06

28.1K 2.2K 29
                                    

06; Beat It

~

Nyaris Devin telat.

Belum setelah bangun tidur, ia segera beres-beres rumah. Kemudian membuat sarapan untuk dirinya juga ayahnya; Setelah itu baru ia membilas diri dan menyiapkan tas sekolahnya, mana di perjalanan cukup macet karena jalanan yang sering ia lewati ternyata sedang diperbaiki---Mau tak mau, ia harus melewati jalanan yang panjang namun jauh.

Kini Devin sudah berada di koridor lantai sekolah sembari memainkan kunci motornya di tangan sembari melamun; Kejadian beberapa hari yang lalu sempat membuatnya kaget juga.

Kalau Reyna adalah Kakak dari Suri. Yah, mengingat Reyna adalah pacar Dana, mungkin Suri sudah tahu soal itu. Kadang kalau dipikir-pikir lagi, apa ya reaksi Suri—Jika mengetahui Kakaknya berpacaran dengan penjaga UKS sekolahnya.

Seketika kunci motor milik Devin terpleset dari tangan dan bergeser ke tangga koridor. Devin segera berbalik badan dan berjalan menghampiri kunci motornya, sialnya lagi—Tangannya malah menyenggol kunci tersebut dan kembali jatuh ke tangga, satu demi satu anak tangga kunci motornya lewati.

Membuat Devin mendengus kesal serta menuruni tangga dengan membungkuk, karena kunci tersebut tiba di tengah anak tangga, Devin lega bisa ia ambil segera.

Namun tangan lain juga ikut meraih kunci motor Devin; Devin membelalakkan kedua matanya saat tangan tersebut sempat menyentuh jari telunjuknya, Devin pun menarik tangannya dan langsung mengubah posisi tubuhnya berdiri ke semula.

"Oh, punya lo?"

Devin mengangguk saat mendengar pertanyaan itu dari temannya—Musa.

Musa langsung mengambilkan kunci motor itu, dan mengulurkannya pada Devi, berniat mengembalikan.

Perempuan itu sendiri malah memandang Musa untuk beberapa saat. Kalau dilihat lama-lama, Musa memang tampan sih. Dengan seragamnya yang rapih, namun dibalut dengan jaket hitam dan tak lupa pria itu membawa tas ransel jeans birunya; Agak merasa tak enak sih, saat melihat sebelah pipi Musa yang dibalut plester, bekas pukulan Suri waktu itu.

Musa mengangkat kedua alisnya seraya tersenyum menahan tawa, "Napa?"

"M-Makasih.." Devin pun menyambar kuncinya dari tangan Musa secepat kilat; Dan segera memasukkannya ke dalam saku roknya.

"Ngomong-ngomong.."

Devin menunduk saat Musa mulai berbicara, Musa membungkuk untuk melihat wajah Devin lebih dekat, membuat Devin membulatkan matanya karena kaget.

"Lo campak lagi tuh," Ucap Musa, "Sori ya, gara-gara gue pasti—Gue anterin ke UKS yuk, nggak enak gue sama lo."

Musa segera berdiri seperti biasa, dan Devin menggeleng pelan. "Nggak..Ini akunya aja yang ceroboh, m-maaf.."

"Udeh ah, nggak usah baper gitu—Yuk." Kekeh Musa.

Lalu perempuan itu mengikuti langkah jalannya Musa dari belakang; Mulai dari menaiki tangga lagi, dan berjalan melewati koridor sekolah.

Tiba-tiba Devin menubruk sesuatu, membuat dirinya agak tersontak kaget. Dan buru-buru melangkahkan kaki mundur sembari mengusap hidungnya, saat ia mengangkat kepala, ia telah mendapatkan Musa sedang menoleh padanya dengan heran. Ternyata Devin barusan menubruk punggungnya kerena Musa berhenti seketika.

Musa berbalik dan menarik lengan Devin untuk berdiri di sampingnya, "Lo kalo jalan di samping gue ya, lo kan temen gue."

Devin pelan-pelan mengangguk kaku, dan Musa pun melepaskan tangannya dengan cepat; Mengingat kalau Devin alergi dengan lawan jenis.

Dumb DumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang