20 ( Last )

33K 2.3K 88
                                    

20; The lost symptoms

Tatanan rambut dikepang panjang, dengan poni menyamping yang digunakan oleh gadis itu hari ini memang cukup susah.

Toh, yang penting ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk hari spesial ini.

Summer Dress oranye dengan balutan cardigan putih; Tak lupa ia membawa tas bahu simple untuk ia kenakan seharian nanti.

Ia sudah percaya diri, kalau riasan wajahnya hari ini tidak begitu berlebihan, namun terlihat segar.

Devin mengangguk singkat seraya merapihkan rambutnya di depan cermin kamarnya.

Sebuah nada pesan dari iPhone-nya membuyarkan konsentrasinya, dan membuat Devin segera mengambil ponsel miliknya di atas meja rias.

Sembari keluar dari kamar, ia membalas pesan tersebut. Kemudian buru-buru ia turun dari tangga,

Dentuman kaki di tangga, itu membuat Ayah Devin; Aldy, menolehkan kepalanya. Pria itu tengah membaca berita di koran hari ini, sebelum ia menegok ke arah tangga,

Aldy mengangkat alisnya ketika melihat anak semata wayangnya telah berdandan cantik pagi ini,

Tentu membuat Aldy pangling sendiri, "Dandanan kamu rapih amat, Vin."

Ketika Devin mendaratkan kakinya di lantai, ia mengerjapkan kedua matanya memadang Aldy.

"Jalan sama cowok ya?" Tanya Aldy, polos.

Dalam sekejap, wajah Devin terlihat seperti kepiting rebus, "Ah?"

"Wah, siapa? Harun?" Aldy terkekeh saat menemukan reaksi putrinya yang dapat ditebak itu.

Devin yang tak tahu ingin menjawab apa, hanya terdiam dan terjebak di letak berdirinya.

Namun, saat itu juga, bel rumah mereka berbunyi—

"Papa aja yang buka! Papa!" Pelotot Aldy seraya berlari-lari kecil dari ruang tamu menuju pintu depan.

Otomatis Devin langsung mengejar Ayahnya di belakang, "Papa!"

Tepat Aldy tiba di depan pintu; Ia pun membuka pintunya setelah membuka kunci terlebih dahulu,

Tadinya Aldy sudah memasang senyuman lebarnya, karena ia menebak kalau pria itu Harun.

Tetapi tebakannya salah; Membuat dirinya langsung bertampang datar.

"Iya, dengan siapa?" Tanya Aldy dengan nada sarkatis.

Pandangannya memandang dari bawah ke atas figur tinggi itu,

Seorang lelaki yang mengenakan kaus putih dibalut jaket denimnya; Juga celana biru dongker dan sepatu ketsnya, benar-benar rinci Aldy melihat pria itu.

Sampai gelang tali hitam yang pria di hadapan Aldy itu kenakan saja, Aldy hakimi.

Sementara Suri,

Pria yang tengah dinilai oleh Aldy, hanya memandang Aldy dengan tatapan tanpa dosa, karena tak menyadari apa yang Aldy lakukan.

Dumb DumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang