drunk!

66 5 0
                                    

"Boleh aku bertanya sesuatu padamu? Tanyaku.
"Sure."
"Apa kau punya perasaan pada Hilda?"
"Tidak pernah," jawabnya yang kemudian diikuti dengan tegukan bir tersebut.
"Mengapa?"
"Kau ini kenapa Cinta?" Tanyanya dengan sedikit tawa di wajahnya.
"Maaf, aku hanya ingin tahu saja."
"Entahlah Cinta. Dia memang baik, cantik, ramah, dan segalanya. Tapi, saat didekatnya, aku tidak merasa nyaman. Aku tidak suka berada di dekat orang yang membuatku tidak nyaman. Lagipula, dia bukan tipeku.
"Oh, memangnya bagaimana tipe wanitamu?"
"Mm... mungkin, seseorang yang baik, jujur, dan perhatian. Dan yang paling penting bagiku adalah menjadi dirinya sendiri."
"Kurasa, Hilda menyukaimu."
"Aku tidak peduli dengan orang-orang yang menyukaiku, Cinta. Aku hanya peduli dengan siapa yang kucintai bukan siapa yang mencintaimu."
"Mengapa?"
"Karena kupikir mencintai lebih baik daripada dicintai."
"Yah... kupikir."

Adam. Seorang yang berperawakan tinggi, tampan, putih, dengan matanya yang hijau dan rambut yang sedikit ikal dkepirang-pirangan an panjang serta memiliki hidung yang mancung. Adam adalah orang yang sulit ditebak. Orang yang penuh misteri. Entah hanya perasaanku saja atau memang dia seperti itu, yang jelas selama aku disini aku tidak terlalu mengenalnya.

Tak beberapa lama kemudian Fari datang. Dia memang tampak tidak terlalu bersemangat dari pagi tadi. Suasana hatinya memang sedang buruk. Mungkin karena masalah Kyle tadi pagi. Jika aku sedang dirumah Ben aku akan membuatkannya teh dengan ekstrak aroma melati yang dapat menenangkan hati dan pikirannya. Jika aku sedang di bar aku akan menyuruhnya minum sepuasnya agar tidak mengingat kejadian tadi.
Aku memang sedang berada di bar. Sayangnya, hal itu tidak dapat kulakukan karena dia adalah orang yang sangat menjaga kesehatannya semenjak dia mengetahui di menderita penyakit maag. Aku berharap aku dapat menolongnya disaat seperti ini.

"Bangunkan aku jika kalian sudah ingin pulang."
"Apa kau gila, Fari? Tidur di bar? Yang benar saja! Lebih baik kau pulang."
"Aku gak mungkin bawa mobil kalian Stef."

Sebenarnya aku juga ingin pulang. Sudah lewat pukul 12malam. Jadi, aku mencari Ben di kerumunan keramaian itu dan memintanya mengantarku pulang. Hanya George dan Adam yang tinggal. Mereka bilang tidak akan pulang sebelum mabuk dan puas. Beberapanya sudah berjalan sempoyongan dan mengantuk. Jadi Goerge mengatakan akan pulang dengan taksi. Aku tidak perlu mengkhawatirkan mereka lagi, mereka sudah dewasa dan tidak akan ada supir taksi yang ingin menculik mereka berdua. Dan tentu saja aku tanpa ragu mengiyakan permintaan mereka berdua. Lalu kami pulang meninggalkan mereka berdua.

*****

Semuanya sudah masuk ke kamar dan tidur. Terutama Fari, dia sudah tertidur sejak dalam perjalanan pulang tadi. Hunter cukup baik membiarkan Fari membaringkan kepalanya di bahunya.

Kalau Aku, aku tidak akan membiarkannya membaringkan kepalanya di bahuku karena selain berat hal itu membuatku tidak bebas bergerak. Dan tentu saja hal itu bisa membuat pundakku keram. Itulah mengapa Hunter mengizinkan Fari bersender kepadanya karena tidak ingin menyusahkanku dan memang sudah seharusnya dia bertanggung jawab karena dia yang membawa kami.

Aku dan Helmi lebih memilih menonton terlebih dahulu. Ya masih cukup banyak film yang dapat kami tonton meskipun sudah pukul 12malam. The National Treasure: book of secret. Film yang dibintangi oleh Nicholas Cage. Itulah film yang kami tonton saat itu. Cukup seru dan cukup menambah ilmu pengetahuan. Itu kesanku terhadap film itu.

Selesai kami menonton sudah sekitar pukul 1.30. Kami memutuskan untuk tidur. Saat ingin menaiki tangga ada suara orang mengetuk pintu. Itu pasti Adam dan George yang sedang mabuk. Setidaknya mereka masih bisa menunjukkan jalan pulang itu tandanya mereka baik-baik. Pikirku.

Aku dan Helmi membukakan pintu untuk mereka berdua. Betapa terkejutnya aku saat membukakan pintu Adam langsung jatuh menindihku. Untungnya aku masih cukup kuat untuk menahannya. Jantungku berdetak kencang saat itu. Perasaanku memang tidak menentu saat dekat dengan Adam. Pertama kalinya aku berada sedekat ini dengannya.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang