Chapter 2

3.9K 350 12
                                    

=======================
~Imagine~
=======================

Satu bulan setelah aku keluar dari rumah sakit. Ayahku pun kembali, ya aku merasa senang karena dia kembali. Tapi Sejak ayahku kembali, Baekhyun tidak pernah membalas suratku. Aku harus bertanya hal ini padanya, tapi ku rasa waktunya belum tepat. Aku kembali masuk sekolah seperti biasa. Ya, butuh waktu yang lama untuk menyembuhkan kaki kananku yang patah. Aku merasa tidak senang karena pasti aku ketinggalan banyak pelajaran.

Hari ini ku lalui dengan baik. Tapi suasana tiba-tiba menjadi mendung, dan hujan mulai turun. Aku kembali teringat Baekhyun, dia suka dengan hujan. Aku menunggu kakakku menjemput. Duduk di depan kelas sendirian. Aku menutup mataku sebentar aku merasakan ada yang duduk di sampingku. Eh?? Siapa orang ini? Aku pelum pernah melihatnya. Rambutnya berwarna pink cotton candy, matanya sipit, tapi ada semburat kemerahan di sekeliling matanya seolah-olah dilukis dengan baik. Tubuhnya mungil, tapi proporsional. Ku rasa dia seumuran denganku.

"Eh? Siapa kau? Sejak kapan kau ada di sini?" tanyaku, dia hanya tersenyum. Memandang ke langit yang hujan dan berkata.

"Aku suka hujan, suara gemercik dan bau tanah yang basah." Katanya. Mendengar itu aku sontak kaget, Baekhyun? Kata-kata yang dia ucapkan persis sama dengan yang dituliskan Baekhyun dalam suratnya.

"Apa kau Baekhyun? Teman penaku?" tanyaku.

"Iya, tapi aku bukan dia yang sebenarnya. Lebih tepatnya aku hanya bayangan." Katanya. Aku menjadi bingung dengan apa yang dia katakan. Dia menyadari mukaku yang kebingungan.

"Aku pernah menulis padamu, bahwa hujan bisa menghubungkan kita." Katanya lagi, dan aku masih mencerna apa yang dia katakan."Apa kau percaya sihir Chanyeol?" tanyanya.

"Uh..emm. Tidak, aku tidak percaya dengan hal semacam itu." kataku sambil berpikir dia itu bercanda atau apa?

"Chanyeol, kita ini berada di dimensi yang berbeda. Aku hanya bayangan dari Baekhyun yang asli, yang sekarang ada di dimensi sihir." Katanya. HUH?? Dimensi sihir?.

"Apa maksudmu Baek?" kataku masih bingung dengan apa yang dia katakan.

"Aku senang bisa melihatmu, setelah sekian lama aku berlatih untuk menyeberang ke dimensi ini. Baru sekarang aku bisa, dan aku hanya bisa menyeberang saat hujan. Hujan menghubungkan dimensi manusia dan dimensi sihir. Tapi karena tidak ada guardian yang membantuku menyeberang, akhirnya hanya bayanganku yang sampai di sini." Dia berkata seraya mataku terbelalak tak percaya. Benarkah?

"Dulu, ayahku pernah bilang. Akan ada seorang guardian yang bisa menyelamatkanku dan membantuku. Namanya adalah Park Chanyeol...." Belum sempat aku berbicara, kakakku memanggilku dari belakang. Aku menengok ke arahnya.

"Apa yang kau lakukan sendiri di sini? Bukankah aku menyuruhmu menunggu di loby?" Tanya kakakku.

"Aku sedang berbicara dengan Baek....hyun..???" aku menengok ke sampingku, yang tadinya ada Baekhun di sana, tapi sekarang menghilang. Aku terheran-heran, kemana dia pergi? Cepat sekali.

"Baekhyun? Bukankah dia teman penamu? Saat aku datang tadi aku melihatmu hanya sendirian." Katanya.

"Bagaimana bisa? Tadi Baekhyun ada di sampingku.." kataku.

"Ah, sudahlah ayo kita pulang, sebelum kau menghayal lagi dan menyusahkanku." Katanya seraya mengajakku untuk pulang. Aku mengikutinya, dan kami berdua masuk ke mobil untuk kembali ke rumah.

***

Di perjalanan aku hanya diam, memikirkan apakah tadi aku berhalusinasi atau memang itu benar-benar dia. Jalanan menjadi basah setelah hujan. Aku menghirup nafas dalam-dalam, ya, memang ini aroma yang menenangkan. Tak berapa lama kami berdua sampai di rumah. aku segera masuk ke kamar untuk beristirahat.

Aku mendengar ayahku mengetuk pintu kamarku. Dia meminta ijin untuk masuk. Tentu saja aku mengijinkannya, ada banyak hal yang ingin ku tanyakan padanya. Dia duduk di sampingku.

"Ayah, kenapa Baekhyun tidak pernah membalas suratku sejak ayah pulang?" tanyaku saat dia membelai rambutku.

"Baekhyun? Jadi kau benar-benar berkirim surat dengannya?" dia balik bertanya, apa-apaan ayahku itu. Bukankah dia yang memberikan alamat rumah baekhyun dan menyuruhku untuk berkirim surat dengannya.

"Apa kau percaya dengan sihir Chanyeol?" dia bertanya lagi. Ah, lagi-lagi hal ini.

"Tidak, kenapa ayah dan Baekhyun bertanya itu kepadaku?" aku masih bingung dengan semua ini. Tiba-tiba ayahku berdiri, dia mengeluarkan api dan angin sekaligus dari kedua tangannya. Apa ini??..apa aku berhalusinasi? Ayah mulai melemparkan angin itu ke arahku. Ini benar-benar terjadi.

"Ayah! Cukup hentikan, iya aku percaya." Kataku ketakutan. Apa sebenarnya pekerjaan ayahku ini?

"Keluarga kita adalah keturunan penguasa di dimensi sihir. Karena kakekmu sudah pensiun, ayah menggantikannya. Ayah membantu menyelesaikan beberapa masalah yang berkaitan dengan dimensi manusia dan dimensi sihir. Ada orang yang ingin mengungkap keberadaan dimensi sihir dan memanfaatkan kaum penyihir. Karena itu ayah pergi waktu itu." jelasnya

"Benarkah? Apakah masalah itu sangat berat sampai ayah harus pergi lama sekali?" tanyaku

"Iya Chanyeol, tapi jangan khawatir. Masalahnya sudah selesai."

"Lalu bagaimana dengan Baekhyun?" tanyaku lagi.

"Baekhyun adalah anak dari teman baik ayah. Dia juga seorang guardian yang sudah lama meninggal, tewas terbunuh saat bekerja saat Baekhyun masih dalam kandungan. Ibunya meninggal saat Baekhyun masih bayi. Yang ayah tahu sekarang dia diadopsi oleh keluarga penyihir. Tapi keluarga angkatnya itu memperlakukan dia dengan sangat buruk. Dia selalu dianiaya. Beberapa kali saat aku bertemu dengannya, banyak memar di tubuhnya." Katanya menjelaskan.

Baekhyun, dia mengalami hal semacam itu tapi tidak pernah menceritakannya padaku. Dia selalu ceria dalam setiap balasan suratnya. Aku merasa sedih. Baekhyun, aku ingin sekali bertemu denganmu.

"Baekhyun tadi menemuiku, tapi dia berkata kalau itu hanya bayangannya. Apakah itu benar ayah?" tanyaku

"Ya, itu bisa terjadi. Bisa kau jelaskan seperti apa rupanya."

"Rambutnya berwarna pink cotton candy, seperti ada guratan merah di sekitar matanya, dia lebih pendek dan lebih kecil dariku." Kataku

"Ayah rasa itu memang Baekhyun. Orang yang hidup di dimensi sihir hanya bisa menyeberang saat ada guardian bersamanya. Itu pun hanya saat turun hujan. Karena hujan menghubungkan dimensi manusia dan dimensi sihir."

Aku mengangguk paham. "Kau adalah pemimpin selanjutnya, apa kau mau?" tanya ayahku

"Ya ayah." Kataku

Dia mengucapkan mantra lagi dan tiba-tiba selembar gulungan kertas tua dan pena bulu muncul di tangannya. Kemudian dia memberikannya padaku.

"Keluarga kita juga keturunan guardian yang paling kuat. Tuliskan namamu di lembar perjanjian ini. Lembar kuno ini akan membantumu untuk melakukan ritual-ritual." Katanya. Aku kemudian mengisinya. Saat sudah selesai ku kembalikan lagi pada ayahku. Dia menerimanya.

"Kemarikan ibu jarimu." Katanya, dia menggigit ibu jariku sampai berdarah dan menaruhnya di pojokan kertas itu. Aneh aku tidak merasakan sakit. Saat ku lihat ibu jari kananku tidak ada luka di sana. Bagaimana bisa?? Aku menatapnya keheranan.

"Kau akan mulai berlatih sebagai guardian besok sepulang sekolah oke??" katanya. Aku mengangguk.

~To be continue~

The GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang