Semua keluarga sudah berkumpul di rumah sakit tersebut. Prilly dirawat disitu. Menurut dokter, Prilly depresi karena terlalu memaksa pikiran dan memorinya menuju ke masa lampau.
"Lo tuh gimana sih, Li?? Becus apa gak lo jadi cowok??" Geram Vandra.
"Apaan sih Van.. gue gak ngapa-ngapain Prilly. Gue cuma ajak dia ketaman, gue tanya di tau apa gak tempat itu, dia geleng, yaudah, gue ajak ngomong dia topik lain, tapi gak nanggepin, trus tiba-tiba aja dia udah histeris begitu... apa coba salah gue. Lagipula lo denger sendirikan apa kata dokter tadi, gak ada yang salah, sakit itu muncul seketika dan nyiksa Prilly.." balas Ali.
"Tapi, coba klo tadi lo gak ajak Prilly ke tempat spesial kalian dulu, Prilly gak bakal kek gini. Balik lagi ini juga ulah lo.. karena kecelakaan itu Prilly jadi begini..." ucap Vandra.
"Loh, lo apaan sih Van, ngapa jadi ngungkit-ngungkit masalah yang dulu??" Ali kali ini sudah tak bisa menahan emosinya. Akhirnya Bunda Resilah yang harus turun tangan melerai mereka berdua. Alisa sedari tadi membantu Resi menenangkan Alexa yang sangat sedih putri kesayangannya koma lagi.
"Lexa.." panggil seseorang. Alexa mengangkat kepalanya melihat orang itu. Ternyata itu Joe, Alexa bangkit dan memeluknya. "What happend??" Tanya Joe.
"Prilly comma again.." jawab Alexa purau dalam pelukan Joe.
"How it can do, Aunt??" Tanya seorang laki-laki yang tiba-tiba muncul dari belakang Joe. Alexa melepas pelukannya dan ternyata, "Martin..."
"Yeah, Aunt, I'm Martin. Please answer my question Aunt.. Why Prilly like this??" Tanya Martin.
"It's because me.." Jawab Ali. Joe dan Martin melotot menatap Ali.
"You?" Ucap Martin. Ali mengangguk. Martin lalu tertawa ngakak. "Who is you boy?? My god...." Martin berceloteh entah apa. Menghina Ali. Ia hanya mendengarkannya dengan seksama tak diambil hati.
"Martin STOP!! Don't bully Ali." Lerai Alexa.
"Why???" Tanya Martin.
"Prilly was angry, if you bully her bestfriend.." jawab Alexa bohong. Martin tak bisa dibuat marah. Sekalinya marah, dia akan mengacak seluruh rumah sakit ini. Martin hanya mengangguk mengerti.
"I want to speak with you.." ucap Alexa menarik Joe pergi menjauh untuk berbicara 4 mata bersama.'Kleerrkk..' Knop pintu ruang itu terbuka. Sosok suster keluar dari ruangan itu.
"Maaf keluarga pasien ya??" Tanya suster itu. Mereka pun mengangguk.
"Klo mau masuk gantian ya! Pakai baju sterilnya!" Ucap Suster tersebut. Mereka mengangguk paham.
"Maaf, yang bernama Ali siapa ya??" Tanya seorang suster lagi yang tiba-tiba keluar kamar dan memanggil Ali.
"Saya sus, ada apa??" Balas Ali.
"Sini mas, mbak Prilly daritadi memanggil-manggil nama mas.." ucap suster itu dan mengajak Ali masuk.
Info ini sungguh membuat Martin panas hati. Ia beranjak mengahmpiri Joe dan Alexa.
"Bring Martin back. Keep to distance Martin and Prilly. I don't like him. Because he, Prilly was unconventional.." ucap Alexa. Martin mendengar itu."Aunt, Uncle.." panggil Martin ketika perbicaraan Joe dan Alexa itu selesai.
"Martin.." Balas Joe dan Alexa berpura-pura biasa seakan tak ada yang terjadi.
" You do not need to act like it. Do not need to be closed . I already know everything. Let us wait Prilly conscious and we wondered what Prilly want. Still with me or no.." ucap Martin lal pergi dari rumah sakit itu. Entah kemama, mungkin balik ke Hotelnye. Hihi...
**********************
Yeayyyyyy...
Gak ada feel?? Gak seru?? Gak jelas??
Maapkan. Yang ngerasa ada vote+commentnya jangan lupa ditunggu. ♥✌
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME DRIVER
Fiksi Penggemar'Prilly Johana Oktavye' Siapa yang tak kenal dengan nama gadis blasteran Indonesia-Jerman itu. Gadis yang mempunyai paras cantik rupawan. Akal otak yang sangat cerdas dan berprestasi. Siapa yang tak akan terpesona dengannya?? Sosok Mahasiswi BeautyE...