Sudah dua hari Ali dan Prilly keluar dari rumah sakit, papa mama dan adek Prilly sudah pulang ke Indonesia tetapi Prilly masih tinggal bersama Ali di Paris, mereka menambah waktu libur mereka yang awalnya hanya seminggu menjadi dua minggu karena insiden yang membuat Ali masuk rumah sakit.
Hari ini Ali membawa Prilly berjalan-jalan untuk membeli oleh-oleh, sepanjang perjalanan mereka Ali selalu merangkul Prilly, Prilly pun tidak merasa risih sama sekali malah ia sangat menikmati.Disinilah mereka sekarang di sebuah toko, Prilly terlihat sangat antusias memilih barang-barang yang yang di sukainya dan Ali pun terlihat setia mendampingi wanitanya.
"Ali ini miniatur menara eiffel bagus gak ?" tanya Prilly
"Bagus" jawab Ali
"Aah aku ambil ini deh"
Prilly pun kembali melangkahkan kakinya mencari-cari oleh-oleh yang akan di bawanya.
"Ali lihat ini" Prilly menunjukkan dua buah kupluk kepada Ali
"Kenapa ?" tanya Ali
"Aku mau ini, satu untuk kamu satu untuk aku" ucap Prilly dengan bahagia
Mereka melanjutkan pencarian oleh-oleh.
"Prilly sini deh" tarik Ali
"Kenapa ? Aku melihat barang-barang yang di sana"
"Sini bentar ada yang aku suka"
Ali dan Prilly berjalan mendekati sebuah lemari yang berjejer perhiasan.
"Siniin tangan kamu" perintah Ali
Prilly memberikan tangannya.
"Ini cincin coupel, satu untuk kamu satu untuk aku, memang tidak ada berliannya, tapi suatu saat aku janji di saat aku sudah dewasa dan menjadi pria sukses aku akan menyematkan cincin berlian di tangan kamu" ucap Ali sambil memasukkan cincin di jari Prilly.
Prilly yang mendengarkan perkataan Ali terdiam sesaat, ia terharu dengan perkataan Ali lalu ia tersenyum kepada Ali.
"Janji" ucap Prilly sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
"Janji" jawab Ali sambil mengaitkan jarinya di jari Prilly.
"Pokoknya kamu gak boleh terima cincin dari Pria mana pun kecuali cincin dari aku" ucap Ali.
"Baik lah, aku akan menunggu kamu menepati janji mu, dan cincin ini aku akan menjaganya agar selalu ada di jari ku, dengan begitu aku berharap kamu juga selalu ada menggenggam jari aku untuk terus bersama aku" ucap Prilly.
Ali membawa Prilly dalam pelukannya, mereka sama-sama merasakan detak jantung mereka yang lebih cepat, dan serasa ada jutaan kupu-kupu yang berterbangan di dalam perut mereka. Nyaman itu yang sama-sama mereka rasakan, sehingga tak ada satu pun dari mereka yang berniat melepaskan pelukan mereka, sampai tiba-tiba ada seorang gadis yang menyapa Ali.
"Ali" ucap gadis itu
Ali hanya melihat gadis itu dan mulai merenggangkan pelukannya pada Prilly tapi masih tetap dalam posisi memeluk Prilly.
"Ali, benar itu kau" ucap gadis itu dengan rona bahagia, lalu ia berjalan mendekati Ali dan mencium pipi Ali.
Ali dan Prilly sama-sama terkejut melihat tindakan wanita itu. Prilly berusaha melepaskan pelukan Ali namun usahnya sia-sia karena Ali masih tetap menahannya.
"Siapa kau ?" tanya Ali dengan nada tidak suka.
"Aku Nadien"
"Nadien siapa ? Aku tak mengenali mu"
"Aku teman SD dan SMP mu"
"Maaf aku tak mengenali mu, dan aku tak suka kau mencium ku sesuka hati mu di depan kekasih ku" ucap Ali tegas, lalu meninggalkan Nadien.
Nadien melihat kepergian Ali dengan Prilly.
"Jadi kau masih bersama gadis itu, gadis perebut seluruh perhatianmu dari ku" ucap Nadien di dalam hati dan menatap sinis kepergian mereka.
Prilly yang kaget dengan pengakuan Ali kepada gadis itu hanya terdiam dan terus berjalan bersama Ali dengan perasaan bercampur aduk, kesal karena gadis itu mencium Ali dan bahagia karena Ali mengatakan ia kekasihnya.
"Apa benar aku kekasih Ali ? Iya tak pernah menembakku dan memintaku menjadi kekasihnya. Tapi siapa gadis itu, katanya ia teman SD dan SMP Ali, berarti dia teman ku juga, lalu mengapa ia tidak menyapa ku" pikir Prilly di dalam hati.
Ali dan Prilly masih terus berjalan dengan diam. Ali takut Prilly salah paham karena wanita tadi makannya ia mengatakan Prilly kekasihnya, ia tak ingin kejadian beberapa hari yang lalu terulang kembali, ia sudah mulai tahu perasaan Prilly kepadanya makanya ia sangat menjaga perasaan Prilly dan ia masih berusaha menuntun Prilly ke hatinya.
"Prilly" ucap Ali mencoba menghilangkan keheningan.
"Apa" jawab Prilly sambil mendongakkan kepalanya menghadap Ali.
"Kita makan yuk, aku lapar banget nih" ajak Ali.
"Ayook, tapi makan burger ya, aku lagi pengen burger" ucap Prilly.
Ali mengangguk dan membawa Prilly ke sebuah tempat yang terkenal dengan kenikmatan burgernya. Setelah sampai disana Ali langsung memesankan dua buah burger untuk mereka, setelah mereka mendapatkan burgernya mereka melahap dengan semangat. Setelah selesai memakan burger Ali melihat ada saus yang melekat di samping bibir Prilly dan Ali mengusapnya untuk membersihkan sisa saus itu. Seketika tubuh Prilly membeku karena sentuhan jari Ali dan wajah Prilly pun merona. Ali yang menyadari perubahan rona pada wajah Prilly pun tersenyum hangat menatap Prilly.
Ya begitulah Ali, tidak pernah merasa jijik sama sesuatu yang berkaitan dengan Prilly. Jangankan membersihkan bibir Prilly yang belepotan karena makanan, mengelap wajah Prilly yang penuh dengan keringat pun ia mau, bahkan Ali pernah mengelap ingus Prilly saat Prilly menangis, membersihkan kotoran mata Prilly waktu Prilly baru bangu tidur, bahkan Ali pernah menggosokkan gigi Prilly sewaktu tangan Prilly terkilir dan tidak bisa di gerakkan, Ali dengan setianya datang setiap hari ke rumah Prilly untuk menggosokkan gigi Prilly padahal waktu itu ia masih kelas 6 SD tetapi sikap perhatiannya sudah luar biasa terhadap Prilly.
Pernah sewaktu SMP Prilly sakit dan muntah-muntah Ali tetap setia di samping Prilly tanpa merasa jijik sedikit pun.
Memakan makanan bekas dari mulut Prilly pun ia mau, seperti sewaktu mereka SD mereka selalu memakan permen lolipop berdua, begitulah meraka.Jangan pelit-pelit vote yaa :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero
RomanceDia sahabat ku, teman baik ku dari kecil, aku selalu bersamanya dan dia selalu melindungiku Dimana ada DIA disitu pasti ada AKU Tapi kini dia berubah dah aku tak mengerti kenapa dia seperti ini entahlah, sudah ribuan kali aku menerka-nerka apa yang...