14. yerin's mail • across the universe

124 7 9
                                    

Across the universe

15&'s Baek Yerin
Got7's Yugyeom

special appearance : park jimin of 15&

----------------------

Hai! Selamat malam! Bagaimana kabarmu? Bukankah ini hari yang—

Seperti sebelumnya, Yerin Baek kembali menghabiskan waktunya dalam kesendirian. Hanya cangkir dan gelas plastik kosong yang setia menemaninya melewati sore. Ia memangku dagu dengan kedua tangan selagi pandangannya terus menyisir keramaian yang lalu-lalang dari balik kaca. Alas sepatunya menepuk lantai kayu sesuai irama lagu yang sayup-sayup mengalun melalui pengeras suara milik kafe yang menjadi tempat persinggahannya. Untunglah tempat ini tidak terlalu ramai, membuat Yerin semakin merasa nyaman, apalagi ditambah harumnya kopi yang mengisi udara.

"Nona, kopi atau teh?"

Gadis itu memusatkan tatapannya pada kaca, bukan lagi pada keramaian itu. Mendapati seberkas bayangan memunculkan siluet pelayan berkuncir satu berdiri di belakangnya meskipun samar. Yerin menoleh pelan dan mendongak. "Maaf?" ucapnya sebelum menarik kedua ujung bibirnya.

"Anda ingin memesan minuman lagi?" tanya pelayan itu ramah.

Yerin melirik jam yang ada di dinding seberangnya. Kurang lebih tinggal dua puluh menit lagi kekasihnya akan segera tiba. Tidak apa, dia masih bisa menunggu. Biasanya, Yugyeom pun suka mengambil barang bawaannya di saat-saat terakhir.

Dengan suara lembut, ia menjawab, "Cokelat hangat dan kopi untuk dibawa pulang."

Gadis itu kembali beringsut menghadap kaca tanpa menyadari bahwa pelayan yang mencatat pesanannya masih berada di belakangnya. Dia tidak berani mengganggu Yerin begitu saja, jadi ia panggil lagi gadis yang larut dalam kesendiriannya itu. "Nona, hot dark chocolate dan caramel macchiato?"

Saat itu juga, Yerin Baek tersentak kaget. Refleks, ia mengulum bibir dan mengatai dirinya sendiri. Caramel macchiato adalah satu-satunya yang Yugyeom benci dari semua turunan kopi yang ada. Dirinya pun sedikit merasa bersalah tentang itu. Pemuda itu tidak pernah mengatakan apapun tentang itu dan Yerin pun tidak menanyakannya lebih lanjut. Itu urusan Yugyeom. Mau tidak mau, pasti Yugyeom akan mengatakannya, entah kapan.

"Americano," ralatnya sembari mengusap dadanya.

"Baiklah, nona. Satu hot dark chocolate dan satu americano. Rekan saya, Bogum, akan memanggil Anda jika pesanannya sudah siap. Terima kasih."

Sang pelayan mengangguk dan melangkah pergi menuju dapur untuk membuat pesanan. Meninggalkan Yerin yang semakin menjauh dari dunia nyata. Tak bosan-bosannya mengamati setiap orang yang ada dalam jarak pandangnya.

Seorang laki-laki muda berwajah tegang yang mengenakan setelan jas hitam cepat-cepat memerlebar jarak antara kedua kakinya. Tangan kirinya menggenggam pegangan koper sementara tangan kanannya menempelkan ponsel di telinga, mungkin dia sudah ditunggu oleh atasannya di kantor. Seorang ibu yang menggendong anak balitanya yang tertidur berjalan dengan seorang pemuda kecil yang membantunya menyeret koper hitam, mungkin mereka baru saja mengalami penerbangan yang panjang. Seorang tentara muda Kaukasia yang diam-diam berjinjit di belakang seorang gadis dan langsung memeluknya juga menyerahkan setangkai bunga, mungkin pemuda itu baru saja pulang dari tugasnya melindungi negara.

Ah...

Untuk beberapa saat, Yerin tidak bisa melepaskan pandangannya dari dua sejoli itu. Ia dapat mengetahuinya dari binar mata mereka, rasa rindu itu, dan bagaimana mereka tetap menempel lekat seraya bergerak menuju pintu keluar. Membuatnya langsung berpikir, apakah dirinya dan Yugyeom memiliki binar mata itu saat mereka saling memandang?

Mail ChroniclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang