Part 3

613 38 0
                                    

Sudah seminggu prilly mendiamkan ku, jujur perasaan ku tak tenang, menjelaskan padanya pun rasanya tak mungkin. Tapi yang pasti aku harus ketemu prilly, aku tak bisa berlama-lama tanpanya, dan aku langsung menggambil hp ku.
To : Tembem ku
Pril ntar gue tunggu jam 7 di rumah pohon
Dan ku kirim ke prilly

Prilly POV
Aku mendengar hp ku berbunyi dan aku buru-buru mengambilnya, dan ternyata ada wa dari ali
From : Jambul ku
Pril ntar gue tunggu jam 7 di rumah pohon
Aku pun membaca pesan dari ali tanpa ingin membalasnya, mungkin ali mau menjelaskan semuanya pada ku.

Tepat pukul 7 aku dan ali sama-sama sudah berada di rumah pohon, aku hanya diam menunggu ali bersuara, dan sepertinya ia mulai ingin berbicara.

"Prill"

"Hmm" kataku malas

"Please jangan diamin gue, gue gak bisa di diamin selama ini"

"Makannya lo jelasin sama gue, mudahkan"

"Please pril, jangan paksa gue untuk hal yg satu ini"

"Ya udah, gak usah ngomong sama gue selamanya, lo anggap gue apa sih li, udah berapa tahun kita kenal ? Masih bisa ya lo rahasia-rahasiaan sama gue"

"Pril gue gak maksud buat punya rahasia, tapi gue emang gak kenapa-napa, emang kepintaran gue aja yang udah nurun. Lo malu ya berteman sama gue karna gue udah gak pinter lagi ?"

"Bohong ! Pasti bukan itu alasannya, gue gak pernah malu temenan sama lo mau lo kayaka apa pun, tapi kali ini gue yakin lo bohong li, please cerita semua sama gue, lo kenapa sih"
Aku pun mulai meneteskan air mata, ali mencoba menyerka air mata ku namun dengan cepat ku tepis tangannya.

"Jangan sentuh gue"

"Pril, please percaya"
Ali memegang tangan ku dan berusaha meyakinkanku
"Lo bohong li, lo bohooong, gue benci lo"

Aku menangis di dalam pelukan ali, ali masih berusaha menenangkan ku, dan aku sudah muak dengan keadaan ini dan aku mendorong badan ali menjauh dari ku, dan aku berlari menjauhi ali, ali masih berusaha mengejarku dan tiba-tiba saja keseimbanganku oleng dan aku terjatuh

"Aaww sakit" rengek ku

"Pril, lo bedarah" ali ingin menggendongku dan aku dengan cepat mendorongnya

"Gak usah repot-repot nolongin gue, mulai hari ini gue gak mau kebal lo" aku pun berdiri menjauh dari ali dengan menahan pedih di kaki ku.

"PRILLY"
Ali memanggilku dengan suara lantang dan aku masih tetap berjalan

"Baik kalo lo mau dengerin penjelasan gue, kalo dengan ini lo bisa maafin gue, baik pril, gue jelesin semuanya" aku pun memberhentikan langkah ku

"Pril lo masih ingat kejadian waktu kita kelas 3 SMP ?"
Aku berbalik "kejadian apa ?"

"Saat gue bisa dapetin juara 1 dan lo nangis karna itu, dan lo ngejauh dari gue selama setahun. Dan asal lo tau gue lebih rela gak dapet apa-apa asal tetep bisa sama lo, asal lo gak nangis karna gue"
Aku terkejut dengan pernyataan ali, aku tak menyangka ia begini karna aku

"Aliii" aku berlari ke arahnya dan memeluknya

"Ali maafin gue, jadi semua ini karna gue"

"Lo gak salah pril"

"Ali asal lo tau gue bukan nangis karna lo udah berhasil ngalahin gue, gue seneng malah lo udah nunjukin ke gue kalo lo hebat, tapi yg bikin gue nangis adalaah" ucapan ku terputus

"Kenapa pril?"

"Karna lo ngacuhin gue, lo meluk gina saat lo tau lo juara bukan gue, gue takut lo ninggalin gue, makannya gue diemin lo"

"Astaga pril, sumpah gue gak tau gue meluk gina, gue pikir itu lu, tapi saat gue ngelihat lo nangis dan lari gue baru nyadar kalo itu bukan lo"

Ali dan prilly pun tertawa bersama-sama.

"Jadi ini semua hanya kesalah pahaman kita dulu, tapi maafin gue ya li, gue gak nyangka lo sebegitunya sama gue"

"Gak apa-apa kalik pril, gue kan sayang sama lo, jadi wajar kalo gue gitu"

Tiba-tiba jantungku berdetak lebih cepat, kenapa ada perasaan lain saat ali mengatakan dia menyayangiku, aah ya sudah lah mungkin ini hanya rasa senang saja.

"Mulai sekarang kamu harus janji jangan males lagi, kita harus sama-sama juara lagi"

"Oke, tembemku" ucap ali sambil menyubit pipi ku
Aku sudah tak peduli dengan rasa sakit di pipi ku karena cubitan ali, rasa bahagia ku karna telah baikan dengan ali lebih besar sehingga mengalahkan rasa sakit di pipi ku. Ali menggendongku sampai ke rumah karena kaki ku yang terluka. Setelah sampai di rumah ku ali alngsung mengambil kotak obat di dapur ku, ali memang hapal semua isi rumah ku, dan dengan telaten dia membersihkan luka ku dan memberi obat.
Setelah selesai mengobati luka ku, ali menggendong ku ke kamar, dan ia menyuruh ku tidur.

"Ali" panggilku saat ia sudah hampir keluar kamar ku

"Iya" menoleh ke arah prilly

"Nyanyiin aku dulu baru pulang"
Ali pun kembali ke arah ku dan mengambil gitar yang ku letak di sudut kasur ku, ali mulai memainkan jemarinya di atas gitar, dan ia mulai menyanyikan lagu favorit kami yang judulnya cinta kita. Dan tiba-tiba mata ku berat dan ku rasa aku sudah kehilangan kesadaran ku. Yang ku tahu sekarang sudah pagi dan ali sudah tidak ada di sampingku lagi.

My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang