18; A Little Too Much Mistake?
Harun: Gue di depan.
Baru saja Devin usai menyisir rambutnya. Ia menoleh ke ponselnya yang tergeletak di atas meja riasnya, memperlihatkan pemberitahuan LINE dari Harun.
Devin bergegas mengenakan jaketnya; Ia masih mengenakan piyama merah mudanya, kemudian ditambah dengan jaket hitam yang membalut atasannya. Setelah keluar dari kamar juga turun tangga, ia mengenakan sandalnya dari rak sepatu dan membuka pintu depan.
Ia juga agak penasaran, kenapa Harun datang di jam malam seperti ini. Padahal mereka sudah bertemu tadi sore, mengingat Devin ditolong olehnya saat mencari Anggun.
Benar saja, pria yang mengenakan kaus lengan panjang putih beserta celana jeans-nya itu sedang duduk menunggu di atas motornya.
Buru-buru Devin menuju pintu pagar, dan membukakannya. Kini Devin kerap berdiri di dekat Harun yang masih duduk di kendaraannya,
"Harun," Sapa Devin, dengan senyuman kecil.
Harun menurunkan standar motornya, lalu menengok pada Devin.
"Yo."
"Kenapa?" Alis Devin terangkat, kemudian suatu hal yang sempat terlupakan olehnya muncul di dalam pikirannya, "Ohiya! Makasih udah nolongin aku soal ngejar Anggun tadi ya, aku ngga tau kalo ngga ada tebengan buat ngejar Anggun bakalan gimana—Dia cepet banget sih."
Harun menahan tawanya; Ia hanya memberi anggukan singkat, tanpa mengatakan apapun.
Kemudian Devin agak memiringkan kepalanya, "Kamu keluar lagi?"
"Tadi gue ketemu lo kan niatnya gue mau ke toko buku tapi ga jadi, pas keluar ya ketemu lo tuh," Jeda sejenak dari Harun, "Kalo sekarang emang niat gue ketemu lo."
Devin pun menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya,
"Ini aku, hehe." Tukasnya, "Kamu pake motor apa ngga kasian sama bensin, Run? Kan rumahmu dekeet,"
"Mager, makanya pake motor." Kedik Harun, santai.
"Yeee.." Cibir Devin, yang perlahan memandang Harun dengan menyipit.
Harun terkekeh geli,
"Gue suka sama lo, Vin."
"Aku juga suka sama Harun," Sambar Devin mantap, tetapi Harun pun menaikkan ujung bibirnya.
"Sukanya lo sama gue ya beda."
"Beda?"
Harun mengangguk sekali lagi saat Devin bertanya, "Kalo lo kan karena temen, kalo gue sampe begini,"
Ia mendekatkan wajahnya pada Devin, sampai jarak hidung mereka hanya dapat dihitung jengkal.
Devin sendiri membulatkan kedua matanya sembari masih menahan senyuman, "..H-Hm?"
"Oke, gausah panik." Kekeh Harun, kembali menarik wajahnya, "Intinya, gue suka ama lo lebih dari sekedar temen,"
Seketika jantung Devin berdegup cepat; Entah kenapa.
Harun mengambil helm-nya yang menggantung dari spion, sambil masih berbicara.
"Dan gue tau lo suka sama Suri, tapi apa lo ngga ngeh kalo dia masih ada rasa ama Sani?" Liriknya pada Devin, "Kenapa ngga coba sama gue?"
Devin masih melongo tak percaya; Apa yang sebenarnya Harun nyatakan padanya.
Kemudian Harun tersenyum tipis,
KAMU SEDANG MEMBACA
Dumb Dumb
Teen FictionDevin Kurniawan; Seorang cewek biasa yang punya trauma lekat sama yang namanya cowok. Dia berusaha menghindari apapun itu yang berhubungan dengan 'cowok', sampai-sampai ia punya alergi kalau ia bersentuhan sama lawan jenis. Ardianto Suri; Cowok pre...