12

24K 2K 79
                                    

12; The Aggressive One

~

"Pergantian jam belajar, abis ini kalian belajar sama Pak Oki."

"Yaaaaaah.."

Seisi kelas langsung ber-yah ria bersamaan, apalagi Musa—Paling heboh.

Semester baru telah dimulai.

Di mana anak kelas sebelas kini menduduki bangku kelas dua belas.

Di mana para anak kelas dua belas yang sekarang akan menghadapi Ujian Nasional yang akan mendatang.

Di mana nanti mereka akan masuk ke tempat kuliah yang mereka semua minati, atau bahkan mungkin ada yang ingin langsung bekerja.

Bagi Devin, setahun belakangan ini semuanya berjalan datar-datar saja. Sani dan Musa yang selama ini langgeng mempunyai hubungan status berpacaran, Harun dan Merda yang dulunya saling bermusuhan kini sudah saling dapat berkomunikasi lebih baik, juga Devin dan Suri yang.. Tak ada kemajuan apapun.

"Lah, Pak Yusman udahan Pak?" Tanya Musa agak terdengar berteriak; Membuat seorang pria yang memakai seragam rapih menuju ke ujung pintu itu menoleh.

"Ya udahlah, jam saya juga udah selesai—Bosen saya jadi wali kelas kamu mulu juga." Ledek Pak Yusman sebelum akhirnya ia pergi keluar kelas, dan membiarkan muridnya yang satu itu ditertawai seisi kelas.

Musa mendengus, "Ye! Gue ugha kaga mau elu jadi wali kelas gua!"

"Ah, bawel lo." Toleh Sani, menyiniskan tatapannya pada pria itu.

Tiba-tiba Musa tersenyum tipis, dan membalas tatapan Sani dengan lembut, "Tapi seneng kan?"

"Jijik."

Pasangan yang kelihatannya mesra itu menoleh ke belakang, dan menemukan Harun yang sudah menopang dagu sembari memandang mereka berdua datar, lalu Harun melirik ke kiri, ke orang yang duduk di sebelahnya, "Iya Nggak, Vin?"

Tetapi Devin malah melamun menatap meja dengan tatapan kosong; Meratapi dirinya karena mengingat ia sama sekali tak ada kemajuan hubungan dengan Suri. Miris.

"HEH!"

Bentakan itu membuat Devin terlonjak dan menoleh ke orang yang duduk di belakang Harun, Merda.

Perempuan itu sudah mengerutkan keningnya dengan pandangan tak suka, "Diajak ngomong sama temen lo juga!"

Devin mengerjapkan kedua matanya, dan menoleh lagi pada Harun yang kini sudah menahan tawa.

"Ya—Ya ampun, iya kenapa Run?" Tanyanya takut-takut.

"Tadi ditanyain itu si Sani ama Musa keliatan menjijikkan apa ngga."

Suara serak itu membuat Devin agak menelan ludah; Tak berani menengok ke orang yang duduk belakangnya. Devin melirik sedikit ke Musa, "....Biasa aja.."

"Jijik sih kalo kata gue." Timpal Merda, masa bodoh.

"Yaudah nggak usah liat!" Cetus Sani, kesal.

Dan Merda pun mengangkat alis, "Gimana gue nggak mau liat kalo kalian duduk di depannya Devin ama Harun!"

"Aduh cyin, lo nyante dah kayak Suri noh—" Tunjuk Musa ke lelaki yang kini menaruh kepalanya di atas dua lengannya di meja, sebelah Merda, "Anteng gitu."

Ya, dengan kata lain—Suri duduk di belakang Devin.

Dan mereka berenam sekelas dengan wali kelas adalah Pak Yusman. Di 12-4.

Dumb DumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang