Reinhard hanya duduk diam melihat teman-temannya bersenang-senang di club ini. Tubuhnya memang ada di club tapi pikirannya tidak. Sudah hampir dua minggu ini ia dan Angga hanya sekedar bertegur sapa. Ketika mereka bertemu, Angga hanya sempat menyapa kemudian segera berlalu seperti diburu waktu. Ketika ada mata kuliah di kelas yang sama, Angga juga selalu datang sekitar beberapa menit sebelum dosen masuk, atau berbarengan dengan dosen atau bahkan beberapa menit setelah dosen masuk, duduk di bangku paling depan dekat pintu. Tak ada celah bagi dirinya untuk bisa bicara dengan Angga. Beratus kali ia mencoba untuk menghubungi Angga, namun selalu menjadi panggilan tak terjawab dan terkadang di pagi hari hanya ada pesan singkat "sorry baru liat hp". Apa-apaan ini. Reinhard rasanya jadi kesal dan marah. Belum pernah ia ditolak dan diacuhkan terus menerus seperti ini. Selama ini justru ia yang menolak dan mengacuhkan.
"Wei Bro, diem aja lu" tegur Devan dengan menepuk pundak Reinhard. Duduk di samping Reinhard.
Reinhard semakin mengeraskan rahangnya. "Gue bakal bikin dia bertekuk lutut sama gue Dev. Gue bakal bikin dia jatuh cinta, cinta mati terus gue hancurin. " Ucap Reinhard penuh amarah.
"Hahahaha. Wihh siapa nih? Baru kali ini gue liat lu begini. Penasaran gue secantik apa dia. Yang mana?" Tanya Devan sambil memandang ke kerumunan orang di hadapan mereka.
Reinhard semakin terbakar kemarahan mendengar komentar Devan. Marah pada kenyataan bahwa orang pertama yang menyita pikiran dan emosinya adalah seorang pemuda yang bahkan jauh dari kata cantik dan sexy.
"Lu bener. Dia emang serigala berbulu domba. Liat aja. Gue akan bikin dia bener-bener patah dan hancur Dev. More than your wish, more than your expectation" sambung Reinhard.
Devan diam menatap orang yang dia sebut sahabat itu. Ada kemarahan membara di mata pemuda di hadapannya ini. Bukan cuma kemarahan tapi ada perasaan lain juga yang terlibat. Seperti bukan Reinhard yang ia kenal. Ia tahu siapa yang dimaksud Reinhard.
"Reii jangan sampe lu yang hancur. Be carefull bro. Gue bener-bener penasaran sama dia. Siapa sih dia sampe bisa bikin orang masuk perangkap dia." Amarah itu pun merambat masuk ke hati Devan.
"Cih. Lu remehin gue? Ga bakalan gue hancur. Lu bakal liat Dev. Gue yang bakal bikin dia hancur." Reinhard berdiri.
Berjalan menuju ke arah pintu keluar.Reinhard berdiri di tepi jalan di depan pintu club menunggu mobilnya diambil oleh petugas valet. Matanya masih penuh kemarahan memandang hamparan jalan di hadapannya.
Di seberang jalan tempat ia berdiri sedang ada perbaikan jalan. Ia memperhatikan pemandangan itu. Banyak pekerja yang memeras tenaga berupaya melakukan pekerjaannya mencari sesuap nasi. Berbanding terbalik dengan dirinya dan orang-orang yang di dalam club. Membuang-buang uang yang jumlahnya berkali kali lipat dari upah pekerja-pekerja itu hanya untuk bersenang-senang. Ironis memang hidup.
Reinhard memfokuskan diri melihat pekerja-pekerja itu bekerja. Mengamati gerak gerik mereka sampai sesosok pemuda bertubuh kurus yang sedang mengangkat batu-batu kerikil dengan wadah anyaman menarik perhatiannya. "Mirip Angga" batin Reinhard. Kemudian Reinhard menghembuskan nafasnya agak keras.
"Shitt kenapaa serigala itu lagi yang muncul sih" ucap Reinhard kesal.Pemuda itu sekarang meletakkan wadah anyaman itu dengan posisi wajah yang bisa terlihat oleh Reinhard. Jantung Reinhard berpacu lebih cepat. Pemuda itu terlalu mirip dengan Angga. Reinhard berlari menyebrangi jalan mendekati pemuda itu.
Dan sekarang berdiri di hadapan pemuda itu.Pemuda itu menegakkan tubuhnya, mengangkat wajahnya dan menatap Reinhard.
"Reinhard?" Tanya Angga Bingung.
Reinhard benar. Pemuda itu Angga.
"Ngapain lu disini?" Tanya Reinhard sambil berusaha menahan semua perasaan yang berkecamuk di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
LosoweDia orang pertama yang.. ..membuatku tersenyum dengan cinta.. ..membuatku merasakan indahnya cinta.. ..membuatku mengerti arti cinta.. ..membuatku jatuh cinta.. dan ..membuatku terluka tanpa cinta.. Reinhard ... Erlangga Reinhard sengaja mencari...