6

145 20 3
                                    

Still harry pov

Suara tangisan? Ya itu suara tangisan Gwen. Gadis bodoh! Bagaimana dia bisa menangis hanya karna ingin di suntik. Dari luar ruangan inap itu aku dapat melihat Gwen yang menangis cukup keras.

Sebelum melangkahkan kaki ku, hati kecil ku bertanya-tanya.

"Harry untuk bagimana kau akan menjawab apa jika ditanya 'apa kalian hanya teman?'"

" Harry kalian itu pernah menjadi musuh"

"Harry kau memang punya sisi malaikat tapi apa kau berani"

" Apa nanti kau tidak akan canggung di dalam harr?"

Pertanyaan dan pernyataan yang terus berkecamuk di otak ku. Apa untuk hal sepele seperti ini aku canggung? Tidak.

Aku melangkahkan kakiku memasuki ruangan itu. Ruangan tulip no 21. Bagian administrasi sempat tidak mau memberitahukan ku no kamar nya dikarenakan dia butuh bedrest. Tapi bukan Harry jika kehabisan akal bukan? Ya , aku bilang aku kekasihnya . Lagi. Aku berbohong.

Aku melangkahkan kaki ku dengan agak ragu ke ruang inap itu. Sambil aku terus memasang senyum terbaik ku. Gwen yang baru selesai diperiksa memberikan ku tatapan 'apa yang kau lakukan'

"Hi gwen" sambil memasang senyum.

" Hey Harry apa yang kau lakukan disini? Bagaimana kau bisa tau aku disini hah? " tanya nya dengan nada agak kesal.

"Sudahlah Gwen justru Harry lah yang mengantarkan ku ke rumah sakit tadi. Kau tidak tahu kan ? Dia lah yang mau memberikan ku tumpangan . Tadi aku panik sekali. Jadi alangkah buruknya jika aku menyetir bukan? " jelas Patt.

Gwen pov

Benarkah? Menjadi temannya selama kurang lebih 2 hari , aku baru menemukan sisi baik nya. Sisi baiknya adalah perhatian dan peduli. Thats my opinion right? Semua orang bebas berpendapat.

Mendengar penjelasan Patt , aku jadi malu. Salahkah aku membentaknya? Tidak . Walau hati kecil ku berkata.

"Gwen kau bersalah"

Lalu apa yang harus ku katakan pada Harry? Aku bingung. Sangat bingung kurasa. Aku ingin sekali menngucapkan terima kasih dan permintaan maaf.

" oh begitu , maaf harry , terimakasih juga telah mengantarkan patt."

Tunggu ..

..

Aku keceplosan . Entahlah aku tak perduli lagipula hanya Harry kan?
Harry styles mantan musuh ku .

" oh ya Gwen memang nya kau sakit apa?"

" apa perduli mu?"

" gwen" kali ini ibu agak sedikit ikut campur dan aku agak sedikit tak suka.

"Oh ayolah Gwen kan aku sudah menjadi temanmu jadi aku ingin menjadi temang yang baik " akal-akalan mu saja Harr untuk ngobrol dan menetap di sini untuk mengganggu ku. Aku sudah hafal caramu. Type no 1 Harry styles .

"Gwen, ibu dan aku akan mengambil obat dan melihat hasil penyakit mu hhmm Harry bisa kau jaga adikku sebentar" Jelas Patt

Oh tuhan jangan. Jawablah tidak. Aku mohon. Sungguh , aku sedang malas dengan lelaki keriting bodoh ini. Ya,tuhan

Author pov

"Baiklah" Jawab Harry dengan senyuman iseng.

Bam. Gwen terus bergumam kata-kata kotor. Patt dan Ibu sudah keluar dari ruangan Gwen. Sontak dalam waktu 1 menit ruangan itu menjadi sangat sepi. Harry sedang membalas pesannya dan Gwen sedang menonton TV. Canggung? Ya bagi Gwen dan Tidak untuk Harry.

Enemy , Friend , LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang