"Hei" sapa Rei setengah berbisik pada Angga yang sedang merapikan buku-buku di perpustakaan.
"Hei" Angga menoleh melihat Rei di sebelahnya. Angga tersenyum.
"Lunch yuk. Laper nih" Rei memasang wajah lapar sambil memegang perutnya.
"Emm sorry Rei. Gue ga bisa nemenin lu lunch. Gue bawa bekal Rei" Angga menatap Rei merasa tidak enak hati.
"Bekal?" Rei bertanya bingung melihat Angga. Rasanya aneh anak kuliahan bawa bekal.
"Iya. Bawa dari rumah"
"Wahh kayaknya enak nih. Masakan nyokap ya?" Tanya Rei menggoda.
"Cuma tahu tempe kok Rei." Angga tersenyum tipis. Angga semakin merasa dunianya jauh dengan dunia Rei.
Jawaban itu membuat Rei terdiam. Perasaan iba itu dateng lagi. Pantas saja tubuh Angga kurus. Tapi apa ini Angga lagi akting ya? Ahh ya mungkin Angga lagi akting biar Rei mentraktir Angga?
"Kalo gitu gue traktir yuk di Food plaza. Lunch bareng." Rei memancing.
"Engga usah Rei. Thank you. Gue makan bekal aja." Angga tersenyum pada Rei. Ia tak mau mengambil kesempatan. Hutangnya saja kemarin Rei melupakannya begitu saja. Angga tahu diri.
Rei diam lagi memperhatikan Angga. Rei ga habis pikir baru kali ini ada yang menolak traktiran dia? Biasanya teman-temannya malah minta ditraktir. Kenapa Angga jauh berbeda sikapnya? Rei benar-benar meragukan kebenaran yang diceritakan Devan. Devan mungkin benar-benar salah orang.
"Rei.. "panggil Angga pelan sambil menyentuh lengan kirinya.
"Eh iya kenapa Ga?" Rei tersadar dari pikirannya.
"Kok bengong? Engga jadi ke food plaza? Tadi katanya udah laper" ucap Angga pelan.
"Jadi jadi. Yuk" ajak Rei. Mencoba memancing sekali lagi. Siapa tau tadi Angga cuma pura-pura ga mau.
"Emm Thanks Rei. Gue makan disini aja Rei. Tuh di taman belakang" Angga tersenyum lagi. Meyakinkan Rei sekali lagi.
Rei diam. Ia berpikir. Bagaimana caranya membuat Angga jatuh cinta padanya? Angga selalu saja menolak semua usahanya. Ia benar-benar seperti mengunci dirinya. Menutup dirinya rapat-rapat agar tak tersentuh.
Dan Rei tiba-tiba mendapat ide cemerlang. Kalo Angga tak mau diajak keluar dari dunianya, berarti dia yang harus mencoba masuk ke dunia Angga.
"Kalo gitu kita lunch bareng di taman belakang ya. Gue beli sebentar di food plaza. Tunggu ya. Sebentar aja. Oke?" Ucap Rei mulai berjalan mundur sambil melihat Angga yang kebingungan.
"Tapi Rei.. " seru Angga bingung. Ia tak menyangka Rei akan berpikir begitu.
Rei mengedipkan sebelah matanya dan mengisyaratkan dengan gerakan bibirnya "tunggu gue ya" lalu Rei berlalu dari perpustakaan.
Rei mendial no handphone Devan "Dev beliin gue nasi, chicken katsu, beef tepanyaki, Shrimp roll, yahh whatever deh pokoknya lima macem. Oh iya nasinya dua. Sama air mineral juga dua. Sekarang gue on the way ke sana. Ga pake nanya. Gue jelasin nanti. Dan ini tentang Angga." Klik. Rei menutup teleponnya tanpa mendengar umpatan dan makian Devan untuknya.
--------
Angga menatap bingung melihat begitu banyak makanan di hadapannya. Lalu ia melihat Rei.
"Selamat makan" ucap Rei tersenyum pada Angga. Ia merasa lucu melihat ekspresi Angga. Angga benar-benar seperti anak kecil.
"I.. iya.. selamat makan Rei" Angga berkata canggung. Makanan dihadapannya ini masih membuatnya bingung. Ia masih diam. Tak menyangka porsi makan Rei sebanyak ini. Harga makanan Rei sekali makan hampir sama dengan harga makanan dirinya seminggu mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
RandomDia orang pertama yang.. ..membuatku tersenyum dengan cinta.. ..membuatku merasakan indahnya cinta.. ..membuatku mengerti arti cinta.. ..membuatku jatuh cinta.. dan ..membuatku terluka tanpa cinta.. Reinhard ... Erlangga Reinhard sengaja mencari...