01. dahyun's mail • restaurant

421 18 1
                                    

Restaurant

Twice Dahyun
BAP Daehyun

---------------------------------------------------

Hai! Selamat malam! Bagaimana kabarmu? Bukankah ini hari yang-

Seorang gadis bertubuh mungil menarik perhatian banyak orang dengan tingkah lakunya. Ia berjalan layaknya model runway tahun ini, sesekali berputar, sambil mengusap kedua tangannya. Wajahnya tampak ceria dengan senyum lebar yang hampir mencapai telinganya. Gumaman sebuah lagu terdengar dari mulut gadis itu.

Langkah gadis itu mengarah pada sebuah pertokoan yang bisa dibilang cukup ramai. Matanya tidak selalu fokus ke depan. Ia lebih suka memandangi etalase toko, kebanyakan merupakan butik dan distro yang masih berkembang. Namun desain dan kualitasnya tidak jauh dari milik para perancang terkenal.

Sebenarnya, yang ia lakukan hanyalah untuk kepuasan mata saja. Tidak ada niat sedikit pun untuk membawa pulang hasil rancangan itu, setidaknya ia enggan melakukannya untuk bulan ini. Kali ini, seorang pemudalah yang memadamkan semangat belanjanya.

Tak lama kemudian, gadis itu telah sampai di tempat tujuannya. Sebuah restoran Italia yang menyediakan pemandangan indah saat malam hari. Aroma pasta langsung mengisi rongga hidungnya, membuat perutnya berbunyi minta diisi.

"Maaf, apakah Anda sudah memesan meja untuk malam ini?" sapa sang pelayan saat mengetahui keberadaannya.

Gadis itu hanya mengangguk. "Dahyun."

Setelah mencari namanya di sebuah buku, pelayan itu memimpin jalan menuju lantai atas. Dan sungguh, majalah yang memuat liputan restoran ini memang benar akurat. Pemandangan, tata ruang dan suasananya patut diacungi jempol. Dahyun bahkan sempat terkagum-kagum pada interiornya yang unik. Ia bahkan tidak sadar bahwa pemuda yang sangat ia nantikan kedatangannya, sudah duduk manis di depannya.

"Hai," sapa pemuda itu.

Tanpa Dahyun sadari, kedua sudut bibirnya sudah melengkung cantik seperti bulan sabit. Siapapun bisa melihat mata Dahyun begitu berbinar saat tahu pemuda itu ada di sana. Dengan sangat bersemangat, ia segera menduduki kursi di depan laki-laki muda tersebut.

"Kau datang! Aku senang sekali!" ucap Dahyun sambil membuka buku menunya.

"Keajaiban, bukan?"

"Tentu saja!"

Pemuda itu pun tergelak geli walaupun ia tetap berkutat dengan nama-nama makanan Italia. Sekilas, dia melirik ke arah gadis itu. Tampak cantik saat mendongak untuk menyebutkan pesanannya. Lantas setelah Dahyun selesai berbicara, gilirannya untuk memesan makanan favoritnya.

Tidak lupa, ia menanyakan promo khusus hari ini pada si pelayan.

"Promo khusus hari ini adalah Lover's Choice. Anda akan mendapatkan diskon jika Anda datang bersama pasangan Anda dan menunjukkan couple things yang kalian miliki," jawab pelayan dengan raut wajah datar.

Dahyun dan pemuda itu bersitatap sekitar tiga sampai lima detik. Pemuda itu terlihat santai dan meletakkan ponselnya di atas meja kemudian Dahyun pun mengikuti. Monster biru bertotol ungu tersenyum lebar di masing-masing ujung ponsel. Sebuah cincin perak pun melingkari jari manis mereka.

"Berarti Lover's Choice ya?" Pulpen pelayan itu bergerak cepat di atas kertas yang ia pegang. "Baiklah. Pesanan kalian berdua akan datang 15 menit lagi. Terimakasih."

Setelah memastikan pelayan wanita tersebut pergi, Dahyun langsung merapatkan badannya pada meja. "Yah, oppa! Jadi, Oppa mengajakku bertemu di sini hanya karena promo saja?"

"Iya." Daehyun menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. "Inilah keuntungan dari mempunyai kembaran yang tidak mirip dan sangat peduli dengan uang, adik. Sesekali bersyukurlah karena hal itu dan juga tuan Sullivan yang kubawa dari Jepang ini."

"Hish." Gadis itu mendesis. "Kalau bukan karena benar-benar merindukanmu dan ingin menghemat uang dari ayah, aku tidak akan datang ke sini."

"Aku juga terpaksa." Daehyun kini menopang dagu sambil menerawang keluar jendela. Memandang kerlap-kerlip lampu kota yang seperti tidak ada matinya. "Tapi kau harus mengakui..."

Dahyun yang mengikuti gestur tubuh kakaknya, mengalihkan sejenak pandangannya pada Daehyun. "Mengakui apa?"

"Kalau aku jago mencari tempat untuk berkencan."

Sunggingan senyum yang mengejek terukir di wajah Dahyun. "Ya... Terserahlah."

Daehyun pun hanya mengendikkan bahu. Jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa adiknya mengakui perkataannya.

---------------------------------------------------

Mail ChroniclesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang