19

22.5K 2.1K 107
                                    

19; So..

"Woi, mereka ngapa dah?"

Pertanyaan itu membuat pria yang duduk di sebelah Sani menoleh ke arahnya, ia mengangkat alisnya penasaran.

Kemudian menengokkan kepalanya sedikit ke belakang,

Menemukan Devin yang duduk di belakangnya sembari menyandarkan kepalanya ke kaca jendela dengan menatap meja dengan kosong.

Lalu ia agak memiringkan kepalanya sedikit, ingin melihat lelaki yang duduk di belakang Devin—Suri, sedang apa.

Pria yang diintipnya itu sedang tiduran di atas mejanya dengan membuat kedua lengannya sendiri menjadi bantal kepala.

Ia kembali menatap ke Sani dengan heran, "Apanya yang?"

"Yang, yang, pala lu peang! Itu liat temen lo!" Desis Sani seraya melotot pada pacarnya itu, miris.

Musa kembali menengok ke belakang, sebelum akhirnya melihat lagi ke Sani dengan tatapan heran.

"Devin ama Suri ngapa?"

"Makanya gue nanya lo, astaganagabonar..." Dengus Sani, mulai malas.

Seketika keduanya menoleh ke belakang saat menemukan Devin berdiri dari bangkunya segera sembari membawa ranselnya,

Sani mengernyitkan keningnya, "Eeeeh, mau duluan Vin?"

"Aku nggak enak badan, duluan ya." Angguk Devin, ia segera melambaikan sebelah tangannya, berniat menyapa mereka berdua sebelum ia berjalan keluar kelas.

Memang sekarang sudah memasuki jam pulang sekolah, dan pelajaran terakhir telah usai. Kelas pun masih cukup ramai, dan hal itu cukup aneh untuk Sani dan Musa,

Devin selalu akan turun tangga bersama mereka semua, dan sekarang dia beralasan tak enak badan, juga ingin pulang duluan.

Tak heran jika Sani dan Musa sudah membayangkan yang aneh-aneh, dan mereka pikir, sepertinya ada kaitannya dengan Suri.

Harun menjalani ekskul futsalnya untuk terakhir kalinya, karena ia sudah memasuki kelas 12 yang harus difokuskan pada pelajaran ke depan; Sedangkan Merda masih di rumah sakit, untuk dirawat.

Ketiadaan mereka berdua membuat situasi Suri juga Devin canggung, menjadi tambah canggung.

"Gws!!" Sapa Sani dengan semangat, melihat Devin yang berhasil keluar dari kelas.

Ia pun menoleh pada Musa yang sedang sibuk berkutat denga handphone-nya,

"Sut!"

"Apaan?" Tanya Musa tanpa mengalihkan pandangannya pada handphone,

Sani segera menyambar handphone-nya; Membuat Musa mengangkat kepala dan memandang Sani dengan datar,

Tatapannya mengikuti arah Sani melihat, Sani menunjuk ke arah Suri dengan dagunya,

Memperlihatkan Suri yang kini tengah keluar dari kelas sembari membawa ranselnya dengan raut wajah malas.

"Terus gue susul, gitu?" Tukas Musa, mengerutkan keningnya.

Sani berdiri dari kursinya dengan membawa tasnya, "Gue susul Devin! Sekarang!"

Ia pun berjalan menuju pintu kelas; Dan Musa yang baru saja membereskan barang-barangnya kembali membuka mulutnya,

"Di parkiran mobil ketemuan, jangan ilang lo yang!"

"Bawel!" Kata Sani, lalu keluar dari kelas dan buru-buru mempercepat langkah jalannya.

Dumb DumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang