==========================
~i feel precious~
==========================
~Chanyeol POV~
Aku melihat Baekhyun ada di sana, persis sama dengan yang aku lihat waktu itu. Dia berada di tempat yang gelap, tentu saja ini sudah malam, bahunya dan pelipisnya berdarah, dia terbaring di tanah.
"..ugh..Chan-yeol, t-tolong..ah.." Aku mendengarnya berteriak.
Laki-laki itu kembali mengeluarkan cakranya, mengarahakannya pada Baekhyun. Aku berlari lebih cepat. Aku mengucapkan mantra dan menggerakkan api di tanganku untuk menyerangnya sebelum dia menyerang Baekhyun lagi. Laki-laki itu menyadarinya dan menghindar.
Aku berkelahi dengannya. Aku mengerahkan semua tenagaku. Akhirnya dia jatuh, aku menahannya dengan tanah, supaya dia tidak bangkit lagi. Aku mengunci tangannya dengan air, dan membekukannya. Akhirnya aku berhasil mengalahkannya. Aku memukulinya lebih keras lagi.
"Dasar lelaki biadab!!! Kenapa kau menyerang Baekhyunku hah!!!" kataku marah sekali sambil terus menghajarnya hingga ia pingsan atau mati, aku tak peduli. Dia sudah melukai Baekhyunku.
"ARRRGGGGGGHHHHHHH......!!!!!!" teriakku. Aku segera berlari ke arah Baekhyun.
***
~Baekhyun POV~
Aku melihat Chanyeol berkelahi dengan orang itu, dia berhasil mengalahkannya. Dia segera berlari ke arahku. Ayah, kau benar orang yang menyelamatkanku adalah Chanyeol.
"Baekhyun, kau, kau mengeluarkan darah banyak sekali. Tenangkah ayahku akan segera datang." Katanya, dan mengangkat tubuhku. Ah sial, tubuhku masih lemas.
"Aku baik-baik saja Chanyeol, aku tadi menghirup racun. Jadi tubuhku masih belum bisa bergerak." Kataku dengan tersenyum.
"Apa yang kau katakan. Lihatlah kau berdarah seperti ini dan masih bisa tersenyum? Dasar kau ini." Katanya. Tak berapa lama tim medis datang bersama ayah Chanyeol. Mereka segera melakukan pertolongan pertama dan memasukkanku ke mobil ambulance. Chanyeol selalu berada di sampingku. Aku merasa lelah, mereka menyuntikkan sesuatu. Aku tak tahu apa itu, tapi aku merasa mengantuk dan aku tertidur.
***
Saat aku terbangun, aku berada di ruangan serba putih. Ah ku rasa ini rumah sakit. Aku mencoba untuk duduk perlahan-lahan. Chanyeol masih tertidur di sampingku bedku. Dia menungguku selama ini. Aku mengelus rambutnya. Tiba-tiba dia terbangun.
"Baekhyun, kau sudah sadar. Aku senang sekali..." katanya dan memelukku erat.
"Berapa lama aku berada di sini?" tanyaku.
"Kau tertidur hampir 2 hari. Apa kau sudah merasa baikan?" Katanya. Aku tersenyum "Tentu saja aku merasa lebih baik." Kami tertawa bersama. Tiba-tiba ada yang masuk ke ruanganku.
"Ahhh...Baekhyun, kau sudah sadar." Kata seseorang yang tak ku kenal. Siapa dia? Dia duduk di kursi samping tempat tidurku.
"Aku dari kementrian perlindungan penyihir. Menurut keputusan, kau harus kembali bersama kedua orang tua angkatmu." Katanya.
"Apa? Kenapa kalian menyuruhku kembali bersama orang tua yang seperti itu?" kataku setengah berteriak.
"Kau belum cukup umur untuk bisa tinggal sendiri Baekhyun. Dan lagi, jika kau tinggal sendiri tidak ada yang akan menjagamu." Katanya lagi.
Bagaimana mereka menjagaku, kejadian kemarin saja mereka melarikan diri. Aku tidak ingin kembali bersama mereka, tapi aku tidak bisa melawan keputusan dari kementrian. Aku tidak ingin kembali diperlakukan seperti pembantu.
"Kau mengerti kan?" tanya orang itu lagi. Aku mengangguk. Kemudan dia pergi.
"Apa yang terjadi Baek, kenapa kau terlihat seperti itu?" tanya Chanyeol.
"Tidak, tidak ada apa-apa.." kataku. Aku mendengarnya menghela nafas. "Baek, dengarlah, aku bukan orang asing. Aku tahu saat kau merasa tidak nyaman. Bukankah aku adalah guardianmu?" katanya. Aku merasa pipiku memerah. Baru kali ini aku merasa diriku berharga.
~To be continue~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guardian
FanfictionAda dimensi dimana manusia biasa dan penyihir terpisah. Untuk menjaga keseimbangan kedua dimensi dibentuklah guardian oleh nenek moyang keluarga Park Chanyeol yang kini menjadi klan penguasa di dimensi sihir. Mereka merekrut manusia untuk dijadikan...