JOBS

13K 652 14
                                    

"Are you serious?" tanyaku dengan nada yang aku buat menjadi aga horror.

"Lo ga budeg kan?" Dia menatapku tajam.

"Kalo lo ga bisa, ga apa-apa gue mau cari cara lain, tapi kali ini bener-bener kesempatan emas, itu orang susah banget buat dideketin." Sekilas aku lihat mukanya dan sepertinya dia benar-benar berharap padaku, aku tau meskipun dia bilang seperti itu tapi dia sangat mengharapkan bantuanku. Dia terus saja menatapku meminta persetujuan. "Gue juga udah nyiapin scenario brillian untuk bisa ngedeketin dia, semuanya sudah sangat sempurna sekarang tinggal persetujuan lo mau ato ngga?"

"Oke, fine." akhirnya aku menjawab dengan pasrah dan mengalah.

"Terus gue nyamar jadi apa sekarang?"

"PSK," jawabnya singkat.

"What? Ga salah denger gue? PSK? Perek gitu maksud lo?"

"Iya. Lo masih bisa mundur sekarang kalo lo mau."

"Lo kan tau sendiri, gue belom pernah ngerasain pacaran apalagi gituan. Lo ga gila kan? Masa gue mau dijadiin tumbal sih?"

"Plis deh Eve, lo jangan drama dulu, masa iya gue mau jual lo. Nggalah. Gue cuma butuh lo untuk masuk kesana ambil gelas yang dia minum. That's it. Disana ada saliva dan sidik jarinya bagus-bagus lo dapetin rambutnya sekalian."

"Terus kalo gue sampe kenapa-kenapa disana gimana?"

"Makanya gue bawa peralatan ini buat jagain lo," sambil menyerahkan tas ranselnya kepadaku.

"Apaan nih?"

"Kostum sama alat pengaman."

"Are you sure?"

"Lo liat aja sendiri, terus yang ga ngerti tanya." Aku membuka tas ransel yang dia bawa. Aku keluarkan semua isinya sehingga berserakkan diatas meja. Aku masih menganga melihat apa yang dia bawa di dalam tasnya. Banyak perlengkapan wanita dan lingeri hitam lengkap dengan stocking jaringnya ada juga scraf bulu-bulu dan ada juga borgol plastik. Oh My God ngebayanginnya aja udah ngeri. Aku harus menggunakan itu? Oh Really?

"Kenapa lo bengong? Belum pernah liat barang kaya gini?"

"Demi apa ya Brian, masa gue lo suruh pake baju gituan. Ngeliatnya aja merinding gue."

"Ya lo masa mau jadi PSK mau pake baju gamis gitu? Lagian not bad kalo kata gue, bagus ko ini modelnya, kesannya garang, sexy dan menggiurkan gitu."

"In your dream Brian". Dia tertawa mesum melihatku memutar bola mata.

"Sini gue jelasin satu persatu." Dia mengeluarkan tube lisptik berwarna gold dan ketika dibuka warna merah merekah mirip bibir Emma Stone.

"Ini namanya Kiss Of Death. Kenapa disebut kaya gitu karena lipstick ini mengandung obat bius dosis tinggi kalo bibir lo nempel sama bibir dia tunggu 5 menit doi langsung teler".

"WOI... Lo gila apa masa gue harus ciuman sama seorang pembunuh? Bibir gue masih suci tau!!" aku melotot tajam kepada Brian dan sedikit muak membayangkan aku berciuman dengan om-om berdarah dingin, HUEKKKK.. It's Big No.

"Ya kan buat jaga-jaga dipake boleh ga dipake juga ga apa-apa, tapi inget sebelum lo pakai lipstick itu lo harus lapisin dl bibir lo pake ini mencegah biar lo ga teler. Ini adalah penawar racunnya." Dia memberikan lipglosh berwarna pink kepadaku. Lalu dia membuka kotak cincin lalu menyematkan cincin silver dengan mata berwarna hitam ini di jari manisku. Lalu dia menatapku dan membuat pipiku merona. Jantungku sepertinya berdetak lebih cepat dan tiba-tiba saja udara disekitarku menjadi panas. Aku merasa gugup seketika.

Just MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang