"Bismillah..."
2 hari di rumah sakit sudah cukup bagi Ali menenanhkan dirinya. Sekarang, dia sudah siap. Dia akan menemui Prilly. Bagaimanapun caranya dia harus mampu mengembalikan ingatan Prilly.
"Udah siap, Li??" Tanya Bunda Resi. Ali hanya tersenyum dan mengangguk. "Bunda gak nganter ya, Bunda ada acara arisan PKK bentar lagi.." ucap Bunda Resi.
"Gapapa Bun, Ali berangkat sendiri aja, doain ya Bun!!" Ucap Ali. "Yaudah bun, Ali berangkat dulu ya, asalamualaikum.." pamit Ali.
"Walaikumsalam.. Bismillah dulu, Li biar sukses.." balas Bunda Resi.
Sepanjang perjalanan ke rumah Prilly, bibir Ali tak berhenti berkomat-kamit membaca doa. Meminta restu pada yang kuasa. Tak lama, Ali telah sampai di depan rumah mewah itu, dimana dia mengawali masa cintanya dengan Prillynya. Ali mengklakson agar dibukakan gerbang pagar emas menjulang tinggi itu.
"Mas Ali, eeuss.. udah sukses nyak sekarang.." ucap Deden, satpam rumah Prilly itu."Apa sih Den, biasa aja lagi!!" Balas Ali tak enak hati disanjung seperti itu. "Bukain pagernya dong, Den, tolong.." Minta Ali.
"Oh, siap atuh mas, mau ketemu putrinya nyak.. mau ngedate.. ngedate gitu.. malming.." ledek Deden. Ali hanya membalas dengan sunggingan senyum renyahnya.
Setelah dibukakan pagar oleh Deden, Ali masuk ke dalam rumah itu, dan memarkir rapi mobilnya di perkarangan.
"Bismillah, Ya Allah..." ucap Ali berdoa dulu sebelum keluar mobil.Setelah siap, Ali keluar dari mobil dan menuju pintu utama ruang itu. Rasa degdegan menyelimuti jantung Ali. Ia hendak memencet bel rumah itu dengan rasa gemeteran tapi, sang ufuk yang dicari tiba-tiba datang dan keluar dari rumah itu. Prilly sedang sibuk dengan telponnya. Ali sadar, mungkin Prilly sedang menelpon kekasihnya itu. Cukup tau.
"Okay, baby, see you.. love you too.." ucap Prilly diakhir pembicaraan melalui telpon itu. "Hey boy.. eee.. A.. Li.." sapa Prilly. Ali hanya tersenyum miris. "What are you doing in here??" Tanya Prilly.
"Eeeee.... I want to invite you to go somewhere.." Jawab Ali.
"Hah? You want invete me go to somewhere??" Tanya Prilly.
"Yah, now change your clothes and we'll go.." jawab Ali.
"Change clothes?? Why??" Tanya Prilly.
"Your clothes were a little rude, to open, in Indonesia should not come out with girls open clothes such like this.." jawab Ali.
"So.."
"Change your clothes with long sleeve and trousers.." ucap Ali.
"Okay.." tanggap Prilly lalu masuk ke dalam kamarnya mengganti bajunya.
Seperti biasa, Ali menunggu di spot favoritenya. Di teras rumah.
"Ali..." Sapa Alexa yang baru keluar rumah.
"Tante.." Balas Ali lalu salim pada Alexa.
"Kamu?? Kalian?? Prilly??" Alexa bingung. Tanpa pikir panjang, Ali menjelaskannya.
"Belum tante, ini juga Ali lagi usaha. Ali mau ajak Prilly ke tempat spesial kita dulu, kali aja dia masih inget...""Oh, yaudah.. Lanjutin, usahamu itu. Semoga segera ingatan Prilly bisa kembali sebelum Martin nyusul kesini.." ucap Alexa. Ali hanya tersenyum simpul. Jujur, sakit rasanya mendengar nama kekasih baru Prilly itu.
"Hey.." Sorak Prilly yang baru saja datang sehabis mengganti pakaiannya. "I'm ready... Let's go..." serunya. Seperti biasa, walaupun ingatannya hilang entah kemana tapi, sikap kekanak-kanakannya itu tetap masih ada pada diri Prilly. Selalu mendahului masuk mobil jika hendak pergi, itulah Prilly.
Alexa dan Ali hanya menggeleng kepala melihatnya. Lalu, Ali pamit kepada Alexa dan mereka cuzzz ke tempat tujuan asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME DRIVER
Fanfiction'Prilly Johana Oktavye' Siapa yang tak kenal dengan nama gadis blasteran Indonesia-Jerman itu. Gadis yang mempunyai paras cantik rupawan. Akal otak yang sangat cerdas dan berprestasi. Siapa yang tak akan terpesona dengannya?? Sosok Mahasiswi BeautyE...