Gak ada ide buat tema lain. Yaudahlah selesaiin masalah gara-gara asal ceplos aja. Belum kelar juga kan kemaren...
Oke, this the story.. happy reading!!!***************
Hari ini masalah itu belum juga selesai. Alexa terus mengurung diri di kamarnya. Menerawang jauh beberapa hari lalu. Melihat kejadian apa saja yang telah terjadi.
"Aku tak bisa asal ambil keputusan begitu saja. Meskipun sudah tetap pelakunya tapi, aku butuh bukti untuk mewujudkan keputusan itu.." resah Alexa. Ia pusing. Bagaimana caranya mengemukakan semua ini. Tak mungkin ia bilang ini semua adalah hasil penerawangannya. Bagaimanapun itu adalah sebuah rahasia pribadi baginya. Tak boleh ada yang tau. Sekalipun itu Joe dan Prilly. "Huh.." Alexa bangkit dari duduknya dan keluar dari kamarnya. Sepi. Tak biasanya seperti ini. Biasanya Prilly berisik sendiri di ruang tengah entah apa yang dia lakukan tapi, sekarang... Alexa menaiki anak tangga hendak menghampiri Prilly yang mungkin saja ada di kamarnya.
'Klekkk...' Belum juga Alexa sampai di depan kamar, sang pemilik kamar sudah membuka pintunya dan keluar.
"Mommy.." sapa Prilly. "What are yoy doing in here??" Tanya Prilly.
"I just want to what are you doing in over inside.." jawab Alexa.
"I don't do anything. I just stalking my social media and take a nap. Finally.." ucap Prilly.
"Okay. I believe it. How about Ali?? He doesn't come in here today?? Are you already connecting him??" Tanya Alexa sambil mengajak Prilly berjalan menuruni anak tangga.
"Why you inquired like that??" Prilly malah bertanya bukannya menjawab pertanyaan Alexa sebelumnya.
"Yahhh... no problem right, I inquired my candidate son in law.." jawab Alexa.
"Hah?? Mom..." Prilly tak sangka mommynya akan berkata seperti itu.
"Ali is your boyfriend right??" Goda Alexa. Prilly hanya tersipu. "Hoooohh.. Hahahaha.." sorak Alexa dengan tawa.
"I'm hungry baby. Are you too??" Keluh Alexa.
"Hihi.. yes mom.." balas Prilly.
"Okay, you wait in here. I will make a spaghtti for we.." ucap Alexa menundukkan Prilly di sofa ruang tengah lalu cuzz menuju dapur.
Ketika hendak menuju dapur, ia samar-sama mendengar percakapan dari ruang belakang. Klo tak salah, ruang belakang adalah sebuah ruang kost untuk para pegawai. Alexa mendekat dengan perlahan. Huppsss.. dengan gerak cepat ia bersembunyi.. hampir saja ia ketauan. Ia bersembunyi di balik dinding pembatas. Terdengar suara 2 orang wanita, dan sepertinya itu suara, Alexa kenal. Alexa memberanikan diri mengintip, ternyata benar dugaannya. Itu Minah dan anaknya Mae. Dengan ide pintarnya Alexa merekap percakapan ibu dan anak tersebut. Ini bisa dijadikan bukti untuk mewujudkan keputusannya.
Beberapa menit kemudian, setelah percakapan itu selesai, Alexa dengan cepat pergi dari tempat tersebut sebelum Mae dan Minah menyadarinya.
********
Malam harinya semua berkumpul baik Ali, Prilly, Mae dan Minah. Mereka semua sudah siap dengan semua keputusan yang terucap dari bibir Alexa. Semua masih belum sadar bahwa Alexa dengan cara cerdiknya menspeaker hasil rekaman tadi agar semua penghuni rumah ini mendengar semua ucapan busuk Mae dan Minah.
"Mana sih nyonya lexa??" Gerutu Mae. Dan balasan dari Alexa adalah...
"Pokoknya Mae, kamu terus cari cara, gimana caranya biar nyonya Lexa percaya sama kamu dan dia pecat Ali.. dengan dipecatnya Ali, kita bisa lebih leluasa bully dan perbudak si centil ketika nyonya Lexa udah balik lagi ke Jerman. Bisakan??" Perintah Minah.
"Gampang itumah bukk... kecil. Si Ali sama si Centil lawan aku haha.. kek semut lawab gajah tau gak haha.. diejek sekali juga langsung mati." Balas Mae.
"Haha. Pinterr.. dengan gini kita bisa bales dendam. Enak aja kita mulu yang diperbabu, sekali-kali dong majikan songong centil pendek jelek itu yang diperbabu.." ucap licik Minah sekali lagi.
Seluruh speaker dan audio di rumah ini menggema. Otomatis semua penghuninya mendengar percakapan itu, termasuk Ali-Prilly yang jadi bahan perbincangan di dalam percakapn itu.
"Bik Minah.. Mae.." air mata siap mengucur di pelupuk mata Prilly. Dengan jalan lunglai Prilly mendekati 2 wanita biadap tersebut.
'Plakkk.... Plakkkk...' 2 tamparan kasar sekaligus mendarat mulus di tempatnya, yaitu pipi kiri Mae dan Minah. "Dasar manusia biadap! Gak tau terima kasih! Anjingg lo berdua!" Geram Prilly lalu berlari masuk ke dalam kamarnya."Prilly.. Prill.. Sayang.." panggil Ali tapi tak dihiraukan oleh Prilly sangking kecewanya Prilly pada Mae dan Minah.
"Mau kalian berdua apa sih?? Gue emang baru di sini?? Tapi, emang dari awal gue udah ngerasa klo kalian berdua tuh brengsek.. gak bener.. kurang ajar.. bener kata Prilly. Manusia biadap tuh ya kalian berdua. Udah bagus dikasih kerjaan, upah, dan keleluasaan tinggal di rumah mewah ini masih kurang?? Apalagi lo Mae, gue tau, lo sekolah di sekolahin nyonya lexa kan?? Coba klo gak karena keluarga ini.. Ngaca.. kalian pasti jadi gelandangan dan lo Mae, gak dapat bangku sekolah dan kelakuan lo pasti lebih minus daripada ini.. kurang ajaran kalian.." ceramah Ali dengan emosi yang masih bisa ia pendam. Dasarnya Ali malas marah-marah karena kondisi tubuhnya kurang fit. Ali meninggalkan mereka berdua dengan dorongan kasar untuk Mae sebelum ia pergi.
'Plokkk... Plokkk... Plokkkk...' riuh tepukan tangan seseorang terdengar. Itu Alexa. Mereka hanya bisa diam.
"Amazing!!! It's so fantastic! Can you play again your act??" Mereka hanya menggeleng lesu.
'Brakkkk...' Alexa menggebrakkan tangannya di dinding pintu di dekatnya.
"Puas kalian hah?? Hancurin anak saya. Bikin anak saya kecewa. Bikin anak saya nangis. Bikin calon menantu saya juga ikut kecewa. Puas kalian hah?? Puas?? Benar apa yang dikata Ali dan Prilly tadi. Kalian manusia biadap kurang aturan, brengsek, gak tau terima kasih.. udah bagus dikasih kerja, upah dan fasilitas tempat tinggal yang sangat mewah bagi rakyak seperti kalian.. itu masih kurang hah?? Kurang?? Upah yang saya kasih itu jeri paya kalian sendiri.. hasil kalian sendiri.. saya memberi upah pada pegawai itu sesuai dengan sikap dan bagaimana cara ia bekerja.. kalian gak menghargai upah yang saya beri.. kalian berarti juga tidak menghargai jeri payah kalian.. keringat kalian.. Percuma omong sama kalian. Kayak ngomong sama orang bisu.. Nih, upah terakhir dari saya, saya harap besok kalian sudah tidak hidup di dalam lingkup rumah ini lagi dan itu untuk selamanya.." ucap Alexa lalu masuk ke dalam kamarnya setelah memberi pesangon untuk Mae dan Minah.
*************************
Udah selesai akhirnya Gara-gara asal ceplos.. gak tau nih next part mau kasih tema apa...
Boleh klo mau kasih sarannya, aku malah makasih banget klo bersedia kasih saran. Udah ya cuap-cuap hari ini segini dulu. Vote+commentnya jangan lupa. Dadadahhh... Bye Bye Bye♥✌
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME DRIVER
Fanfiction'Prilly Johana Oktavye' Siapa yang tak kenal dengan nama gadis blasteran Indonesia-Jerman itu. Gadis yang mempunyai paras cantik rupawan. Akal otak yang sangat cerdas dan berprestasi. Siapa yang tak akan terpesona dengannya?? Sosok Mahasiswi BeautyE...