13. chorong's mail • alone in classroom

131 11 5
                                    

Alone in Classroom

Apink's Chorong
BTOB's Changsub

-----------------------------------------------------

Hai! Selamat malam! Bagaimana kabarmu? Bukankah ini hari yang—

"Ini laporannya, saem..." ucap Chorong sambil menyerahkan laporannya pada guru Jung yang menyempatkan diri untuk mampir ke kelasnya.

Guru Jung tidak melirik sedikit pun pada tumpukan kertas di tangannya. Alih-alih, ia menyatukannya dengan map absen yang sudah lebih dulu ia bawa. "Kerja bagus!" seru beliau dengan suara yang lantang dan tegas, membuat jantung Chorong seakan ingin melompat. "Maaf, maaf... Saya lupa. Tugas kali ini, buat laporan tentang ice skating. Dikumpulkan minggu depan ya." Beliau melanjutkannya dengan nada yang lembut.

Park Chorong membungkukkan badannya, dengan tangan kiri mengusap dada. "Ba-baik, saem," balasnya pelan seraya ujung matanya mengintip langkah sepatu olahraga guru Jung makin menjauh. Baru ketika beliau sudah menghilang di belokan koridor, ia menegakkan badannya dan bernapas lega. "Untung saja beliau ingat. Kalau tidak, bisa-bisa Kepsek akan memanggil ambulans lagi hanya untuk menyelamatkanku," bisiknya.

Gadis itu kembali ke dalam kelas. Menutup pintu lalu bergerak menuju kursinya yang terletak di paling belakang, di sebelah jendela yang terbuka. Alas sepatunya bergesekan dengan lantai. Kedua tangannya terkulai lemas di samping badan. Lagi-lagi, aku harus sendiri di kelas, keluhnya dalam hati sambil duduk di kursinya. Perhatiannya kini tertuju pada jam dinding yang sengaja digantung di atas papan tulis. Saat itu juga, Chorong mengerang. Pukul delapan lewat lima belas menit. Pelajaran olahraga masih berlangsung hingga pukul setengah sembilan. Waktu begitu lama bergulir, membuatnya yakin bahwa ia sedang berada di dimensi yang berbeda dengan teman sekelasnya. Yang kini benar-benar menikmati waktu mereka, bukannya terkurung sendirian.

"Aku harus melakukan sesuatu," perintahnya pada diri sendiri, "tapi apa?"

"Tentu saja pilihannya tidak untuk membuat laporan."

"Menggambar?" gumamnya. "Tidak, tidak. Gambar stickman saja garisnya sering miring. Mau gambar apa?"

"Tidur?" Ia sejenak terdiam. "Jangan, Chorong. Sekarang sedang tren mengambil gambar orang tidur. Bisa-bisa, aku yang jadi korbannya."

"Lalu, aku harus apa?" Gadis berpipi tembam itu pun mendesis kesal. Kemarahannya sedikit meletup saat itu, menyesali kondisi badannya yang tidak memungkinkan untuk berolahraga. Seharusnya ia bisa memasukkan bola basket ke dalam ring, memukul bola kasti, atau hanya sekedar sit-up berpasangan dengan Bomi. Bukannya terkurung sendiri di kelas ini.

Pilihan terakhir masih tertinggal di pikirannya. Ia menimbang-nimbang kemudian menarik asal sebuah novel yang baru saja ia dapatkan dari dalam tasnya. Bagian ketiga dari seri The Hunger Games, Mockingjay. Dan bibir manyunnya sontak melengkung indah layaknya bulan sabit saat membaca halaman awal novel tersebut.

supaya tidak bosan, aku belikan novel baru untuk kau baca selama jam olahraga xD happy birthday, rong-ah!

-bomi to park chorong-

Kehangatan membanjiri hati Chorong menggantikan letupan amarahnya. Membuatnya menyisihkan sedikit waktu untuk mengucap syukur atas kehadiran Bomi di hidupnya. Chorong adalah gadis serba bisa namun sifatnya yang pendiam dan kurang percaya diri membuatnya sukar membaur dengan teman sekelasnya. Saat itulah Bomi mendatanginya dan mengagumi hasil gambarnya, meyakinkan yang lain untuk memasukkan Chorong ke dalam seksi dekorasi untuk kompetisi kafe kelas.

Mail ChroniclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang