W _ 1

2K 41 1
                                    

"Kenapa melamun, Zy?" tanya pemuda bermata sipit ke gadis yang berada dihadapannya saat ini. Gadis yang memakai dress tanpa lengan berwarna cokelat dengan rambut yang diikat ke belakang.

"Eh.. Gak kok, Raf. Siapa yang melamun?" jawab Enzy sekenanya.

"Gak usah bohong. Kalau bukan melamun namanya apa? Bengong? Jelek tahu wajahnya" ucap Rafael sambil tersenyum.

"Jelek-jelek gini banyak yang suka kok" sahut Enzy.

"Siapa coba yang suka?" tanya Rafael.

"Kamu" jawab Enzy. Rafael langsung tersenyum.

"Kamu masih memikirkan dia ya, Zy?" tebak Rafael.

"Em.. mmm.." gumam Enzy.

"Jujur saja. Tidak apa-apa" ucap Rafael. Sebuah senyuman tak lupa ditunjukkan oleh Rafael untuk Enzy.

"Kenapa masih ada bayang-bayang dia?" ucap Enzy sambil menatap Rafael.

"Apakah kamu tahu alasan adanya masa lalu?" tanya Rafael.

"Gak" sahut Enzy.

"Masa lalu itu ada untuk kita ambil hikmahnya bukan meratapinya. Bagai spion mobil, digunakan untuk kita berhati-hati jika ada kendaraan dari belakang tapi tetap kita harus menatap ke depan" ucap Rafael.

"Begitulah kehidupan terus berjalan dengan diiringi hal yang disukai maupun yang tidak disukai. Show must go on. Berjalanlah atau kamu akan tertinggal. Tetap berjalan walau ada bayang-bayang yang membuat kamu ingin menoleh. Tetap berjalan walau kamu enggan berjalan. Karena kehidupan tak menunggu kamu. Kamulah yang harus berkehendak atas kehidupan" lanjut Rafael.

Terlihat senyuman yang mengembang. Tatapan matanya kembali memancarkan warna bukan kosong. Rafael merasakan sandaran kepala di bahu dan sentuhan tangannya di sela-sela jemari.

"Bantu aku menghapus jejak dia. Bantu aku melupakan bayang-bayang dia. Bantu aku move on, Raf" ucap Enzy.

"I always be there for you..." sahut Rafael.

Sebuah kecupan tak lupa diberikan oleh Rafael di puncak kepala perempuan bermata cokelat dengan lembut, Enzy.

Cerita di masa lalu seakan menghantui. Cerita di masa lalu seakan rantai tersendiri untuk berjalan di masa kini. Cerita di masa lalu seakan air mata yang menghiasi di malam sunyi. Cerita di masa lalu seakan mimpi buruk yang membuat terkejut//

Mengapa bahagia menyakiti diri sendiri dengan segala kenangan yang semu? Air mata kamu terlalu berharga demi seseorang yang mungkin sekarang sudah bahagia dengan orang lain tentunya, bukan kamu. Air mata kamu terlalu berharga demi sebuah cerita yang telah terkubur. Air mata kamu terlalu barharga demi sebuah ingatan kebahagiaan yang fana//

Terkadang kamu sendirilah yang tak mau move on. Kamu sendirilah yang tak ingin berjalan. Kamu sendirilah yang tetap bertahan. Kamu sendirilah yang memilih kesakitan//

Move on.. Dua kata yang mudah diucap namun bagi sebagian orang susah dilakukan. Susah melupakan kebahagiaan semu. Susah melupakan tawa semu. Susah melupakan senyum semu. Semu namun membuat candu//

Teruntuk kamu yang masih mengingat masa lalu. Biarlah masa lalu itu sebagai pelajaran di masa kini dan perbaikan di masa depan. Biarlah masa lalu seperti gudang tempat menyimpan segala benda yang tidak diperlukan. Jika kita sedang membutuhkan, maka datangilah, lalu pergi sesuai tujuan//

Cobalah berjalan walau itu perlahan. Cobalah berjalan walau itu menyakitkan. Cobalah berjalan walau itu membingungkan. Cobalah berjalan setidaknya kamu melangkah ke depan//

Kamu hidup di masa kini demi masa depan. Kamu bukan hidup masa lalu dengan sejuta kefanaan. Bagaimana kamu bisa bahagia jika kamu hidup dalam kisah yang fana? Buatlah kisah kamu sendiri di masa kini dengan tujuan kebahagiaan di masa depan//

Cobalah buka hati kamu dengan sebuah harapan bukan kenangan. Cobalah buka pikiran dengan hal positif bukan sensitif. Cobalah berjalan walau kamu tertatih. tertatih. Jangan ragu berjalan karena masih banyak orang yang perhatian. Maka berjalanlah bukan diam...

WALK [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang