan memilih untuk tidak berpisah denganmu.
Aku akan memilih untuk tidak ada dia dihatimu.

.......

Satu Maret.
Hari Terindah.
Aku tidak akan lupa.

.......

Aku Cinta Kamu.
Entah berapa kali aku menyebutnya.

Sebuah Buku UsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang