Kini tibalah saatnya kami semua akan melakukan game di dalam hutan. Kami harus nemuin 10 bendera untuk sampai ke finis, dan di setiap jalan sudah di siapkan petunjuk dan ada jebakan. Tiap regu terdiri dari 5 orang, gue, ite, tiara, ali, dan tio satu regu. Saat pak tino memberi aba-aba mulai kami pun langsung bergegas ke dalam hutan mencari bendera.
Selama perjalanan ali selalu memegang tangan gue, katanya biar gue gak kepisah ntar."Ali itu sebelah kiri di samping pohon ada bendera" kata ite
"Owh iya, asiik kita dapet satu" sambil mengambil bendera
Kami pun terus melanjutkan perjalanan, sampai tiba-tiba ali memberhentikan langkah kami semua."Tunggu, kata pak tino selain petunjuk disini juga ada jebakan. Jadi kita harus hati-hati, dan sepertinya ada satu jebakan yang tersembunyi di balik dedaunan itu, gue cek dulu ya.
"Ali, hati-hati" teriak gue
Ali hanya membalas dengan senyuman.
Yap benar sekali, ternyata itu jebakan, dan untung kami tidak terperangkap dalam jebakan itu. Kami pun melanjutkan perjalanan kami, ali pun masih memegang tangan ku sepanjang perjalanan.
"Li, kayaknya pegangan lo ke prilly di lepasin juga gak apa-apa" ledek ite
"Iya li, curi-curi kesempatan banget" saut tiara
"Gue harus jagain prilly jadi gue harus megangin dia" bela ali
"Idih ali modus, udah kebaca dari muka lo li, elo emang doyan gandeng tangan prilly" ejek tio
Gue hanya bisa tertawa mendengar perkataan mereka.
"Ya udah li, lo lepas aja tangan gue"
"Oo gak bisa pril"
"Lo tanggung jawab gue selama disini""Idih ali emang lu siapanya prilly sampe begitu amat" kata tiara
"Gue sahabatnya, lebih tepatnya sahabat hidup prilly"
"Sudah-sudah jangan berisik lagi, tuh lihat ada bendera"
"Eeh iya bener pril" ite pun berlari mengambil bendera
"Udah dua nih, masih ada delapan lagi, semangaaaat"
Mereka semua pun menjawab semangaaat dengan happy. Sudah sekitar 20 menit kami berjalan, gue pun merasa lelah dan haus, saat gue ingin mengambil minum dalam tas tiba-tiba saja ada kodok, sontak gue teriak kuat-kuat dan air yang ada di tangan gue tumpah tampa sisa. Mendengar gue teriak ali langsung berlari mengejar gue.
"Kenapa pril ?"
"Itu ada kodok" menunjuk kodok sambil nangis
"Oalah kodok doang ternyata, inih udah gue usir" ucap tio
"Makasi ya yo"
Ali memeluk gue erat, gue tau dia pasti cemas banget mendengar gue teriak tadi.
"Lo udah baikan kan ? Kita udah bisa jalan ?"
"Udah, tapi minum gue, gue haus" ucapku sedih
"Nih ambil" semua teman-temanku memberi minum mereka kepada ku
"Wah banyak banget, bisa-bisa gue pipis di celana minum air kalian semua, temen-temen gue baik banget sih mau ngasih minum ke gue, makasih ya" ucapku sambil tersenyum
Gue mengambil minumnya tio karena airnya masih banyak, sementara minum teman-teman gue yang lain tinggal separoh dan perjalanan kami masih jauh.
Gue langsung meminum air tio, dan setelah itu kami melanjutkan perjalanan, sebelum kami melanjutkan perjalanan ali mengikatkan tali sepatu gue yang ternyata lepas sewaktu gue lompat-lompat karna ketakutan melihat kodok tadi. Ali sudah biasa mengikatkan tali sepatu gue, karena dulu gue tidak pandai mengikat tali sepatu dan ali lah yang biasa mengikatkan tali sepatu gue dan dia juga yang mengajarkan gue cara mengikat tali sepatu. Baik bangetkan sahabat aku. Ya itulah ali, bagi gue dia penolongku, dia bagai super hero yang selalu ada saat aku butuh. Dan tak terasa sepuluh bendera telah dapat kami kumpulkan dan kami berhasil menjadi regu pertama yang sampai ke tenda. Banyak pelajaran yg ku ambil dari perjalanan ini, pertama tentang kekompakan kami sehingga kami bisa sampai ke finis dengan cepat, kedua rasa sayang antara kami sehingga mau menolong dalam kesusahan, ketiga rasa saling melindungi, sehingga kami selalu terbebas dari jebakan karena selalu ada yang mau berkorban untuk mengecek apakah itu jebakan atau tidak. Regu selanjutnya yg menyusul kami adalah regu kak dion."Wah ternyata kami udah keduluan sama si cantik" canda kak dion kepada ku dan ku balas dengan senyuman.
"Hebat banget sih kamu pril"
"Bukan aku yang hebat kak, tapi kami semua"
Tiba-tiba saja gue lihat ali menjauh dari kami dan gue langsung mengejar ali.
"Eeh kak aku kesana dulu ya" pamit ku
"Iya pril" kata kak dion sambil tersenyum
"Ali" panggil ku
"Apa ?"
"Mau kemana ?"
"Tenda"
"Ngapain ?"
"Ambil sesuatu
"Ya ampun ali, tangan lo"
Gue lihat tangan ali berdarah, entah sejak kapan tangan ali berdarah, gue langsung buru-buru memegang tangan ali.
"Lo ada obat ?"
"Ada dalam tas"
"Tunggu ya gue ambil"
Gue pun mengambil obat di dalam tas ali, setelah obat di tangan gue, gue pun langsung menghampiri ali, gue langsung membersihkan lukanya, gue lihat ali menahan sakit.
"Li ada perban ?"
"Gak ada"
"Ya ampun" gue berfikir sejenak dan tiba-tiba gue inget, baju gue, gue lepasin jaket gue dan gue koyakin lengan baju gue.
"Lah kok lo robekin baju lo""Udah diam deh lo"
"Tara..sudah selesaikan"
Gue jadiin lengan baju gue sebagai pengganti perban buat tangan ali. Dan ali tersenyum ke gue sambil bilang makasih, tapi gue jadi teringat sesuatu.
"Eeh li, tangan lo kenapa sih ?"
"Owh ini, gak kenapa-napa, cuman tadi gak sengaja kesenggol kayu kuat banget"
"Owh gitu, lain kalo lo hati-hati dong, selama ini lo selalu bisa jagain gue, masak lo gak bisa sih jagain diri lo sendiri kayak gitu, gue gak pengen lo kenap-napa lagi, kalo sampe lo kenapa-napa lagi gue hukum lo"
"Lah lo kok jadi galak banget sih, gue lagi sakit nih"
"Hehee maaf, tapi lo janji dulu ke gue kalo lo bakalan lebih hato-hati lagi"
"Iya princess gue bakalan lebih hati-hati lagi, gue janji" ucap ali sambil tersenyum
"Ya udah, balik ke lapangan yok"
Gue dan ali pun kembali ke lapangan, ternyata semua regu telah kembali dengan selamat, hanya saja tidak semua regu bisa membawa sepuluh bendera. Pak tino pun mengumumkan nama-nama regu yang menang dan memberikan hadiah, regu pertama regu gue, yang kedua regu kak dion, yg ketiga regu gina. Kami semua di beri hadiah dan mendali. Setelah kegoatan di lapangan selesai kami pun disuruh beristirahat kembali. Aku dan teman-teman setenda ku kembali ke tenda bersama. Saat hendak tidur, gue mengambil selimut gue, eeh tapi selimut gue kok gak ada, tadikan gue letak disini tapi kok gak ada, mana bisa gue tidur tanpa selimut, gue lihat ite, rissa, dan nisa sudah tidur, gue gak tega banguninnya. Gue gak bisa tidur tanpa selimut, dan gue mutusin buat keluar tenda, mana tau dengan melihat bintang-bintang di luar rasa ngantuk gue bisa muncul dan gue bisa tidur tanpa selimut. Setelah 10 menit gue duduk diluar tiba-tiba kak dion menyapa gue.
"Hai prilly, ngapain di luar malam-malam gini"
"Aku belum bisa tidur kak"
"Kenapa ?"
"Selimut aku hilang kak"
"Lah kok bisa"
"Gak tau kak"
"Tunggu bentar ya disini"
Tiba-tiba kak dion pergi, dan beberapa menit setelah itu kak dion datang membawa selimut.
"Ini pril"
"Lah,gak usah kak"
"Pakai aja"
"Ntar kakak pakai apa ?"
"Aku masih punya satu lagi"
"Owh, makasi ya kak"
"Iya, ya udah masuk sana"
"Iya kak"
Aku pun tersenyum dan meninggalkan kak dion, aah akhirnya aku bisa tidur menggunakan selimut, untung ada kak dion yang baik, kalo gak matilah gue gak bisa tidur-tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero
RomanceDia sahabat ku, teman baik ku dari kecil, aku selalu bersamanya dan dia selalu melindungiku Dimana ada DIA disitu pasti ada AKU Tapi kini dia berubah dah aku tak mengerti kenapa dia seperti ini entahlah, sudah ribuan kali aku menerka-nerka apa yang...