03. namjoo's mail • fried noodle

140 10 2
                                    

Fried Noodle

Apink's Namjoo
BTS' Rap Monster (Kim Namjoon)

special appearance : kim taeyeon

---------------------------------------------------

Hai! Selamat malam! Bagaimana kabarmu hari ini? Bukankah ini hari yang-

Ketika itu, matahari bersinar terik. Hawanya terasa sangat panas, membuat banyak orang melepaskan baju hangat mereka saat keluar rumah. Begitu pun dengan Namjoo, anak bungsu dari tiga bersaudara keluarga Kim, yang hanya mengenakan dungarees dan kaos tanpa lengan. Topi lebar dipakai untuk menutupi wajahnya yang sudah berkeringat karena harus mencabut rumput-rumput liar.

"Namjoo!" seru Namjoon, kakaknya, dari jendela kamarnya yang terbuka.

Yang dipanggil pun menoleh, setelah memasukkan hasil cabutannya ke dalam ember. "Ada apa, Oppa?"

"Mie goreng, cepat. Satu menit."

Tak dapat dipungkiri, Namjoo langsung mendelik. Enak saja menyuruhnya segampang itu, jelas Namjoo tidak terima. Segera saja ia berdiri dan menjinjing ember penuh rumput itu. Dengan hentakan kesal, ia menghampiri Namjoon yang terlihat sangat sibuk dengan buku-buku yang berserakan di sekitarnya.

"Kamu mau ngapain di sini? Lebih baik cepat ke dapur." Namjoon tidak mengalihkan pandangannya dari materi yang harus ia hapal untuk ujian akhir semester. Tangannya terus bergerak lincah menulis ulang formula dan teori yang membuat otaknya hampir meledak.

Adiknya pun langsung mengeluh. "Kenapa Oppa tidak membuatnya sendiri? Tanganku masih kotor. Memangnya Oppa mau, mie goreng kesukaan Oppa ada tanahnya?"

Namjoon pun langsung mual membayangkan hal tersebut. Ia bergidik jijik. "Ya sudah, kalau begitu Taeyeon noona saja yang membuatkannya untukku."

"Taeyeon unnie sedang pergi dengan Baekhyun sunbaenim," balas Kim Namjoo sambil diam-diam mengusap tangannya pada meja belajar kakaknya.

Dahi Namjoon langsung mengernyit. "Kenapa noona pergi sama ibunya Taehyung?"

"Hish. Aku akan mengadukan Oppa pada Taeyeon unnie," ancam gadis itu sambil menudingkan jari telunjuknya.

"Jangan. Nanti dia mengamuk lagi-" Perkataan Namjoon tiba-tiba terhenti saat melihat percikan tanah mengenai buku catatannya. Ia pun langsung mengalihkan pandangannya pada tangan Namjoo yang sudah mencokelatkan mejanya dengan tanah. "Astaga! Bukuku! Kenapa kamu mengotorinya?! Memangnya kamu nggak tahu kalau harga meja ini sangat mahal?!" bentak Namjoon.

"Arayo" (aku tahu). Namjoo mengatakannya dengan nada meremehkan. "Aku akan meminjamkan mejaku kalau Oppa berjanji akan bersabar menunggu mie goreng buatanku. Dan juga flashdisk baru."

"Dasar kau ini ya!" Namjoon mengumpat kesal. Dengan bibir cemberut, ia menghela napas. "Ya sudah, tapi tolong dipercepat ya. Aku sudah sangat lapar."

TOK TOK

"Siapa?" sahut Namjoon dengan suara lantang. Ia sedikit menolehkan kepalanya untuk mengamati pintu kamarnya. Tidak menyadari bahwa adik bungsunya sudah mulai mundur dan memasang kuda-kuda.

Tak disangka, suara lembut yang dewasa terdengar dari luar pintunya. "Kim Namjoon! Jangan berteriak keras-keras lagi. Aku sedang mendiskusikan tugas kuliahku dengan Tiffany."

Mendengar perkataan kakak tertuanya, anak laki-laki satu-satunya itu pun langsung melongo.

"Halo? Iya, Tiff?... Sudah, aku sudah bilang ke dia. ... Memang, kalau sudah berisik Namjoon memang-..." Suara Taeyeon semakin lama semakin mengecil dan menghilang setelah terdengar suara pintu kamar sebelah tertutup.

Kini giliran mata Namjoon yang mengeluarkan tatapan sinis. "Sekarang kamu sudah berani bohong ya, dongsaeng."

Namjoo pun berhenti berjingkat dan hanya meringis. "Nggak, Oppa. Ini, aku mau ke dapur. Mau pakai telur nggak?"

"Bikin dua ya, telurnya," kata Namjoon yang merasa menang. "Dan selamat untukmu, tidak ada contekan saat ujian."

Oh, tidak, pikir Namjoo, aku benar-benar lupa tentang itu.

Mail ChroniclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang