CRUSH ON YOU

10.5K 636 10
                                    

"Lo keliatan cantik malam ini Eve." Dia sedikit melirikku dan tersenyum.

"Itu pujian atau ejekan?" jawabku.

"Terserah lo lah mau ngomong apa." Ko aneh sih dia marah batinku bertanya.

"Jadi orang yang bakal gue temuin itu namanya siapa?"

"Jason Levine."

"Lo tau ga orangnya kaya gimana?"

"Gue ga tau, gue coba search, bersih, malahan ga ada filenya di department kependudukan, makanya gue butuhin sidik jarinya biar ketauan siapa nama aslinya. Sepertinya sih dia seorang tua bangka."

"Kenapa emangnya?" tanyaku penasaran.

"Hmmm... dia merajai bisnis dunia hiburan malam, narkoba, minuman keras, jual beli cewe, pokonya sepertinya dia ga ada bagus-bagusnya. Dia seorang penjahat kotor." Aku melihat kilatan kemarahan di mata Brian, sepertinya baru kali ini aku melihatnya seperti itu.

"Terus, gimana caranya gue ngenalin dia? Orang lo aja ga tau." Tanyaku sambil manyun.

"Gue udah urus semua lo tinggal kesana tar dianter ketemu orangnya." Jawabnya tanpa menoleh kearahku dia masih menatap lurus ke jalanan.

"Inget ya Eve, apa yang udah gue ajarin semua. Kalo lo panik ato terjadi sesuatu langsung pijit permata itemnya ya?"

"Iya tau gue, kaya baru pertama kali aja jadi spy."

"Gue ga mau lo kenapa-napa Eve." Dia menatapku dengan khawatir.

"Kalo lo takut gue kenapa-napa ngapain lo ajak gue ikut misi ini?" lalu dia diam tanpa kata.

**

Aku berdiri didepan pintu masuk salah satu tempat hiburan malam di Jakarta, jantungku berdegup kencang, sungguh aku merasa gugup. Lalu ada seorang pria berpostur tubuh besar dengan tindikan di kedua telinganya dengan tattoo naga melingkar lehernya menghampiriku.

"Lo ayam yang sudah dipesen bos kan?" Aku mengangguk. But wait ayam? Lo kira gue ayam goreng tepung apa, yang udah di pesen dan siap diantar.

Lalu dia menyuruhku mengikutinya. Sepanjang jalan menuju ke atas aku melalui lautan manusia yang sedang menari di lantai dansa, ada juga yang sedang bermesraan di pojokan table, seperti berciuman sambil digerayangi tubuhnya dan ada juga wanita yang tengah duduk diatas seorang pria sambil menggesekkan kepunyaannya kepada pria itu. Aku juga melihat wanita yang menari dengan setengah bugil mengelilingi tiang dibawahnya banyak pria-pria hidung belang yang memujanya dengan menyelipkan uang ratusan ribu ke dalam celana dalamnya dan kadang juga sambil meremas payudaranya dan mencium tangannya. Iyuh.. sungguh pemandangan yang sangat menjijikan dan aku merasa seperti jalang di tempat ini. Sesampainya di koridor lantai 4, aku rasa ini tempat VVIP, karena disepanjang koridor banyak pria dengan setelan jas hitam berjaga-jaga di depan sebuah kamar. Aku rasa jantungku akan copot sebentar lagi, aku merasa sedang berada di atas tiang gantungan. Dan bagaimana bila Brian tidak dapat mengevakuasiku mengingat semua penjagaan yang ketat diatas sini. Sampai di depan pintu seorang pria berjas hitam menarik tanganku dengan kasar. "Buka bajumu." Aku melotot tajam kearahnya. "Apa lo mau, paket rusak sebelum bos lo ngebuka paketnya?" dia menatapku tajam lalu dia membuka pintu masuk ke dalam kamar. Aku menunggu di depan pintu dan tidak lama kemudian dia keluar dan menyuruhku masuk.

Ketika aku masuk ke dalam kamar, kamar ini di dominasi oleh warna putih dan kamar ini begitu luas. Lalu dihadapanku ada seorang pria yang duduk membelakangiku. Meja kerjanya menghadap ke arah pintu balkon yang dibuka lebar-lebar sehingga angin malam dapat masuk dengan leluasa ke dalam kamar. Dingin, sejuk dan mencekam suasana yang aku rasakan di dalam kamar ini. Aku mematung selama 10 menit di depan pintu masuk tadi dan dia masih saja duduk membelakangiku. "Kau bisa duduk di sofa nona, tidak perlu berdiri disana untuk waktu yang lama", akhirnya dia memecahkan keheningan malam ini.

Just MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang