MY LUCKY CHARM

8.2K 444 14
                                    

Hello semuanya, maafkan saya yang tidak menepati janji. Maafkan saya karena baru hari ini update padahal viewersnya udah 4.1 K, maklum ya weekend slow respond. Haha.

Entah kesambet apa gitu ya, aku di part ini rada-rada mesum #cengarcengirsendiri, jadi mohon untuk menyikapi dengan bijaksana tulisan ini.

Mulmed : Papa Ray sama Tante Clara 

WARNING 18 +


"Loh kok pulangnya cepet? Mana Eve?" Tanya Clara kepadaku.

"Ga ke butik?" Tanyaku padanya.

"Jangan jawab pertanyaan dengan pertanyaan Ray." Jawab Clara sambil bertolak pinggang. Dia sudah tau sifatku yang selalu mengalihkan pembicaraan. Aku duduk di meja makan memperhatikan sosok wanita yang sedang masak dihadapanku. Aku sungguh merasa egois selama ini membiarkan Clara berada disampingku, mencurahkan seluruh cinta untukku dan Eve tanpa memberikannya kepastian. Mungkin sudah saatnya aku melupakan seluruh kejadian dimasa lalu dan mulai untuk membuka hatiku untuk Clara.

"Kopi atau Teh?" Tanya Clara membuyarkan lamunanku.

"Kopi. Terimakasih." Jawabku sambil tersenyum kepadanya. Clara memberikanku secangkir kopi hangat lalu dia duduk disisiku.

"Ada apa Ray?" tanyanya lembut.

Aku menghela nafas dalam-dalam. "Aku tidak tau apa yang aku lakukan itu salah atau tidak. Aku hanya ingin melihat Eve putri kecilku bahagia." Clara memegang tanganku dan mengelus-elus dengan lembut punggung tanganku.

"Tadi pagi ketika dia turun dari kamar, aku tau dia sedang berusaha menyembunyikan kesedihan dengan senyuman lebarnya, aku juga tau aku ga berhak melarang dia untuk jatuh cinta." Clara terdiam mendengarkan curahan hatiku.

"Dan ketika dia mengakui pernah berciuman sebanyak 3 kali dengan pria itu, aku kaget, aku tau dia tidak akan mungkin membiarkan seorang pria menyentuhnya, tanpa dia ada rasa dengan pria itu. Disitu aku sadar dia jatuh cinta dengan pria itu. Dan dia rela melepaskan pria itu untuk membuatku senang. Selama ini dia selalu menuruti semua keinginanku, tidak pernah sekalipun membantah ucapanku. Aku rasa aku harus merelakan dia untuk bahagia, merasakan hal-hal yang sudah semestinya dirasakan oleh remaja seumurannya." Ucapku dengan tulus.

"Aku yang telah mengambil kebahagiaannya selama ini, aku ingin dia bahagia. Jadi, aku.. aku mengizinkan pria itu mendekati putri kecilku." Ucapku dengan lemah.

Clara memelototkan matanya kepadaku, entah dia kaget, senang atau tidak percaya dengan yang barusan dia dengar. "Are you serius?" tanyanya kepadaku dengan sedikit berlebihan.

Aku hanya membalas dengan anggukkan lemah.

"Bagaimana bisa?" tanyanya kembali.

Aku sedikit merengut kepada Clara seolah-olah dia tidak percaya aku dapat berbuat hal ini.

"Tadi ketika aku akan menjemput Eve dari pertunjukan, aku bertabrakan dengannya. Dia memperlakukanku dengan sopan, dia juga meminta maaf soal kejadian makan malam waktu itu. Dan yang membuatku sedikit hatiku tergerak dia membawakan obat luka untuk Eve, tadinya dia hendak menitipkan obatnya kepadaku, tapi aku suruh dia memberikannya langsung pada Eve. Lalu aku memberikannya izin untuk mendekati Eve dengan syarat, sekali dia menyakiti Eve, nyawanya akan hilang ditanganku." Aku bercerita kepada Clara dengan penuh semangat sampai-sampai aku meremas tangannya dengan kuat.

"Kamu sungguh berjiwa besar Ray." Dia menepuk-nepuk punggungku sambil tersenyum. Sungguh senyuman ini yang membuatku tenang selama ini, senyuman yang selalu aku tunggu ketika aku tiba di rumah.

"Tadi juga Eve, menyanyikan lagu cinta untuk mama, membuatku terrenyuh, aku merasa jahat selama ini selalu menutupi kejadian yang sebenarnya padanya. Aku seorang ayah yang gagal Clara, gagal dalam membesarkan putriku." Aku bersandar kepundak Clara meluapkan semua beban yang selama ini aku pendam.

Just MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang