Chapter 16

2.8K 227 11
                                    

Maaf lama tidak update. Aku berusaha menyelesaikan ceritanya satu per satu. Terimakasih sudah bersedia sabar menunggu.

Di media adalah gambar Daemin yang mencekik Baekhyun. Maaf kalau gambar itu membatasi imajinasi kalian mengenai suasana yang terjadi. hehe, Walaupun gambarnya tidak bagus, aku hanya ingin menunjukkan seperti apa Daemin.

===========

"Dimana Baekhyun?!"

===========

"Kau merindukanku?" Kata Daemin yang berada di ambang pintu.

Baekhyun geram, dia mengumpulkan cakra di tangannya (sama seperti rasengan, tapi warnanya merah). "Keluarlah Daemin!!" Kata Baekhyun mengancam.

"Hahahahha, kau mengancamku? KA-U ME-NGAN-CAM-KU?" Daemin mengeja kalimat itu, seolah meremehkan ancaman Baekhyun. Dia berjalan mendekati Baekhyun membuat Baekhyun waspada dan berjalan mundur.

"Berhenti disitu!!" Baekhyun melantangkan suaranya. Dia tersudut di pojokan, tidak ada cara untuk menghindar kecuali menyerang. Beruntung Baekhyun pernah diajari bela diri oleh Chanyeol.

Dia berpikir cepat dan melempar bola cakra tadi. Daemin berhasil menghindar. "Kau melese-" *Bugh* Baekhyun menendang wajah Daemin dengan kaki kanannya hingga Daemin tersungkur.

Daemin mengusap bibirnya yang berdarah. "Kau ini, beraninya kau." Saat Daemin bangkit Baekhyun dengan cepat berlari keluar. Tapi sayang Daemin melemparkan bola angin dan membuat Baekhyun terpental ke tembok di dekat jendela.

Baekhyun berusaha bangkit, tapi dia tidak bisa melakukannya karena Daemin menekannya di tembok. Dia terkesiap karena tiba-tiba Daemin mencengkram lehernya dengan satu tangan kemudian mengangkatnya . Baekhyun merasakan kakinya tak lagi menyentuh lantai.

"Kau pikir kau kuat huh?" suara Daemin berubah, dia terdengar sangat marah.

Baekhyun terbatuk kehabisan udara tapi Daemin tidak mempedulikannya, dia semakin mengencangkan cekikannya. Tangan Baekhyun mencengkram pergelangan tangan Daemin, menunjukkan Baekhyun benar-benar kehabisan udara.

Dia merasa dia akan mati, pandangannya kabur, batuknya tadi berubah menjadi sengalan. Dia tidak bisa bernafas, air matanya mengalir keluar tanpa dia sadari. Daemin tidak bergeming dan tetap mencekik Baekhyun.

Saat mata Baekhyun hampir menutup dan nafasnya hampir berhenti, Daemin melepaskan cekikannya, Baekhyun terjatuh di lantai dan dia meraup udara sebanyak-banyaknya. Perlahan dia menyentuh lehernya, rasanya sakit sekali.

Daemin membiarkan Baekhyun menghirup udara sebanyak yang dia mau, kemudian dia berjongkok dan mengangkat dagu Baekhyun, memperlihatkan bekas kemerahan berbentuk tangan. "Kau terlihat lebih indah dengan tanda ini. Hahahaha, jangan khawatir ini akan hilang dalam beberapa hari." Daemin berkata, Baekhyun menatapnya tajam, dia masih mengatur nafasnya.

Tiba-tiba Daemin menarik lengan atas Baekhyun dan menyuruhnya berdiri. Pandangan Baekhyun masih kabur tapi dia bisa merasakan bibir Daemin di lehernya. Lengan Daemin mengelus punggung Baekhyun naik turun sementara dia menghirup aroma tubuhnya. Baekhyun sangat menggairahkan, tak heran Chanyeol tertarik padanya. Pikir Daemin.

Sebuah ide muncul di pikirannya, dia tersenyum sinis di leher Baekhyun memperlihatkan betapa hebat idenya ini.

Daemin membanting Baekhyun di atas sofa, dan menindihnya. Baekhyun ketakutan, apa yang akan dilakukan Daemin? Dia terkejut saat tangan Daemin meraba perutnya, bergerak ke dadanya, seolah merayu Baekhyun.

"Ayo kita buat kesepakatan." Daemin mulai berbicara. "Kau memilih aku membunuhmu sekarang.." tangannya bergerak ke leher Baekhyun dan mengelus bekas cekikannya tadi.

The GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang