Sore ini tak seperti biasanya. Hari ini Ali meminta izin pada Prilly untuk pulang lebih awal. Dengan berbagai alasan dusta akhirnya Prilly pun memperbolehkan.
"Ali..." satu tepukan tangan jatuh di pundak Ali.
"Bunda.." Balas Ali saat melihat sang pemilik tangan tersebut.
"Tumben udah pulang???" Tanya bunda Ali sambil duduk di samping Ali.
"Hehe.. iya Ali izin pulang awal. Capek.." jawab Ali.
"Uh.. kasian.. yaudah sini Bunda pijetin.." ucap sang Bunda.
"Gak usah Bun, ih Ali gapapa kok.. cuma paling butuh kasur aja hihi.." tolak Ali.
"Udah gapapa ayo.." ucap Bundanya.
"Gak bun.. gak ah.." Ali dengan paksa melarikan diri menjauh dari bundanya. Dari kecil, ya memang seperti itu Ali. Tak pernah mau memperlihatkan tubuhnya ke orang lain, termasuk orang tuanya sendiri. Padahal waktu bayi...
*
*
*
Waktu menunjukkan pukul 19.00
Ali baru saja terbangun dari tidur nyamannya tadi siang. Ia keluar dari kamarnya dan segera membersihkan dirinya. Biasa sudah Ali mandi malam seperti itu. Katanya, klo gak mandi gak enak malah sakit-sakit semua. Jadi, mau tak mau, malam pun tak jadi penghalang untuk Ali mandi.Setelah selesai, Ali berjalan masuk ke dalam ruang tengah. Ia melihat Alisa yabg sedang memakan gula-gula sambil melihat sinetron favoritnya.
"Hey, abang minta dong!!!" Ucap Ali iseng menyuil gula-gula milik adiknya itu.
"Ih, abang. Apasih minta-minta. Beli sendiri aja napa sana. Ini tuh bakal buat cemilan sambil nonton TV tuh.." omel Alisa.
"Duh dek, gue minta cuma secuil aja lo dah ngoceh kek burung beo.." balas Ali.
"Ya lagi abang ngapain minta-minta. Ntar klo gula-gulanya habis duluan gimana?? Kan gak seru.. Beli sendiri aja sana di pasar malem depan.." lanjut omelan Alisa.
"Di pasar malem??" Tanya Ali. Alisa hanya mengangguk. "Emang ada??" Tanya Ali lagi.
"Klo gak percaya liat aja sendiri di depan kampung onoh.." jawab Alisa.
"Beneran??" Tanya Ali lagi memastikkan. Alisa hanya mengangguk. Dengan gerak cepat Ali masuk dalam kamarnya dan mengambil dompet dan jaketnya.
"Lo gak bohong kan Lisss???" Tanya Ali lagi memastikkan sebelum keluar dari rumah.
"Ih, enggak bang. Liat aja sendiri sana klo gak percaya. Duh ah, ribet lu. Ganggu gue pantengin TV aje..." jawab Alisa dengan nada ngomelnya itu lagi.
Ali berjalan keluar dari area kampungnya itu, ternyata benar ada pasar malam. Ia ingin sekali mengajak Prillynya merasakan bermain di area pasar malam ini. Dengan cepat ia menaiki ojek dan segera cuzzz ke rumah Prilly.
*****
"Van.. jangan balik dong.. gue ndirian di rumah.. gak seru.." rengek Prilly pada Vandra yang hendak pulang.
"Gak bisa Pril, gue harus balik. Gue mau ke Bandung. Sepupu gue ada yang nikahan besok." Ucap Vandra.
"Yah Van, lu mah gak kayak dulu lagi.. lo dulu paling suka bener temenin gue. Sekarang??" Dumel Prilly.
"Uh.. sorry Prill, sumpah klo misal ini bukan acara keluarga pasti gue lebih milih lo dibanding acara ini. Karena ini juga udah jadi adat keluarga gue, jadi klo ada yang bangun acara, sanak saudaranya harus saling bantu, klo gak.. ya klo gue bangun acara gak bakal dibantu dan didatengin. Sorry ya Prill..." Balas Vandra.
"Eeeemmm.. yaudahlah. Lo ati-ati ya.. klo udah sampe Bandung kabari gue. Titip ucapan selamat juga buat sodara lo itu." Ucap Prilly dengan berat hati. Vandra hanya mengangguk dan mengecup pipi kanan Prilly lalu masuk ke dalam mobilnya dan langsung melajukan mobil itu untuk keluar dari area rumah Prilly.
Mobil Vandra sudah menghilang dari penglihatan Prilly, hendak Prilly ingin masuk ke dalam rumah, Ali datang.
"Ali.." panggil Prilly kegirangan dan langsung berhamburan peluk ke Ali.
"Jangan gini non... saya gak bisa napas.. huff.. uhuk.. uhukk.." ucap Ali kesusahan bernafas karena pelukan Prilly yang terlalu kencang.
"Hihi.. sorry..." Prilly melepaskan pelukkannya. Tapi tetap jemari tangan itu tak mau terlepas dari jemari tangan Ali. "Kamu ngapain kesini?? Tadi katanya capek pake banget.." Tanya Prilly dengan nada sedikit kecewa.
"Hihi.. maaf. Aku mau ajak kamu ke suatu tempat." Jawab Ali.
"Kemana??" Tanya Prilly.
"Ada deh pokoknya. Yuk ikut aku aja!" Ali langsung menarik Prilly keluar rumah. Ali sengaja tak membawa kendaraan agar ia bisa berlama-lama di dekat Prillynya.
"Duh Li, masih jauh apa?? Aku capek.." keluh Prilly.
"Entar lagi sampek kok." Ucap Ali. Dengan beberapa langkah kemudian, mereka pun sampai. "Nah kan, udah sampe.." ucap Ali. Prilly hanya diam. Melihat apa yang sedang dihadapannya sekarang. "Are you serious this the location??? Child parade like this??" Tanya Prilly mungkin terlihat menghina. Tapi, Ali mengerti bahwa Prilly belum pernah ke pasar malam seperti ini makanya, Prilly menyebut ini pawai anak-anak.
"Prilly sayang, ini bukan pawai anak-anak. Ini pasar malam. Kamu gak pernah kesana ya sebelumnya??" Prilly menggeleng. "Yaudah, sekarang kita kesana ya.. seru kok pokoknya." ucap Ali lalu mengajak Prilly mendekati area pasar malam tersebut.
Pertama, Ali mengajak Prillynya membeli gula-gula. Lalu mengajaknya menaiki bianglala. Kemudian menaiki komedi putar. Kemudian menaiki dragon swis dan berbagai wahana lainnya yang seru. Sampai yang tadinya ekspresi Prilly menunjukkan kebingungan sekarang menunjukkan kegembiraan.
*****
Di rumah Prilly, entah ada apa gerangan Alexa pulang sendiri. Padahal biasanya ia pulang bersama Joe, suaminya. Dan itupun hanya 6 bulan sekali untuk menengoki Prillynya.
"Nyonya Lexa." Panggil Bik Minah.
"Ada apa dengan Prilly?? Kenapa kamu sampai menelpon saya seperti ini.." tanya Alexa langsung to the point.
"Non Prilly memberhentikan kerja Mae nyonya." Jawab Bik Minah.
"Mengapa??" Tanya Alexa.
"Entah nyonya. Sepertinya non Prilly sudah diguna-guna oleh Ali. Karena sekarang apapun tingkah Ali selalu dibela non Prilly nyonya." Jawab Bik Minah dusta.
Alexa tau, Bik Minah berbohong. Semua pegawainya tak tau, bila Alexa adalah sarjana psikologi. Selain itu, Alexa punya sebuah indra penglihatan pemberian dari sang nenek. Jadi, Alexa bisa menerawan jauh keadaan/peristiwa apa yang terjadi di masa depan ataupun masa lampau.
"Sekarang dimana Prilly??" Tanya Alexa.
"Entah nyonya. Kata Jodi satpam tadi non Prilly pergi bersama Ali. Bisa jadi, Ali mengajak non Prilly ke dukun, agar non Prilly lebih percaya bahwa Ali itu jodohnya." Jawab Bik Minah.
"Yasudah, tenanglah Minah. Kita tunggu Prilly dan Ali datang saja. Jangan asal memburuk sangkakan semuanya.." ucap Alexa lalu berjalan masuk ke kamarnya.
*****************
Hanyoloh. Ah. Adu domba nih si Minah. Tunggu aja pembalasanku Minah. Aku akan balas semuanya dengan mematikan karaktermu hihi...
Slow. Inimah ujian cinta Ali-Prilly.
Gak seru?? Gak ada feel?? Gak jelas?? Maapkan. Yang ngerasa ada, vote+comment ya..
Ingat, 'VOTE+COMMENT KALIAN SELALU AKU TUNGGU, DEAR READERS!'
♥♥♥♥♥✌
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME DRIVER
Fanfiction'Prilly Johana Oktavye' Siapa yang tak kenal dengan nama gadis blasteran Indonesia-Jerman itu. Gadis yang mempunyai paras cantik rupawan. Akal otak yang sangat cerdas dan berprestasi. Siapa yang tak akan terpesona dengannya?? Sosok Mahasiswi BeautyE...