"Halo, Rina―"
"Apa?!" jawab Andrina dengan berteriak frustasi. Ia baru tidur 2 jam karena baru saja menyelesaikan pekerjaannya yang sudah mendekati tanggal deadline.
"Ini masih pagi, Rina. Kenapa kau pagi-pagi sudah galak sih?"
Andrina melihat layar ponselnya dan kaget melihat namanya, "Maafkan aku Tasha. Ada apa menghubungiku?" tanya Andrina lalu ia jalan menuju kamar mandinya dan meng-loud speaker kan ponselnya dan membasuh mukanya.
"Kau baru bangun? Bagaimana bisa aku punya karyawan yang senang terlambat beberapa hari belakangan ini?"
"Alarm manualku sedang tidak di rumah. Mama sedang menemani Papa di rumah sakit, jadi aku hanya seorang diri di rumah. Tak ada yang membangunkan diriku." ucap Andrina yang kini sedang menggosok giginya.
"Maafkan aku dan sebaiknya kau cepat kemari" Andrina seketika menghentikan kegiatannya.
"Memang ada apa?" tanyanya heran.
"Ada Pak Evan di ruanganmu. Katanya jika kau tidak kemari dengan cepat maka kerja sama antara Demetrio Group dan Addamson's Group di batalkan"
Andrina terpekik kaget dan membelalakan matanya, Apa-apaan orang itu! Bertindak seenaknya saja! Batinnya.
"Katakan padanya, setengah jam lagi aku tiba disana" Ia langsung mematikan sambungan tersebut dan bergegas menyiapkan dirinya. Untung saja tadi malam mobil miliknya itu tiba pada saat dirinya sudah tidak sabar menunggu.
"Apa sih maunya orang itu?" gerutu Andrina.
Dengan kecepatan yang lumayan Andrina membawa mobilnya, Andrina sampai dikantornya hanya dengan 15 menit. Dan sangatlah pas jika ia tadi menyuruh Evan menunggunya setengah jam.
Ketika ia sampai didepan ruangnya, banyak karyawan yang sedang berdiri mengkerubungi ruangannya.
"Rina!" teriak Natasha memanggil Andrina. Seketika, karyawan dan karyawati yang ada di depan ruanganya menatap dirinya.
Ia jalan menghampiri Natasha, "Pak Evan ada di dalam" Andrina langsung masuk ke dalam ruangannya.
Mendengar pintu ruangan terbuka, Evan langsung berdiri dari duduknya, "Selamat Pagi, Ibu Andrina" Mereka berjabatan tangan.
"Ada yang bisa saya bantu, Pak Evan? Silahkan duduk" ucap Andrina dengan sopan. Sebetulnya ia ingin sekali mengigit Evan sampai tercabik-cabik.
Evan menghela napasnya, "Apa yang membuatmu tidak suka denganku?" tanya Evan langsung to the point.
"Maaf― Maksud, Pak Evan?"
"Sudah jelas aku tampan, disukai banyak wanita, kaya.." ucap Evan dengan mantap. Sombong sekali dirinya, batin Andrina. Andrina memutarkan bola matanya.
"Pak Evan, maaf ini kantor. Saya hanya―" belum Andrina selesai berbicara, sudah dipotong oleh Evan.
"Katakan padaku, apa yang membuatmu tidak suka atau tidak tertarik kepadaku?" Andrina menghela napas berat. Ia mulai kesal.
"Aku hanya tak suka denganmu" tatap Andrina sinis, menunjukan bahwa memang ia tidak suka kepada Evan.
Evan baru merasakan pertama kalinya ditolak oleh wanita yang tidak suka kepada dirinya. Evan tersenyum.
"Jika bapak hanya ingin membicarakan hal ini, tolong jangan disangkut pautkan dengan kerja sama antar perusahaan kita" ucap Andrina dengan tegas.
Evan kembali tersenyum, "Dengan satu syarat"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Mr. Arrogant
Romance"Jika memang Tuhan mengizinkan diriku untuk memperbaiki segalanya, maukah kau kembali dan hidup menua bersamaku, lagi?" - Evan Giovanni Demetrio "Jika Tuhan memang mentakdirkan diriku untuk kembali bersamamu, aku akan kembali kepadamu dan hidup menu...