W _ 3

654 19 1
                                    

Senja di taman seakan menambah kecantikan pemandangan. Di salah satu bangku taman, ada sepasang kekasih yang sedang menikmati senja sambil mengobrol ringan.

"Raf, aku boleh tanya sesuatu?" kata Enzy.

"Boleh. Ada seribu pertanyaan pasti aku tidak akan jawab" sahut Rafael sambil terkekeh.

"Aku serius atuh" kata Enzy.

"Iya iya.. Mau tanya apa?" sahut Rafael sambil mencubit pipi Enzy.

"Siapa mantan terindah kamu, Raf?" kata Enzy.

"Kok ngomongin mantan? Hmm" lirik Rafael dengan tajam.

"Apakah kamu tidak bisa tanpa melirik seperti itu? Mengerikan" tanya Enzy.

"Kenapa kamu ngomongin mantan, Zyzy yang manis?" jawab Rafael dengan senyum yang dibuat-buat.

"Kalau senyum itu yang ikhlas" sahut Enzy sambil mencubit kedua pipi Rafael.

"Sakit tahu, Zy" ucap Rafael sambil mengelus pipinya. "Siapapun mantan aku, yang aku tahu sih kamu yang terindah, Zy"

"Siapapun mereka yang mengisi cerita cinta di masa lalu tidak akan bisa menandingi seseorang yang mengisi cerita cinta di masa sekarang. Kamu" lanjut Rafael sambil mengenggam tangan Enzy.

"Sehebat itu kah, aku di mata kamu?" tanya Enzy.

"Kamu sehebat wonder woman" jawab Rafael.

"Gombal!" sahut Enzy sambil mencubit pinggang Rafael.

"Sakit, Zy!" sahut Rafael.

"Sebenarnya kamu serius atau tidak dengan kata-kata kamu tadi?" kata Enzy dengan manyun.

"Aku malah duarius. Eits jangan dicubit lagi! Badanku sakit semua karena kamu nih" sahut Rafael.

"Bodo'!" ketus Enzy.

Rafael pun tersenyum melihat wajah Enzy yang sedang menahan kesal.

"Kamu kenapa lagi?" tanya Rafael sambil memegang tangan Enzy.

Enzy pun hanya bisa menunduk. Rafael langsung mengangkat dagu Enzy. Kedua mata mereka bertemu pada satu titik. Rafael kemudiam memberikan senyuman.

"Mmm... Hmmm..." tangan Enzy hanya bisa meremas ujung bajunya sendiri.

"Apa aku harus mencium kamu, maka kamu akan bersuara? Hemm" sahut Rafael sambil mengerlingkan matanya.

"Apa mantan kamu lebih cantik dari aku? Apa mantan kamu lebih baik dibanding aku?" kata Enzy sambil memegang pergelangan tangan Rafael.

Rafael hanya tersenyum. Kedua alis Enzy pun saling bertautan. "Kamu itu menggemaskan ya" kata Rafael sambil mencubit kedua pipi Enzy.

"Sakit, Raf!!" ucap Enzy sambil memegang kedua pipinya.

"Hahahaha...." Rafael tertawa terbahak. Wajah Enzy kembali manyun.

"Sebentar. Hahahaaa..." kata Rafael sambil memegangi perutnya.

"Sampai kapan kamu akan menertawaiku?" tanya Enzy. Wajah Enzy semakin ditekuk ke dalam dan Rafael langsung terdiam.

"Huuuufff"

Terdengar tarikan nafas panjang dari Rafael. Kondisinya tidak memungkinkan jika dia terus tertawa. Enzy bisa mengambek dan susah untuk membujuknya.

"Sini mendekat" ucap Rafael. Enzy hanya diam.

"Ayo sini" kata Rafael sambil menarik lengan Enzy.

Perlahan kepala Enzy bersandar di bahu Rafael. Tangan Rafael sudah memanjang untuk memeluk bahu Enzy dari belakang. Enzy merasa nyaman bersandar di bahu yang tegap dan kokoh. Tangan Rafael pun mengelus perlahan rambut Enzy menambah rasa nyaman.

WALK [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang