Chapter 8

2.8K 273 16
                                    

============

~Sebuah alasan~

============

Author's POV

Pagi harinya, Chanyeol terbangun karena sinar matahari pagi yang masuk melalui jendela apartemennya. Dia mengusap matanya, sepertinya dia tidur terlalu larut. Saat dia keluar kamar dia melihat Baekhyun masih tertidur di ruang tamu dengan kepala di atas meja . 'Kenapa Baek tidak masuk ke kamar?' pikirnya.

"Baek.." katanya dengan mengusap bahu Baekhyun untuk membangunkannya. Baekhyun yang terkejut spontan berdiri. "Ah! Maaf aku tertidur ibu." katanya masih belum sadar sepenuhnya. Dia mengira ibu angkatnya yang membangunkannya. Saat dia benar-benar bangun, Chanyeol memandanginya dengan tatapan heran.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa langsung berdiri seperti itu?" tanya Chanyeol.

"Hehe..aku tadi bermimpi. Maaf Yeolie.." katanya cengengesan. "Apa kau lapar? Huh? Aku akan masakkan sesuatu untukmu." Imbuhnya seolah ia tidak ingin Chanyeol membahas tindakan yang dia lakukan barusan dan langsung pergi ke dapur. Itu adalah kebiasaan, saat Baekhyun tertidur karena lelah melakukan pekerjaan rumah, ibu angkatnya langsung memarahinya.

"Baek.." Baekhyun hampir melompat ke atap karena Chanyeol tiba-tiba menepuk pundaknya. "Hemmm??" Baekhyun menoleh.

"Jangan lupa cuci tangan dan mukamu dulu sebelum memasak." Kata Chanyeol. "Oh!! Tentu saja ahahah..hahah..hah..ha." Baekhyun tertawa garing dan perlahan mulai pelan karena Chanyeol tidak ikut tertawa bersamanya. Dia segera melanjutkan langkahnya ke dapur, Chanyeol masuk lagi ke kamar.

"Aku akan keluar, ada urusan sebentar, kau baik-baik ya..jangan bakar apartemen ini." Kata Chanyeol mengusap kepala Baekhyun untuk menggodanya. Sebelum Baekhyun sempat menjawab, Chanyeol buru-buru pergi.

~~~~~~~~~~~~~

Baekhyun's POV

Hari sudah mulai gelap, tapi dimana Chanyeol? Katanya hanya pergi sebentar. Makanan yang kubuat tadi pagi benar-benar sudah dingin. Aku pikir kita akan bermain seharian, tapi dia malah pergi. Tiduran di sofa dan nonton televisi seharian membuatku bosan.

Aku melihat ada pesan masuk, dari Daemin. Dia mengajakku untuk pergi main malam ini. Tentu saja aku menyanggupinya dan segera ganti baju. Aku mengambil mantel kemudian pergi. Daemin sudah menungguku di bawah. Bagaimana dia bisa tahu apartemen Chanyeol? Apa aku yang memberitahunya?

"Hai Daemin, apa kau sudah lama menungguku?" tanyaku saat melihat sosok pria itu.

"Ah, belum Baek, aku disini saat aku mengajakmu tadi. Jadi mau kemana kita?" katanya.

"A-"

"Kita ketaman yuk." Katanya, dia crewet sekali, tapi aku setuju dengannya. Kami akhirnya berjalan menuju taman. Di perjalanan dia berbicara banyak hal. Dia lebih energik dariku, hiperaktif lebih tepatnya.

Sesampainya di taman dia langsung bermain ayunan. Kami berdua terlihat seperti anak kecil, tapi aku menikmatinya. Dia mendorong ayunanku, cepat sekali.

"D-daemin, hentikan! Hentikan! Ini tinggi sekali..ahahahahah." Aku takut, tapi ini seru. Cukup lama kami bermain, hingga lelah.

"Baek, apa kau haus?" tanyanya, aku mengangguk. "Baiklah aku ke supermarket sebentar. Tunggu ya, tunggu." Katanya sambil berlari. Aku hanya tersenyum melihatnya, dia sangat baik.

*Selang 10 menit*

Kenapa Daemin belum kembali? Aku merasa ada yang memperhatikanku. Daemin, cepatlah kembali. Suasana semakin horor. Aku ingin pergi, tapi bagaimana kalau Daemin kesini dan aku tidak ada. Dia pasti bingung. Menunggu memang membosankan.

The GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang