W _ 4

492 20 0
                                    


"Eh?! Enzy!!" teriak Rafael.

HAPP

Rafael berhasil memeluk Enzy dari belakang. Tangan kokohnya telah melingkari bahu Enzy.

"Apakah kamu berniat kembali ke masa lalu kamu?" tanya Rafael sambil melihat wajah Enzy dari samping.

"Apakah kamu berniat meninggalkan aku?" ucap Enzy sambil memegang tangan yang melingkar di bahu.

"Kenapa pertanyaanku di jawab dengan pertanyaan? Hem" sahut Rafael. Enzy memperlihatkan senyumannya.

"Jika kamu ingin meninggalkan aku, lebih baik tinggalkan aku mulai sekarang, karena rasaku untuk kamu semakin dalam. Rasa sayang ini bukan permainan karena hati kamu bukan taman bermain untukku, Zy" kata Rafael.

"Jika aku memilih yang lain, apa yang kamu lakukan, Raf?" Enzy memandang wajah Rafael dari samping.

"Aku akan pergi namun memerlukan waktu untuk kembali membuka hati" Rafael menyandarkan kepala di bahu Enzy.

"Bila memang kita berpisah, aku akan tetap di sampingmu. Menjadi sahabat kamu dan mendengarkan segala keluh kesah kamu. Mungkin masih ada cemburu melihat kamu dengan dia, cowok barumu."

Rafael memejamkan mata dan mulai merasakan aroma parfum yang keluar dari badan Enzy.

"Apakah dia telah kembali?" tanya Rafael dengan mata terpejam.

"Iya" sahut Enzy lirih.

"Apakah dia telah menghubungi kamu?" Perlahan Rafael membuka mata.

"Iya" Enzy menundukkan kepala dalam-dalam. Pelukan itu mulai merenggang dengan perlahan. Rafael membalik tubuh Enzy dengan perlahan.

"Lihat aku.." sahut Rafael. Enzy hanya menggelengkan kepalanya.

"Kamu ingin aku pergi?" Rafael memegang dagu Enzy dan mengangkat ke atas.

"Kalau kamu ingin aku pergi katakan, karena hatiku bukan boneka yang dapat kamu mainkan seenaknya" sahut Rafael. "Atau kamu ingin aku bertahan dan mempertahankan kamu? Lebih baik aku mendengar sebuah kejujuran dari bibir kamu daripada kamu diam dan membuatku bingung" lanjut Rafael.

Tak ada jawaban dari Enzy. Dia hanya diam dan menatap sosok lelaki yang di depannya. Lidah seakan kaku untuk berucap.

"Jangan kamu bohongi aku. Hanya itu pintaku" Rafael membelai perlahan rambut Enzy.

Seketika Enzy memeluk tubuh Rafael. Ketika bibir tak dapat berbicara, hanya pelukan yang dapat menenangkan hati yang gundah. Rafael pun membalas pelukan tersebut.

"Kamu kenapa lagi?" ucap Rafael.

"Aku ini sedang bicara sama manusia atau patung? Daritadi tak ada suara yang menyahut. Hemm"

"Dia kembali, Raf" sahut Enzy.

Rafael tak mengeluarkan suara karena dia mengetahui saat ini waktunya Enzy untuk bicara.

"Dia kembali ke Indonesia untuk berlibur. Kemarin malam tiba-tiba ada pesan di email dan ternyata dari dia. Isi pesan tersebut, dia akan berlibur di beberapa kota; Bandung, Bogor dan Bali" ucap Enzy.

"Terus kamu ingin menemani dia berlibur?" tanya Rafael. Enzy kembali diam.

"Kalau aku ingin berlibur bersama mantan, apakah kamu memberi izin?" tanya Rafael.

"Tidak!" jawab Enzy seketika.

"Kalau begitu jawabanku sama seperti kamu" ucap Rafael. Rafael melepas pelukan dan menangkup kedua pipi Enzy.

WALK [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang