W _ 11

285 14 0
                                    

Saat dua sosok di masa lalu dipertemukan kembali oleh waktu.

"Rafael.."

"Afra.."

Keduanya saling diam mematung. Mereka berdua dipertemukan oleh waktu di bazar sekitar danau bangau.

"Hei.." Afra memulai pembicaraan. "Apa kabarmu?" tanya Afra.

"Baik seperti yang kamu lihat" jawab Rafael. Afra pun tersenyum.

"Bagaimana dengan kamu?" tanya Rafael.

"Seperti yang kamu lihat, sedang tidak sakit" jawab Afra. Rafael pun tertawa kecil.

"Kamu tetap sama. Tidak berubah" sahut Rafael.

"Terima kasih jika itu sebuah pujian" ucap Afra.

"Kamu ada waktu?" tanya Rafael. Afra mengerti arah tujuan Rafael.

"Sepertinya kita memang perlu bicara." jawab Afra.

Mereka pun berjalan berdampingan menuju tempat duduk di tepi danau.

"Sudah lama kita tidak bicara" sahut Afra sambil melihat ke danau.

"Sejak kamu pergi tanpa pamit. Satu setengah tahun yang lalu" ucap Rafael yang duduk di sebelah kiri Afra.

"Kamu masih ingat" ucap Afra tersenyum kecil.

"Sudah tertanam otomatis" ucap Rafael.

"Maaf.." sahut Afra. "Aku tak bermaksud meninggalkanmu. Aku hanya ingin mengejar impianku" ucap Afra sambil melihat Rafael dari samping.

"Kamu pergi saat aku tidak menyetujui keinginanmu bahkan kamu tak berusaha meyakinkan aku. Andai kamu membicarakan semua impianmu, aku gak akan menghalangi" ucap Rafael sambil memandang wajah Afra. Afra pun menundukkan kepalanya.

"Maaf..." batin Afra.

"Jika kamu memberi penjelasan saat itu dan tidak main pergi saja dari hadapanku, mungkin sekarang kita masih bersama" sahut Rafael.

"Kenapa mungkin? Apakah saat ini kamu sudah memiliki pasangan?" tanya Afra sambil menatap wajah Rafael.

"Lebih tepatnya baru ditinggalkan lagi oleh pasangan" Rafael tersenyum kecut. Afra mengernyitkan alisnya.

"Dia kembali ke mantan saat aku ke luar kota. Apa nasipku selalu ditinggalkan seseorang ya?" Rafael tertawa kecil.

"Sepertinya kamu perlu dirukyah biar enggak sial" ceplos Afra.

"Sialan!" Rafael tertawa saat mendengar ucapan Afra.

"Siapa pasanganmu saat ini? Bule Jepang?" tanya Rafael.

"Sejak awal niatku adalah mengejar impian bukan mencari pasangan" jawab Afra.

"Ah! Bilang saja masih memikirkan aku" goda Rafael sambil terkekeh kecil.

"Iya" sahut Afra.

Rafael terkejut dengan jawaban Afra dan memandang wajah Afra lebih dalam.

"Jangan memandang seperti itu" ucap Afra tersenyum.

"Aku enggak percaya kamu masih memikirkan aku. Jangan-jangan kamu bercanda ya?" ucap Rafael.

"Nah itu tahu" sahut Afra.

Sebersit kekecawaan muncul di dalam diri Rafael. "Ternyata benar kamu bercanda" ucap Rafael sambil memandang ke depan.

"Iya aku bercanda. Aku bercanda kalau tidak memikirkanmu, Rafael" ucap Afra sambil memandang wajah Rafael.

"Kenapa kamu masih memikirkan aku?" tanya Rafael sambil menengok ke arah Afra.

"Karena kamu masih betah berada di otakku" jawab Afra.

"Bagaimana dengan hatimu?" tanya Rafael.

"Ada ruang di hatiku dan kamu sebagai penghuninya" jawab Afra.

"Hatiku masih merasakan sakit. Aku tak ingin menyakitimu sebagai pelampiasan." ucap Rafael.

"Kamu tak sejahat itu, Rafael. Aku percaya itu." ucap Afra sambil tersenyum. Rafael pun tersenyum.

"Terima kasih atas kepercayaannya" sahut Rafael.

"Apakah kamu mau menerima kehadiranku kembali?" tanya Afra. "Untuk saat ini sebagai teman" lanjut Afra.

"Kita berteman" ucap Rafael sambil mengacungkan jari kelingking. Dina pun membalas dengan menautkan dengan jari kelingkingnya.

"Teman" sahut Dina tersenyum bahagia. Rafael pun membalas dengan senyuman.

"Izinkan aku untuk membantu menyembuhkan lukamu. Biarlah waktu yang menutup lukamu, Rafael" batin Afra.

WALK [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang