Chapter 17

2.8K 238 24
                                    

Wooohoo!! Akhirnya update, kkkkkkkk. Terimakasih buat reader-nim yang bersabar menunggu( ˘ ³˘)♥. Selamat membaca..

=========

~Anger~

=========

Saat Chanyeol masuk, suasana kamar gelap, hanya dua lampu di samping tempat tidur yang menyala. Dia mendekati Baekhyun dan duduk di samping namja mungilnya itu tidur. Dia merasa lega saat melihat Baekhyun tertidur pulas. Dia bisa tenang sekarang, kekasihnya tidak apa-apa.

Kemudian dia meletakkan tangannya di dahi Baekhyun, mengecek suhu tubuh Baekhyun. Suhunya normal. Chanyeol tersenyum, dia membelai rambut namja yang tertidur pulas di ranjangnya.

Dia bersyukur, karena bisa segera kembali. Chanyeol yakin ayahnya sudah mengurus para penghianat itu. Chanyeol masih belum mengerti kenapa tim keamanan yang dibentuk tidak bisa mengamankan pusat kota. Seharusnya mereka bisa meminimalkan adanya korban. Tapi sejauh yang Chanyeol lihat tadi, cukup banyak korban yang berjatuhan. Meski kebanyakan dari mereka adalah para penghianat itu. Serangan hari ini tidak boleh terulang lagi. Chanyeol tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi. Dia tidak ingin ada penghianat lagi.

Chanyeol menghela nafas saat melihat wajah pulas Baekhyun. Dia seharusnya tidak memikirkan hal itu. Sekarang, yang jadi tujuan utama Chanyeol adalah menjaga dan memastikan Baekhyun tetap aman. Dia menarik selimut Baekhyun lebih ke atas, supaya kekasihnya tidak merasa dingin.

Saat itu dia menyadari ada lebam di leher Baekhyun, tidak bagitu terlihat karena Baekhyun mengenakan turtle neck, tapi cukup jelas untuk membuat Chanyeol menurunkan turtle neck Baekhyun dengan hati-hati.

Mata Chanyeol terbelalak seolah dia melihat kejadian horor di depannya. Dia menatapnya dan mulai merasakan kemarahan dalam dirinya. Dia melihat luka lebam berbentuk tangan yang cukup besar menutupi lebih dari setengah leher Baekhyun. Siapapun bisa menebak, orang yang melakukan ini tentunya sangat bernafsu untuk membunuh Baekhyun.

Dalam sekejap dia menyadari siapa yang melakukan ini. Orang itu pasti akan menerima balasan dari Chanyeol.

Baekhyun membuat suara rengekan dan mengerutkan alisnya. Tangannya spontan menarik selimut sampai ke lehernya, menutupi lebam di lehernya. Chanyeol membiarkannya dan melepaskan turtle neck Baekhyun yang dia tarik tadi.

Tangan Chanyeol mengepal saat mengingat lebam di leher Baekhyun. Tidak ada kata-kata yang mempu menjelaskan kemarahannya. Daemin. Chanyeol ingin membunuhnya.

Chanyeol mencium dahi Baekhyun, kemudian dia pergi keluar. Menutup pintu dengan hati-hati, dan bergegas turun ke dapur. Mencari jus atau apapun untuk bisa mengembalikan energinya. Berlarian dan berkelahi dengan para penghianat tadi cukup menguras energi.

Kyungsoo dan Jongin melihat bingung ke arahnya. Mereka yang sedari tadi di dapur tidak berani berkata apapun. Chanyeol mengambil sekotak jus dan meneguknya sampai habis.

Saat Chanyeol akan pergi, "C-chanyeol, kau mau kemana?" tanya Jongin. Dia benar-benar takut akan membuat Chanyeol semakin marah. Tapi dia harus menanyakan hal itu.

Kyungsoo paham dengan apa yang terjadi. Chanyeol pasti sudah mengetahui luka lebam itu. Dia kemudian menarik lengan Jongin untuk tetap duduk dan membiarkan Chanyeol pergi. Sebenarnya Kyungsoo juga ingin ikut dan menghajar orang itu, tapi itu tidak mungkin dengan kondisi lengan seperti ini.

Saat Chanyeol melewati ruang tamu. Sehun dan Luhan juga paham dengan apa yang akan dilakukan Chanyeol.

"Chanyeol, biarkan aku ikut." Celetuk Sehun. Chanyeol berhenti dan menatapnya.

The GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang