9

135 21 1
                                    

Perfect saoloh. Suaranya harehh. Berapa kali udah dengerin perfect? Seharian gua puter terus nih

Still gwen pov

Astaga apakah dia tidak bisa memelankan suaranya. Ini sungguh menganggu. Kan sudah ku bilang ini malam yang sunyi . Tiba-tiba seseorang muncul di balik pintu. Harry. Sedang apa dia? Aku memberikan tatapan kaget ku padanya.

"Apa yang kau lakukan disini?!!!!!!" Teriak ku.

Tiba-tiba dia membekap mulutku. Apa maksudnya Harr? Aku segera meronta dan menggigit tangan nya. Tidak peduli dia akan berdarah ataupun dia memar.

"Apa yang kau lakukan Gwen?!" Nada suara nya seperti orang akan marah.

"Seharusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan bodoh?!!" Aku ikut bertanya dengan kasar.

"Aku? Aku ingin mengembalikan buku tugasmu." Tukas Harry.

"Kenapa tidak kau kembalikan ini besok pagi saja huh? "Tanya ku masih kesal.

"Besok ada PR Bahasa Inggris di buku ini sedangkan pelajaran bahasa Inggris besok adalah jam pertama dan jam kedua bodoh!"
Tegas Harry.

Apa? Aku baru ingat. Sungguh. Beruntung Harry menginformasikan ku tentang ini. Situasi agak canggung pun muncul di tengah-tengah kami. Tidak ada satu pun diantara kami berdua yang memulai kembali percakapan. Aku masih memegang buku tugas ku sedangkan Harry masih menggenggam erat kunci mobilnya. Tunggu. Harry mengendarai mobil ? Tidak biasa. Apa dia baru mengantar seseorang? Seseorang pada diriku mulai mencari tahu kenapa dia mengendarai mobil.

"Harry"

"Gwen"

"Kau duluan!" Ucap kami bersamaan lagi. "Tidak! Ladies first" ucap nya tegas. Aku mengerutkan alis ku dan seolah berkata 'sungguh?' Dia menatap ku dengan alis yang dinaikan. Oh mungkin dia menunggu pertanyaan ku. Mungkin? Well mungkin saja. Aku tak berharap. Lagipula berharao untuk hal sepele tidaklah penting. Tapi ini tidak sepele menurutku. Sudahlah aku bingung dengan diriku sekarang.

"Kau mengendarai mobil?" Tanya ku sambil menunjuk kunci mobil yang masih ia pegang erat. Lagipula untuk apa memegang kunci itu dengan erat. Aku juga tidak akan mencuri mobilnya kan.

"Aku habis mengantar seorang wanita. Lagipula tidak baik mengantar wanita malam-malam. Apalagi wanita yang paling kucintai. Dia bisa saja terkena angin kencang. Kau tahu kan bagaimana cara aku mengendarai motor? Kasihan dia kalau terkena angin malam. Aku paling tidak mau dia sakit. Itu semua ku lakukan karna satu alasan yaitu karna aku mencintainya. Mungkin aku akan sering menggunakan mobil. Karna sarannya tentunya. Menurutnya aku sangat mudah sakit" Jelas nya panjang lebar dengan senyum lebar menampilkan deretan giginya dan lesung pipi nya yang dalam. Siapa dia? Siapa wanita itu? Kekasihnya? Dengan penasaran aku bertanya untuk kedua kalinya.

"Siapa dia?"

"Ibuku. Malam ini dia ada meeting dia wakil ceo dia wanita karir. Ayahku ceo nya dia sedang di Scotland. Ibuku tidak pernah meninggalkan ku hanya untuk keluar negeri mengurus bisnis nya kecuali sangat sangat terdesak. Jadi ayahku yang otomatis haru sering keluar negeri. Meeting malam ini penting dia minta aku antar . Rekan bisnis nya akan meninggalkan London besok pagi pagi sekali. Dia tidak mau ke LA meninggalkan ku. Jadi katanya lebih baik dia lelah untuk malam ini. Untungnya rekan bisnis nya baik" Ceritanya panjang lebar sambil tersenyum lebar. Dia sangat bangga pada ibunya. Seperti anak mommy tapi kali ini berbeda. Tapi kenapa saat pertama ku kira itu kekasihnya rasanya panas sekali? Entahlah aku tak peduli.

"Ah ya tadi apa yang akan kau tanyakan Harr?"

"Jadi begini. Boleh aku menginap? Kau tahu Gemma sedang mengadakan party di rumahku sedangkat aku ingin membaca buku dan tidur nyenyak setelahnya. Aku sudah bilang ibuky tidak pulang malam ini. Jadi bolehkah?" Bodoh! Otaknya kecil sekali ! Sungguh!

"Oh ayolah Harry rumah Zayn dan Louis lebih dekat dari rumah mu."
Kenapa harus menginap di rumahku . Aku wanita . Mereka pria.

"Zayn sedang ada pengajian di rumahnya. Pengajian rutin. Louis bilang dia ada kencan malam ini dengan para----"

"Jalangnya" aku putus omongan Harry.

"Siapa bilang? Dia bilang dia ada kencan dengan ibunya. Dia ingin menghabiskan malam bersama keluarganya di rumah." Oh. Otak ku negative.

Aku mengelak dengan bilang bagaimana reaksi kedua orang tua ku jika ada pria di kamarku. Jam segini kamar Patt dikunci. Dia sedang videocall dengan Terresa. Entahlah bagaimana status mereka. Patr selalu diam jika ditanya. Teressa tidak pernah mau menjawab. Pria keriting ini terud merengek. Akhirnya dia memutuskan untuk bialng dulua ke orangtuaku.

Di ruangtamu aku melihat ayah dan ibu yang sedang menonton film. Astaga mereka relationship goals. Usia pernikahan mereka sudah 20 tahun tapi mereka masih sering berduaan sambil sekedar bercanda atau mengobrol hal-hal yang di alami masing-masing pada hari itu.

"Ibu, Harry ingin berbicara denganmu" kataku dengan nada tak peduli.

"Ada apa Harry?" Tanya ibuku peduli.

"Begini nyonya Labio--"

"Panggil aku Rose saja Harr" potong ibuku dengan nada sekali lagi peduli.

"Begini Rose bolehkan aku menginap. Teman-teman ku seakan tidak peduli saat aku butuh bantuan seperti ini. Kakakku Gemma sedang party dirumah kami sedangkan aku tidak suka kebisingan seperti itu. Bolehkah? Aku janji tidak akan melakukan apapun pada anakmu. Aku akan tidur di sofanya. Sungguh. Aku janji" kata Harry penuh harap.

Ibu dan ayah terkekeh. Astaga kenapa mereka. Aku yang berdiri di bar langsung membelakan mata ku . Apa yang mereka pikirkan?

"Tidurlah Harry. Ini juga sudah malam. Masukan mobilmu ke garasi rumah kami. Tidurlah di kasur Gwen juga tak apa. Turunlah dari kamar kalau kau lapar tengah malam. Makan saja makanan di kulkas. Aku akan di sini mengerjakan pekerjaan kantorku." Jawab ayah. Apa?!!! Apa maksudnya? Kalian membiarkan ku bersama pria ini.

"Tak usah malu Harry. Kau kan kekasihnya Gwen jadi itu tak masalah. " Tambah ibu. Kurasa Harry akan membutuhkan penjelasan ku nanti.

Aku kembali ke kamar ku bersama Harry. Menghembuskan nafas panjang aku kembali melakukan aktivitas ku. Aku membuka laptop ku lagi. Harry melepas sepatunya. Lantas melepaskan bajunya. Tunggu. Apa maksudnya?

"Pakai bajumu kembali Harr." Kataku jutek.

"Aku tidur all naked biasanya tapi karena aku dikamarmu jadi aku akan tidur dengan menutupi sebagian areaku saja." Katanya.
Dia naik ke tempat tidurku melihat apa yang sedang ku lakukan. Melihat apa yang ku lihat (taylor swift) dia segera memasang posisi tidur senyaman mungkin.

"Tidurlah Gwen sudah malam tidakkah kau mengantuk?"

Menuruti perintah nya aku menutup laptopku menaruhnya di meja belajarku. Ku lihat Harry memejamkan matanya. Aku membuka tali kunciran ku agar rambutku tidak kusust saat tidur. Aku membatasi jarak kami dengan guling. Namun saat aku ingin memulai tidurku. Guling di sampingku menjadi hangat. Ku tengokan wajahku Harry tepat disamping ku. Aku memerhatikan wajahnya selama beberapa detik. Namun betapa terkejutnya aku setelah mata yang tertutup tadi itu terbuka.

"Gwen!"

Jantung ku masih selamat untungnya. Dia mengagetkan ku. Dia sangat mengagetkan ku. Aku hampir jatuh dari tempat tidur mungkin.

"Gwen aku ingin--

------------------

Keep vote and comments guys. Press the star button. Thank you for your support.

Enemy , Friend , LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang