18

84 15 2
                                    

Gwen pov

Pagi ini aku siap bekerja. Namun, aku sengaja pergi ke sturbucks di lobby bersama Helen. Aku merasa lapar dan ingin sekali makan new york cheese cake. Hmmm sepertinya lezat. Aku dan Helen sudah bersiap terlebih dahulu agar selesai sarapan kami dapat langsung ke kantor. Aku menunggu Helen yang masih berpakaian. Sementara aku sudah siap di depan cermin. Aku membenarkan Lipgloss pink ku.

"Ayo sarapan! Kau harus meeting dengan para manager pukul 10 pagi nanti." Kata Helen yang terburu-buru memakai flatshoesnya.

Aku memutar bola mataku malas lalu menekan tombol lift . Tak butuh waktu lama pintu lift terbuka aku dan Helen masuk kesana sampai turun ke lobby. Lobby pagi ini tidak begitu ramai. Para pegawai melemparkan senyum paginya padaku. Aku dengan senang hati membalas senyuman mereka. Aku menyayangi seluruh pegawaiku. Menurutku tanpa kehadiran 1 pegawai apa jadinya hotel ini. Walaupun liburnya sedikit mereka tetap masuk tanpa izin ataupun cuti malas.

Helen dan aku segera memesan sarapanku. Kami memang jarang kesini. Tapi aku sering membeli kopi. Terkadang Lea ataupun OB aku suruh beli kopi dan mengantarnya ke ruanganku. Atau aku membeli minuma untuk tamu ku yang datang ke ruanganku. Tamu ku bukan orang sembarangan. Bukannya sombong. Tapi, mereka datang pasti karena ada keperluan.

"Hot green tea cream and new york cheese cake" ujarku. Helen sudah selesai memesan dan sedang menunggu pesanannya. Berarti dia menyelang antrianku? Huh dasar Helen! Tapi tunggu aku ingin hal lucu di minumanku.

"Hei! Tunggu kau tak bertanya siapa namaku?" Protesku sebelum pelayan itu menulis sesuatu di gelasku.

"Tentu saja kau adalaha Mrs. Gwen Labio." Ujarnya dengan nada agak takut.

"Tapi, aku ingin sesuatu yang lucu di minumanku hhhmm tulis Cinderella di minumanku, aku ingin minumanku lucu HEHE" Ujarku malu.

"Baiklah, Mrs" katanya. Mungkin dia heran dengan perlakuan seorang pemilik Hotel ini. Kalian saja yang tak mengenal aku menyeluruh.

Aku dan Helen menikmati sarapan tanpa banyak bicara. Helen itu 3 tahun lebih tua dariku. Rencanya setelah dia menikah tahun depan ia tidak lagi tinggal disini. Huh aku tak dapat mebayangkan hidupku tahun depan tanpa seorang kakak keduaku ini. Aku sangat ingat betapa senangnya ia setelah Andrew melamarnya. Aku pun turut senang. Walaupun ada beberapa persen kesedihanku. Tapi tak apa semoga tahun depan juga lebih baik.

"Gwen, besok boleh aku izin?" Ujarnya menyadarkan lamunan ku.

"Boleh saja kau mau kemana?"

"Aku akan pergi ke Ireland. Aku harus merencanakan pernikahanku dengan Andrew bersama orang tuanya dan ayahku. Izin 5 hari ya Gwen." Ujarnya dengan nada sangat memohon.

"Tak masalah. Tapi kau membuatku cemburu. Kau bahkan sudah akan menikah." Aku memajukan bibirku.

"Kau harus cari pasangan gadis cantik. Kau tak bisa sendiri terus."
Ujarnya.

Hufftt terserah apa kata Helen. Walaupun aku sudah menyelesaikan terapiku tapi entah kenapa aku tetap sulit melupakan Harry. Tapi ini rahasia. Jangan bilang siapapun.

Aku dan Helen menyelesaikan sarapan kami dan bergegas pergi ke kantor. Aku dan Helen jalan santai saja. Sesekali aku melihat handphoneku. Untuk sekedar bercermin. Hehe.

"Partner bisnin mu dari LA sudah datang tadi malam."

"Dia menginap di kamar VVIP 2001"

"Pukul 1 malam dia sudah check in"

"Ah ya dia mengajakmu makan siang"

Aku hanya bergumam oh dan mm selama penjelasan Helen. Tapi kalimat terakhir mengguncangku. Makan siang? Topik apa yang ku bahas. Makan siang terlalu panjang. Membuat aku bingung akan apa yang nanti kami bicarakan. Bagaimana kalau dia sudah tua. Aku harus membicarakan apa. Membicarakan bagaimana perang dunia terjadi? Tidak tidak tidak. Berarti dia sudah sangat tua. Aku salah mengartikan seseorang.

Aku masuk ke ruanganku dan menemui Lea yang mencari sesuatu di ruanganku. Aku kira seorang pencuri. Aku sampai kaget. Dia itu 6 tahun lebih tua dariku dia sudah punya suami. Namanya Fred. Lea juga sudah punya anak berusia 2 tahun namanya Cindy. Cindy terkadang ikut Lea bekerja. Aku mengizinkannya masuk ke ruanganku. Karna kami seperti keluarga. Aku mengaggap Cindy adalah keponakanku.

"Lea! Kau buat aku kaget!" Kataku sedikit teriak.

"Maafkan aku Gwen. Aku mencari data seluruh karyawan yaitu Manager, Kepala Staff , Kepala Chef , kepala kebersihan, staff perkantoran, kepala pelayan dan kepala resepsionis." Jelas nya sambil mengitung dengan jarinya.

"Di rak hijau no3 dari atas map warna kuning." Jawab Helen sigap.

"Ah... kau yang terbaik baiklah terimakasih." Ujar Lea.

"Itu untuk apa?" Tanyaku

"Partner mu CEO dalam bidang asuransi dia punya 37 cabang di negara berbeda. Kau pasti setuju. Jadi aku siapkan data karyawan."
Jelasnya lagi.

"Tapi kenapa hanya kepala dari berbagai bidang?" Tanya ku lagi.

"Aku hanya menyiapkan untuk petinggi" jawab Lea.

"Tidak! Semua karyawan tetap harus dapat asuransi tak terkecuali!" Tegasku.

"O-okay baiklah dimana data mereka semua aku akan membagi pekerjaan ini pada staff perkantoran." Jawabnya gugup.

"Di rak hijau yang sama no3 dari atas semua berkas disitu. Ambil semuanya." Ujar Helen.

"Baiklah Helen dan Gwen. Semoga hari kalian menyenangkan." Ujarnya.

Jam makan siang pun mulai. Aku ada janji makan siang dengan CEO itu. Aku mengganti dressku. Lalu berdandan formal sedikit. Janji makan siang kami di Restaurant Hotel ini. Tamu VVIP kali ini dapat reservasi VVIP juga. Aku berkali-kali melirik jam ku. Aku takut telat bagaimana kalau dia CEO garang yang menerkam siapapun. Aku sampai di restaurant ku sendiri yang masih di hotel ini.

DEG

DEG

DEG

{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}

Aku tau vomment turun tapi tak apa.

Sedih banget vommets turun yodahlah.

Huaaa (nangis kejer)

Makasih yang mau baca

Dedikasiin buat harbaraxxstylvin karena comment dia aku semangat gt ciee

Etdah gua cewe gesrek emang



Enemy , Friend , LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang