05; Scream~
"Mana Sani?"
Kelas 11-1 yang tadinya terdenger riuh berisik segera terselimuti oleh keheningan dalam sekejap ketika mendengar suara yang cukup lantang dari ujung pintu kelas; Alhasil, semua murid di dalam kelas menoleh ke asal suara tersebut.
Memperlihatkan seorang pria dengan seragam acak-acakannya dengan rambutnya yang juga tak kalah berantakan - Wajahnya terlihat marah dan pandangannya yang tajam diedarkan ke seluruh isi penjuru kelas.
"Kenapa sih?"
Perempuan yang kerap dipanggil Sani itu sedang duduk di kursi dekat meja Devin, ia menopangkan dagunya dengan menatap ke si pria itu - Suri, dengan bingung. Sedangkan Devin sendiri yang tadinya sibuk mengerjakan tugas bersama Sani juga Musa dan Harun menoleh bersamaan pada Suri.
Jam pelajaran pada siang itu memang sedang kosong, Bu Neng hanya meninggalkan tugas kelompok untuk dikerjakan karena sang guru ada keperluan - Itu membuat peluang Suri lebih banyak untuk bisa seenaknya masuk kelas Devin.
Benar saja, Suri masuk ke dalam kelas dengan kesal. Anak-anak kelas yang sempat menongkrong di dekat pintu kelas tanpa perintah pun segera memberi jalan untuk Suri lewati. Devin mengerjapkan kedua matanya ketika melihat Suri ada di dalam kelasnya, ia pikir ia hanya berkhayal.
Sedangkan Musa juga Harun memutuskan untuk kembali ke pekerjaan kelompoknya. Sani sendiri perlahan mendongak saat Suri telah berdiri di dekatnya.
"Apa?" Tanya Sani dengan tampang biasa.
"Ikut gua." Perintah Suri.
Sani hanya mengedikkan bahu, "Gue sibuk."
"Ikut gua, gua bilang." Tekan Suri, lagi.
"Gue bilang gue sibuk, gue lagi ngerjain tugas sama mereka bertiga." Kening Sani mengerut, lalu ia membuang muka dan segera melanjutkan bagian tugasnya.
Seisi kelas hanya dapat memasang raut wajah berpucat pasi melihat situasi yang dihadapi Sani; Harun dan Musa terlihat biasa, dan Devin yang bukan ditegur malah terlihat kaku, tak tahu harus apa.
"Udah dibikin tabel-nya, Vin?" Tanya Harun, membuat Devin segera mengangguk.
Sani menyambar kertas bergambarkan tabel-tabel rapih tersebut dari tangan Devin, "Sini gue aja yang ngisi-"
BRAK!
Alat-alat tulis beserta kertas juga buku yang ada di atas meja Devin langsung berjatuhan akibat gebrakan kasar dari tangan Suri; Membuat Devin memejamkan matanya kaget, lalu Sani hanya terdiam dan perlahan menengok ke Suri dengan tatapan tak suka.
Musa segera berdiri dari kursinya, dan Harun sendiri turun dari kursi untuk mengambil barang-barang yang barusan telah berjatuhan dari meja.
"Gue lagi ngomong sama lo," Suri melotot ke arah Sani, "Lo budek?"
Sani langsung beranjak dari kursi, "Gue bilang gue lagi ngerjain tugas, lo kali yang budek."
"Ikut gua." Suri memutarkan badannya seraya menarik lengan Sani kencang, membuat Sani meringis kesakitan sehingga ia menepis genggaman Suri dengan kasar.
"Sakit!" Cercah Sani, "Lo kalo mau ngomong ya ngomong aja, susah amat!"
"Elo yang ngomong ke janda itu kan buat nyamperin gue kemaren?!" Bentak Suri seketika.
Devin yang masih terduduk kaku langsung membulatkan matanya, mengingat kemarin soal Suri ke lapangan tua Paradiman untuk berkelahi dengan seseorang di sana - Mana lagi dia yang meminta Sani untuk melaporkan hal itu ke ibunya Suri. Ia menelan ludah, "Ak--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dumb Dumb
Teen FictionDevin Kurniawan; Seorang cewek biasa yang punya trauma lekat sama yang namanya cowok. Dia berusaha menghindari apapun itu yang berhubungan dengan 'cowok', sampai-sampai ia punya alergi kalau ia bersentuhan sama lawan jenis. Ardianto Suri; Cowok pre...