Sabil POV
To : Bintang yang akan selalu menjadi bintang dengan cahaya terunik dalam hatiku.
Thanks, Bin.. you changed my life.
"Aku tidak membawa hal-hal yang wanita lain bawa" ucapku sedikit ragu
"Emm.. maka dari itu, aku akan mengubahmu menjadi wanita"
"YAK!"
"Hahahahah"
Yaah, masa yang indah bukan? Oke, indah bagiku. Whatever, kau benar-benar melakukannya, Bin.. mengubahku.
Fyi, ini bukan Note pertamaku untukmu, kau tahu, tapi ini Note pertama yang aku publikasikan.
Terimakasih. Aku seorang bocah lemah, kekanakan, egois, penuntut, tidak mau mengalah, cuek dan sifat lainku sebagaimana dulu sebelum mengenalmu dekat.
Lemah, dahulu aku lemah. Apa aku kuat sekarang? Disisi lain, ya. Selebihnya aku menjadi semakin lemah. Dari kekuatan, ketegaran, kedewasaan, kesabaranmu, aku belajar untuk menjadi wanita kuat dan tak mudah dihancurkan. Tapi aku semakin lemah jika ada hal menyangkut dirimu. Seperti misalnya kau tergores seincipun, aku akan menangis khawatir. Oke, itu berlebihan. Intinya, aku lemah, lebih lemah daru sebelumnya jika itu menyangkutmu, Bin.
Siapa yang tidak tau sikap kekanakanku. Ralat, karena aku bersikap kekanakan hanya pada setiap orang yang dekat denganku. Manja, lebih tepatnya. Tapi denganmu, aku dituntut untuk tidak bersikap kekanakan, lebih banyak menerima dan menanggapi dengan dewasa. Contohnya, saat pertama kalinya kau menegaskan bahwa aku tidak terpilih, kau lebih tertarik kepada si dia yang cantik dan lebih 'dewasa', aku biasanya akan memaki dan mengutuk wanita tersebut. Tapi tidak, aku mendo'akan segala yang terbaik untuk kalian.
Sifat yang manusiawi memang, egois. Namun lagi-lagi kau merubahku, membagiku menjadi dua kepribadian. Denganmu, aku tidak lagi hal penting, aku tidak lagi memikirkan diriku, hanya kamu. Dan aku menjadi super-duper egois saat cemburu dengan kesibukanmu, harusnya aku mengerti, aku bukanlah duniamu.
Penuntut. Tuntutan. Aku selalu menginginkan pria dewasa, humoris, pengertian, perhatian, lembut, tapi denganmu, sudah sangat berlebih dari sekedar kata cukup.
Aku suka perlombaan, tapi aku tidak suka kalah. Apapun itu, aku benci saat kalah. Mulai mengenalmu, aku selalu mengalah.
Daaan.. cuek. Bukan hanya 'cuek', aku benar-benar tidak perduli. Pada apapun. Bahkan pada penampilan dan perasaanku sendiri. Lagi-lagi kau merubah segalanya. Aku mulai memperhitungkan perasaanku, khawatir tentang penampilanku.
"Bawa tissue"
"Bin.. aku bukan wanita seperti itu, ak-"
"Dibiasakan bawa sayang, wanita perlu itu"
Tanpa sadar, satu pack tissue untuk persediaan bulan depan ku lempar kecil sembari mengenang kembali kemarin. Yah, itu selalu seperti kemarin bagiku. Tissue bukanlah penghuni stuff di kamarku sebelumnya, tapi karna Bintang, ia disini, tissue ini berada dikamarku. Yah, Bintang. Karna Bintang, oleh Bintang, dari Bintang, untuk Bintang, Bintang, Bintang dan Bintang.
Lalu lihat tas sekolahku. Isinya buku, map, kertas ulangan, tempat pensil, keperluan lain yang berhubungan dengan pelajaran. Itu sebelum virus Bintang muncul. Lihat kembali kini, beberapa buku yang kadang ada saja tertinggal, tempat pensil? Pulpen dan pensil tidak keberatan ditaruh di saku kecil bagian depan tasku. Sisanya? Lipstick, parfume, facial foam, face spray, tissue, tak jarang pelembap pun masuk kedalam tasku.
Karena siapa? Aku bosan menyebut namamu, tapi aku merindukan saat aku dapat berbicara denganmu, Bin.
I miss when we spent the night together.
Aaaarrggghhh.. ok, aku harus bangkit!!
Btw, aku menulis ini untuk mengucapkan terimakasih. Maka, terimakasih. Untuk apa? Untuk merubahku untuk entah menjadi lebih baik ataukah menjadi seseorang yang harus berusaha lebih keras lagi untuk sekedar menjadi 'cukup baik'.
———————————————————
YHAAA TAIK... bintang godagodain mele ctb buat bikin satu part lagi nihhh:( bosen ga sih sama bintang? kita ganti yak? sabil udah punya pengganti belom? apa masih stuck? wkwk pantengin teross yaakkk