W _ 5

387 15 0
                                    

"Sudah jangan menangis lagi, aku gak punya kanebo nih" goda Rafael. Enzy pun mencubit punggung Rafael.

"Aduh!!" Rafael terkekeh kecil.

"Terima kasih masih bertahan dengan aku yang tak tahu diri ini" ucap Enzy sambil menempelkan pipi kanannya di dada Rafael.

"Terima kasih masih ingat dengan aku yang sering menghabiskan waktu bukan denganmu" sahut Rafael. Enzy mengangguk perlahan.

"Aku masih menyimpan surat dari kamu saat di bandara waktu itu. Maaf aku membalasnya melalui email." ujar Rafael.

"Dua bulan yang lalu, kamu mendadak ada urusan keluarga yang mengharuskan berangkat ke Medan. Yah, bisnis keluarga. Kamu ninggalin aku selama dua minggu" ucap Enzy.

"Beruntung sedang libur kuliah jadi dapat liburan bersama Audi di Bali" ujar Enzy yang masih merasa nyaman di dalam pelukan Rafael.

"Awalnya aku bingung. Amplop cokelat membuatku menduga kalau itu daftar oleh-oleh yang kamu inginkan" Rafael tertawa kecil.

"Emang aku tukang palak apa?" sahut Enzy sambil bibirnya membebek.

"Tukang palak yang aku sayang" Rafael mengecup puncak kepala Enzy.

"Terima kasih masih menyimpan surat itu" ujar Enzy.

"Aku masih ingat isi suratnya" sahut Rafael.

"Apa isi suratnya?" tanya Enzy.

••• ♡♡♡ •••

17 Februari 2014

Untuk kamu lelaki yang penuh kesabaran, Rafa...

Terima kasih atas sejuta pengertian yang kamu berikan. Terima kasih atas beribu kasih sayang yang kamu limpahkan. Terima kasih atas sandaran bahu di setiap aku merasa lelah.

Maaf jika kamu harus memberi pengertian tentang masa lalu. Maaf jika itu membuat kamu tak nyaman. Maaf jika membuat kamu sakit.

Kamu tak lelah untuk menyemangati aku untuk berjalan. Berjalan meninggalkan kisah masa lalu, bersama kamu di sampingku.

Bersama kamu bahagia itu nyata. Bersama kamu kenyamanan itu ada. Bersama kamu tawa itu bahagia.

Jangan lelah di sampingku untuk mendengarkan keluh kesahku. Untuk bercerita tentang kita. Aku dan kamu. Bukan aku dan dia; bukan kamu dan dia; bahkan mereka. Tapi kita.

Aku belajar untuk itu.

Semakin berjalannya waktu bayang-bayang di otakku adalah kamu. Ruang di hatiku terisi olehmu. Namamu tak lupa aku sebutkan dalam doaku, Rafa...

I love you...

••• ♡♡♡ •••

Enzy tersipu saat Rafael masih mengingat isi surat yang dia berikan waktu di bandara.

"Bandara. Tempat untuk berpisah sekaligus bertemu untuk kita." sahut Rafael.

"Apa kamu ada rencana ke bandara lagi, Raf?" tanya Enzy.

"Eh" Rafael tersenyum.

"Untuk kali ini bukan bandara" jawab Rafael.

"Lalu?" Wajah Enzy sudah menatap Rafael.

"Stasiun" ucap Rafael. Seketika wajah Enzy berubah muram.

"Kamu mau kemana lagi, Raf?" tanya Enzy.

"Aku ada urusan di Semarang. Cuma dua hari, Jumat malam berangkat dan Minggu malam sudah sampai di Jakarta kembali" ucap Rafael sambil tersenyum.

"Ceritanya ditinggal lagi nih" sahut Enzy. Rafael tak bersuara.

WALK [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang