007

4.6K 678 131
                                    

"Bea, cepetan bangun."

Sebuah suara itu seakan langsung masuk ke dalam kedua telinga gadis yang sedang tertidur tengkurap itu. Bea berbalik membenarkan posisinya. Sekumpulan cahaya matahari pagi yang bersinar langsung menyapa gadis itu ketika kedua matanya yang berat itu terbuka, matanya menyipit Tubuh Bea masih berbaring di atas kasurnya, bibirnya menggelitik dan terasa hidup seakan masih bertaut dengan milik Louis. Katakan Bea naïf karena ia menyukainya.

"Bea, cepetan bangun. Pintunya kenapa di kunci, sih?" seseorang yang berada diluar pintu itu lagi-lagi mengomel karena Bea tak kunjung keluar dari kamarnya.

Kedua mata Bea terasa perih dan tidak bisa terbuka akibat rasa kantuk yang di dominasi oleh bengkak akibat nangis beberapa jam semalam. Gadis yang masih berada di kasurnya itu melirik ke arah jarum jam. Masih pukul delapan. "Entar, ma. Nanti aku ke bawah."

Setelah itu sama sekali tidak terdengar lagi suara wanita paruh baya itu.

Ponsel Bea bergetar, pun ia tangannya segera bergerak untuk mengambil ponsel tersebut.

7.59 PM

Louis: bea

Louis: beaaa

Louis: bea maaf bgt hari ini gue gabisa jemput

Louis: lo bias minta jemput ava, kan?

Louis: atau nyetir sendiri gitu?

Louis: gue jemput haley

Louis: lo ga marah sama gue, kan?

Louis: maaf banget

Sebenarnya, ada sedikit perasaan kesal yang menempel di hati gadis itu setelah membaca pesan-pesan singkat dari Louis. Dia tidak tahu apa perasaan ini; tetapi Bea merasa sedikit cemburu ketika Louis kerap kali mementingkan Haley daripada dirinya. Padahal, sebelum Louis mengenal Haley, cowok itu tidak pernah absen untuk menjemput Bea.

Bea mendengus pelan.

Me: gue nyetir sendiri

***

Mungkin hari ini bisa dibilang Bea sedang memakan buah simalakama. Buktinya saja, dirinya benar-benar dibuat kesal oleh kejadian-kejadian yang menimpanya pada pagi hari ini. Mari kita lihat:

1. Louis tidak menjemputnya untuk pergi ke sekolah bersama.

2. Saat mereka berdua berpapasan, Louis sibuk sendiri dengan Haley dan tidak berbicara sepercik kata pun dengan Bea melainkan hanya melemparkan sebuah senyuman tipis.

3. Mendapatkan siraman rohani dari guru paling menyebalkan di pagi hari ini karena terlambat masuk ke kelas. Untung saja Bea adalah salah satu murid yang pandai dalam masalah hitung-hitungan. Jadi, si Nenek Tua itu memperbolehkan Bea untuk mengikuti pelajarannya.

Hah, terdengar berlebihan memang jika hal di atas dapat membuat mood Bea turun drastis. Namun hal ini berbeda, gadis itu sedang berada di dalam masa datang bulannya sehingga menjadi benar-benar seperti boneka Anabelle yang menyeramkan.

Mengikuti kelas matematika dengan baik biasanya dapat dilakukan oleh Bea dengan sangat mudah, namun hari ini dia benar-benar tidak selera untuk berperang dengan angka-angka dan x, y.

Otak Bea terus-menerus berusaha untuk menyimak saat berada di dalam kelas, namun sorotan matanya jatuh kepada seorang gadis berambut pirang yang sedang berdiri di depan koridor kelasnya bersama beberapa temannya. Mata Bea masih saja memperhatikan gerakan-gerakan gadis yang tak lain bernama Haley itu dari kejauhan, seperti ingin menerkam dari jarak jauh. Bahkan jika Bea bisa, maka ia akan menerkam Haley dan mengoyak dagingnya sampai habis.

Sad Soul » ltTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang