"Kakak, apa kabar?" Tanya Adrian dengan senyum di wajahnya.
Andrina terlihat kikuk, "Kakak baik-baik saja. Oh iya― Kenalkan, ini Evan" Ucap Andrina.
Evan bangkit dari duduknya lalu menjabat uluran tangan Andrina lalu tersenyum kecil, "Evan"
Adrian tersenyum, "Adrian"
Mereka saling melepaskan jabatan tangan mereka.
"Kakak kapan main ke rumah kembali? Mama dan Papa kangen sama kakak, katanya" Tutur Adrian.
Andrina menelan ludahnya dengan susah, wajahnya semakin pucat, peluhnya perlahan mengalir turun dari keningnya.
Andrina tersenyum pahit, "Kakak akan usahakan kesana, ya"
Adrian tersenyum lebar, "Yasudah, rumah kami terbuka lebar untuk kakak, kapan saja kakak datang. Aku pergi dulu ya kak. Sampai juga, Kak Evan"
Evan mengangguk dengan senyum di wajahnya, Andrina mengangguk perlahan dengan wajahnya yang masih pucat.
"Rin, kamu kenapa sih?" Tanya Evan, menatap lurus Andrina.
Andrina menatap Evan dan lalu tersenyum kecil dan sambil menggelengkan kepalanya perlahan, "Tidak. Aku tidak apa"
Selama mereka berada di restoran, Andrina lebih banyak diam setelah Adrian tadi menghampiri dirinya. Natasha sebetulnya sedaritadi mencemaskan Andrina dari tempat sedaritadi duduk.
Pada saat Evan meminta izin Andrina untuk meninggalkan dirinya hanya sebentar, Natasha langsung menghampiri diri Andrina dan memeluk Andrina dengan erat.
"Kau bisa bertahan Andrina, aku disini Andrina. Lakukan apa yang kau mau lakukan saat ini. Lepaskan" Ucap Natasha, pelukannya semakin erat.
Mata Andrina memanas, ia memeluk Natasha dengan erat lalu menangis dalam dekapan peluk hangat Natasha.
Natasha membelai rambut Andrina dan sekali-kali mengusap-usap punggung Andrina, menenangkan Andrina.
Andrina melepaskan pelukan tersebut, Natasha tertawa kecil. Andrina menggadahkan wajahnya dan Natasha menghapus airmata Andrina.
"Ini malam milikmu, kau berhak bahagia. Tapi kini yang aku lihat wajahmu jelek sekali saat ini" Ucap Natasha.
Andrina memukul Natasha, tertawa kecil dalam sela tangisnya, "Kenapa kau masih bisa jahat sih pada waktu-waktu begini?"
"Aku hanya mengatakan sejujurnya, kalau aku jadi Evan melihat wajah jelekmu saat ini, aku akan membatalkan― Aw, sakit!" Seru Natasha, kalimatnya terhenti pada saat Andrina memukul dirinya dengan kencang.
"Kau menyebalkan sekali, bagaimana aku bisa mempunyai sahabat macam dirimu" Runtuk Andrina.
Natasha tertawa. Ketika melihat Evan jalan menghampiri mereka, Natasha langsung pamit kepada Andrina untuk kembali ke mejanya.
Evan tersenyum, "Apa yang kau bicarakan dengan Natasha dan― Kenapa matamu sembap?"
Andrina menggeleng dan tersenyum, "Akan aku ceritakan lain kali"
Evan menganggukan kepalanya, "Yasudah, kau mau makanan yang lain biar aku pesankan?"
Andrina menggeleng pelan, "Aku ingin pulang saja ke apartemen, tapi―" Andrina memajukan kepalanya dan berbisik, "Setelah para tamu mulai pada pulang saja"
Evan mengangguk mengerti, "Yasudah, sekarang kita mulai babak makanan berikutnya sambil menunggu mereka mulai berpulangan"
Evan mengangkatkan salah satu tangannya ke udara, memberikan isyarat kepada pelayan. Tak lama, seorang pelayan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Mr. Arrogant
Romance"Jika memang Tuhan mengizinkan diriku untuk memperbaiki segalanya, maukah kau kembali dan hidup menua bersamaku, lagi?" - Evan Giovanni Demetrio "Jika Tuhan memang mentakdirkan diriku untuk kembali bersamamu, aku akan kembali kepadamu dan hidup menu...